Thursday, October 27, 2016

Mesin Game Impian Itu Bernama Nintendo Switch

Nintendo Switch
Halo Sahabat Gamer, saya Gamer Jalanan, bulan ini adalah bulan yang menyenangkan buat saya, semuanya gara-gara video pengumuman konsol terbaru Nintendo, Nintendo Switch. Walau hanya berdurasi tiga menitan, namun video ini cukup untuk membuat saya terpesona menyaksikan tampilan awal dari konsol yang sebelumnya diberi nama kode NX ini. Yang membuat saya terpana adalah konsep yang dihadirkan Switch, yang merupakan hibrida alias perpaduan antara konsol game rumahan/home console dengan konsol handheld portabel.

Agak rumit mendeskripsikan konsep Nintendo Switch, sederhananya konsol ini bisa dimainkan di televisi dan juga bisa dimainkan secara portabel dimanapun. Piranti utamanya berbentuk menyerupai tablet dengan kontroler yang menempel di kanan kirinya. Kedua kontroler yang disebut Joy-Con ini bisa dilepas untuk dimainkan dengan tablet diberdirikan seperti pigura ala netbook, sekaligus memungkinkan permainan dua orang. Untuk memainkannya di televisi, tinggal menyambungkan tabletnya ke piranti yang disebut Dock.

Dari video yang saya lihat, setidaknya ada tiga cara memainkan Nintendo Switch. Pertama memainkannya di televisi ala konsol rumahan, kedua memainkannya secara portabel ala tablet smartphone/PS Vita, dan cara ketiga dengan memainkannya seperti bermain game di netbook. Ketiga cara ini jelas menciptakan pengalaman bermain game yang unik dan inovatif ketimbang dua konsol game terkini lainnya saat ini, PS4 Pro dan Xbox One Scorpio. Sekali lagi, Nintendo menjadi berbeda dengan menciptakan inovasi dan variasi yang terbilang menarik dan menyenangkan.

Bermain multiplayer dengan hanya satu konsol portabel.
Konsep Nintendo Switch ini adalah konsep yang sangat cocok untuk saya, seakan menjawab harapan saya akan konsol video game impian. Begini, saya ini orangnya punya mobilitas tinggi, di mana konsol portabel merupakan pilihan bagi gamer seperti saya. Namun di satu sisi, saya selalu menginginkan memiliki konsol game rumahan, yang bisa saya mainkan bersama keluarga dan teman di rumah saya di waktu-waktu senggang saya. Nah, Nintendo Switch memenuhi kedua kriteria tersebut, sehingga sangat cocok bagi profil gamer seperti saya, Gamer Jalanan. Karena itu, saat ini Nintendo Switch menjadi konsol game impian saya, yang saya sangat berharap bisa memilikinya di kemudian hari. 

Selain konsep hibrida menarik yang ditawarkannya, ada beberapa alasan lainnya yang membuat saya lebih memilih Nintendo Switch ketimbang konsol-konsol game lainnya, sekalipun itu buatan Nintendo. Alasan tersebut adalah layarnya yang tunggal (mono) yang membuat permainan lebih terfokus. Jujur saja saya kurang sreg dengan Nintendo DS, 3DS, dan Wii U yang memiliki dua layar permainan atau dual screen. Buat saya, dua layar membuat perhatian saya jadi terpecah dan itu mengurangi kenikmatan permainan. Makanya saya tidak terlalu tertarik untuk membeli ketiga konsol tersebut. Sebelum adanya Nintendo Switch, saya malah lebih tertarik membeli GBA SP yang begitu portabel dengan layarnya yang tunggal.

Konsol portabel sudah jadi impian saya sejak lama.
Meskipun belum dikonfirmasikan, video awal Nintendo Switch mengindikasikan tidak adanya fitur touch-screen atau layar sentuh. Mungkin bagi kebanyakan orang, apalagi di era mobile gaming saat ini, ketiadaan layar sentuh dianggap sebagai kekurangan. Tapi buat saya tidak adanya fitur ini bukanlah menjadi masalah. Bahkan saya cukup senang bila fitur ini memang tidak diikutsertakan di Nintendo Switch. Buat saya, touch-screen mengurangi kenikmatan permainan karena di saat bersamaan saya mesti menggunakan tombol gamepad dan pen stylus sekaligus, yang bisa sangat menyusahkan. Sekali lagi, inilah alasan saya tidak terlalu tertarik membeli NDS maupun 3DS.

Video pertama Nintendo Switch juga menunjukkan elemen multiplayer yang terlihat sangat menyenangkan. Multiplayer merupakan salah satu elemen penting yang saya cari dari konsol video game. Sayangnya konsol yang ada saat ini buat saya terbilang ribet dalam menyajikan fitur multiplayer, yang mayoritas disajikan secara online. Bicara soal online artinya butuh koneksi internet dan itu tidak murah di Indonesia. Nah, saya melihat fitur multiplayer di Nintendo Switch sepertinya tidak serumit itu, bahkan terbilang sederhana. Dalam wujud portabel, saya bisa membawa konsol saya kemana saja, dan mengajak teman-teman yang saya temui untuk bermain bersama. Bentuk multiplayer seperti ini tentunya lebih bernilai sosial, bisa meningkatkan keakraban, ketimbang bermain secara online yang serba anonim.  
Game Super Mario terbaru siap meluncur untuk dimainkan di televisi.
Dengan serangkaian pengumuman yang dirilis, saya pun tidak perlu khawatir dengan pustaka game yang bakal dirilis di Nintendo Switch. Nintendo mengumumkan begitu banyak developer third-party kenamaan yang bakal ikut mendukung konsol ini dengan game-game buatan mereka. Sepertinya Nintendo menyadari benar kesalahan mereka dengan Wii U yang mayoritas didominasi game-game buatan Nintendo sendiri. Pengumuman ini cukup membuat saya yakin kalau selain memainkan game-game ikonik Nintendo yang merupakan favorit saya seperti Mario dan Zelda, saya juga bisa memainkan game-game dewasa lainnya yang selama ini hanya ada di PlayStation dan Xbox.

Tentu saya juga sudah mengincar game-game untuk saya mainkan di Nintendo Switch, khususnya yang sudah dipastikan ada di konsol ini. Video pertama Nintendo Switch saya rasa sudah cukuplah memberikan jaminan permainan seru. Sebut saja ‘The Legend of Zelda: Breath of the Wild’, Super Mario terbaru, Mario Kart terbaru, Sonic the Hedgehog terbaru, dan tentu saja, game Wii U yang sangat ingin saya mainkan, Splatoon. Di luar game-game yang muncul di video tersebut, saya mengharapkan serial-serial ikonik Nintendo favorit lainnya ada di Switch, seperti Pokemon, Super Smash Bros., F-Zero, dan Metroid. Pun, saya berharap ada game-game non-Nintendo favorit saya di konsol ini seperti Tetris, Final Fantasy, dan Street Fighter.

Menggunakan media cartridge, Switch tidak kompatibel dengan Wii U dan 3DS.
Meski terbilang inovatif, variatif, unik, dan menarik, saya melihat ada beberapa kekurangan yang dimiliki Nintendo Switch. Dalam pengumumannya, Nintendo mengonfirmasikan kalau Switch tidak memiliki backward compability alias kemampuan memainkan game-game dari konsol terdahulu, dalam hal ini Wii U dan 3DS. Media cartridge Switch jelaslah bertolak belakang dengan Wii U yang menggunakan CD, sementara ukuran slot cartridge Switch tidak sebesar 3DS. Ini tentu sangat mengecewakan karena ada beberapa game Wii U dan 3DS yang ingin saya mainkan seperti Final Fantasy Explorers dan Pokemon Sun & Moon. Semoga saja nantinya ada game-game sejenis itu di Nintendo Switch.

Buat saya kelemahan Switch saat ini hanya pada ketiadaan backward compability. Sementara hal-hal yang oleh banyak orang disebut kelemahan, buat saya tidak masalah. Contohnya soal grafis yang kemungkinan besar tidak secanggih PS4 Pro atau Xbox One Scorpio. Well, saya ini gamer murni yang menilai sebuah permainan dari faktor menyenangkan, jadi bukan masalah bila grafis Switch tidak setajam dua konsol tersebut. Saya tidak peduli dengan grafis selama game yang saya mainkan terasa menghibur. Setidaknya grafis Switch sebanding kualitasnya dengan Wii U yang menurut saya sudah sangat baik. Dan melihat video penampakan Nintendo Switch, game-game yang ditampilkan dalam video tersebut memiliki grafis yang terbilang menawan, dengan warna-warna cerah yang menyenangkan.

Saya penasaran dengan kenyamanan menggunakan Joy-Con.
Lantas bagaimana dengan kontrolernya, Joy-Con, yang kelihatannya tidak nyaman digunakan? Well, ini menjadi perhatian saya. Setelah dilepas dari tablet, Joycon terbagi dua dan bisa digunakan untuk bermain multiplayer. Ukurannya menjadi kecil, sangat kecil malahan. Ini berpotensi mengurangi kenikmatan permainan. Akan tetapi sepertinya ukuran kecil dari kontroler ini sesuai dengan skema game yang dimainkan. Lihat saja video di ketika dua orang sedang memainkan Mario Kart di mobil atau permainan NBA. Mario Kart kan tidak butuh banyak tombol untuk memainkannya, sehingga rasanya akan terasa mudah menggunakan kontroler tersebut. Kalaupun hasil akhirnya kurang terasa nyaman, bisa diantasi dengan menggunakan Pro Controller yang rasanya layak dibeli untuk melengkapi kenikmatan bermain di Nintendo Switch.

Sayangnya belum ada pengumuman resmi terkait berapa harga yang dibanderol Nintendo untuk bisa memiliki konsol ini. Hanya ada pengumuman tanggal rilisnya yang diperkirakan di suatu hari bulan Maret 2017. Masalah harga ini penting bagi saya karena menentukan apakah saya sanggup untuk membelinya atau tidak. Sekalipun harganya relatif mahal, saya akan mengupayakan untuk menabung agar bisa memilikinya. Walaupun itu terasa sulit karena sebagai gamer yang sudah berkeluarga, banyak kebutuhan lain yang lebih penting untuk dipikirkan. Ya semoga saja harganya tidak terlalu mahal, sekitar 200 dolar rasanya cukup. Atau kalau itu masih kurang, 250 dolar saya rasa bisa saya kejar. Kalau di atas 300 dolar, wah, itu akan sangat sulit saya usahakan.

I'm waiting....
Ya itulah tadi kira-kira kesan pertama saya saat melihat konsep Nintendo Switch. Buat saya konsol ini sekarang menjadi sistem video game impian saya. Sejak remaja saya selalu berkeinginan bisa membeli konsol game buatan Nintendo, dan saya sudah memutuskan Nintendo Switch yang akan saya beli. Semoga saja saya bisa membelinya, mewujudkan impian saya memiliki konsol game Nintendo saya sendiri, sebagaimana ayah saya yang pernah membeli konsol NES asli. Bagaimana menurut kalian Sahabat Gamer? Bagaimana pendapat kalian tentang Nintendo Switch? Apa kalian juga berminat memilikinya? Saya Gamer Jalanan, terima kasih sudah membaca catatan saya ini dan... salam gamer! (gj)

*NB: Gambar-gambar diambil dari YouTube.

No comments:

Post a Comment