Thursday, September 24, 2020

Mengenang Nintendo 3DS: Perjalanan Jatuh Bangun Sembilan Tahun

Halo Sahabat Gamer, saya Retro Lukman, akan mengajak sahabat gamer semua mengenang konsol video game Nintendo 3DS dalam perjalanannya jatuh bangun selama sembilan tahun lebih.

Diberitakan pekan lalu, tepatnya 16 September 2020, Nintendo secara resmi menghentikan produksi semua lini konsol Nintendo 3DS, termasuk versi terakhirnya yaitu New 2DS XL. Artinya konsol Nintendo 3DS sudah tidak diproduksi lagi. Hal ini memang wajar, karena Nintendo sekarang fokus pada konsol hibrida teranyar mereka Nintendo Switch.

Diberhentikannya semua produksi 3DS ini menandakan akhir dari era Nintendo 3DS yang sempat mewarnai belantika industri video game, khususnya konsol handheld atau portabel, sejak pertama kali dirilis ke publik sembilan tahun lalu, tepatnya Maret 2011 untuk skala internasional. Hampir sepuluh tahun ya.

Kabar Nintendo berhenti memproduksi 3DS.

Pemberhentian produksi ini sekaligus juga mengakhiri era handheld dua layar Nintendo DS yang dimulai sejak 2004. Sebuah perjalanan yang sangat lama tentunya. Banyak cerita menarik dalam perjalanan konsol handheld Nintendo di era video game generasi kedelapan ini. Nintendo menjadikan 3DS sebagai penerus konsol handheld mereka sebelumnya, Nintendo DS.

Nintendo 3DS hadir sebagai pembaruan dari Nintendo DS. Bisa dibilang konsol ini adalah bentuk sempurnanya Nintendo DS. Fisik konsol ini masih clamshell lipat dua layar, namun kemampuan hardware-nya ditingkatkan maksimal dengan grafis dan suara yang jauh lebih tajam, begitu memukau. Intinya lebih canggihlah bila dibandingkan Nintendo DS. 

Tampilan Nintendo 3DS versi awal.

Berbagai fitur ditambahkan dalam konsol ini khususnya fitur yang menjadi keunggulan utamanya yaitu layar 3D stereostopik, yang menjadi alasan kenapa konsol ini diberi nama 3DS. Layar stereostopik ini memungkinkan 3DS menghadirkan permainan secara tiga dimensi tanpa bantuan kacamata khusus. Dengan teknologi ini, gambar di layar atas 3DS bisa terlihat begitu timbul, gambarnya seperti keluar mencuat dari dalam layar.

Fitur-fitur pendukung lainnya juga dihadirkan Nintendo di 3DS, meliputi kemampuan sensor gerak gyroskop, kamera Augmented Reality, dan StreetPass. Nilai jual 3DS makin bertambah berkat kemampuan backward compability yang dimilikinya, yaitu bisa memainkan semua cartridge game Nintendo DS.

3DS adalah penerus NDS.

Sayangnya semua fitur unik tersebut seakan menjadi sia-sia tatkala harga konsol ini dibanderol sekira USD 250 ketika dirilis. Harga ini dianggap terlalu mahal kala itu untuk ukuran handheld. Saya lupa pastinya, tetapi seingat saya dahulu harganya di Indonesia mencapai Rp 3 juta.

Kondisi ini diperparah dengan jumlah game pembukanya alias launch title yang terbilang sedikit dan kurang menarik. Apalagi kala diluncurkan tidak ada game baru dari serial-serial ikonik Nintendo yang biasanya menjadi killer app macam Mario, Zelda, atau Pokemon. Alhasil penjualan 3DS di awal-awal peluncurannya pun tidak seperti yang diharapkan Nintendo.

Launch titles 3DS yang mengecewakan.

Menyadari kesalahan mereka, Nintendo lantas melakukan pemotongan harga secara drastis menjadi sekira 170 dolar amerika demi menarik pembeli. Menariknya pemotongan harga ini dilakukan hanya empat bulan sejak pertama kali 3DS dirilis. Hal ini membuat gamer yang membeli 3DS saat awal-awal peluncuran dengan harga aslinya menjadi kesal.

Nintendo lantas memberikan kompensasi kepada para pembeli awal tersebut lewat 3DS Ambassador program, yaitu memberikan gratis 10 game NES dan 10 game GBA di konsol Nintendo 3DS yang sudah dibeli dengan harga awal itu. Game-game GBA yang diberikan pun terbilang menarik dari serial-serial ikonik Nintendo.

Langkah pemangkasan harga ini terbilang berhasil mendongkrak penjualan 3DS. Apalagi secara bertahap game-game baru yang berkualitas bermunculan untuk konsol ini seperti Super Mario 3D Land, Mario Kart 7, Pokemon X & Y, Fire Emblem Awakening, Zelda: Link Between World, Animal Crossing: New Leaf, Resident Evil Revelation, hingga Monster Hunter 4 Ultimate.

3DS XL dan sederet gamenya.

Seperti konsol-konsol handheld terdahulu mereka, pada tahun-tahun berikutnya Nintendo merilis sederet variasi model 3DS. Mulai dari Nintendo 3DS XL yang memiliki ukuran konsol dan ukuran layar lebih besar pada Juli 2012. Lalu Nintendo 2DS, versi tanpa layar 3D dari Nintendo 3DS dengan bentuk menyerupai tablet yang tidak bisa dilipat pada Oktober 2013. Versi lebih murah ini direkomendasikan untuk target anak-anak yang rentan efek 3D. Meski banyak dicibir karena bentuknya yang aneh, banyak kalangan menyebut desain 2DS begitu ergonomis dan nyaman bila dibandingkan versi 3DS lainnya.

Kemudian Nintendo meluncurkan versi paling powerful dari 3DS yaitu New Nintendo 3DS dan New Nintendo 3DS XL yang memiliki efek 3D stabil, prosesor lebih cepat, akses amiibo langsung, tombol analog tambahan, serta sederet game eksklusif yang hanya bisa dimainkan di model ini. Versi yang dirilis tahun 2014 ini bisa dibilang merupakan versi definitif dari konsol Nintendo 3DS. Walaupun versi ini dikritik lantaran hadir tanpa charger serta akses yang sulit untuk membuka slot SD card.

2DS, 3DS, dan New 3DS XL

Dan ya, pemberian nama variasi konsol Nintendo 3DS ini memang sangat membingungkan dan dipertanyakan para gamer. Bahkan dianggap sebagai salah satu nama konsol terburuk yang pernah ada. Bayangkan saja, New Nintendo 3DS? Bagaimana kalau sudah beberapa tahun, apakah konsol ini masih New Nintendo 3DS? Ah sudahlah. 

Seakan empat model itu belum cukup, Nintendo menghadirkan versi terakhir konsol ini pada Juli 2017 yaitu Nintendo 2DS XL. Versi terakhir ini memiliki kemampuan New Nintendo 3DS XL namun tanpa layar 3D. Tidak seperti versi pertama 2DS yang menyerupai tablet, New 2DS XL hadir dengan bentuk clamshell layaknya 3DS, tetapi dengan bodi lebih ramping.

New 2DS XL, varian terakhir 3DS.

Sejak rilis 2011 hingga resmi disetop produksinya 16 September lalu, Nintendo 3DS telah mencatat penjualan lebih dari 75 juta unit untuk semua modelnya secara internasional. Meski terbilang banyak, namun melihat angka ini, 3DS gagal meneruskan kesuksesan pendahulunya yaitu Nintendo DS yang terjual 154 juta unit atau dua kali lipat lebih banyak dari penjualan 3DS. 

Namun demikian 3DS tetap menjadi salah satu konsol terlaris Nintendo. Ya paling tidak jauh lebih baik ketimbang konsol rumahan Nintendo di generasi yang sama, Nintendo Wii U yang hanya mencatat penjualan 13 juta unit dan didaulat sebagai konsol rumahan Nintendo dengan penjualan terburuk.

Nintendo 3DS juga unggul atas rivalnya di generasi kedelapan, yaitu konsol portable buatan Sony, PlayStation Vita alias PS Vita. Konsol penerus PSP ini diperkirakan hanya terjual 16 juta unit selama masa produksinya. Tentu Nintendo 3DS unggul jauh walaupun secara spesifikasi PSVita terbilang lebih canggih dan powerful.


3DS mengalahkan PSVita dari segi penjualan.

Dari sisi pustaka game sendiri Nintendo 3DS terbilang sangat solid, dengan jumlah gamenya mencapai lebih dari seribu tiga ratus judul, ratusan di antaranya terbilang berkualitas dan menarik untuk dimainkan. Meliputi game-game first party dari serial-serial ikonik Nintendo seperti Zelda, Mario, Pokemon, Fire Emblem, Animal Crossing, hingga Kirby. 

Nintendo 3DS juga mendapat dukungan dari banyaknya game buatan third party yang tak kalah seru macam Bravely Default, Monster Hunter, serta Resident Evil. Jangan lupakan juga  sederet game indie yang bisa diunduh di eShop macam Shovel Knight. Mario Kart 7 menjadi game terlaris di Nintendo 3DS dengan catatan penjualan mencapai 18 juta kopi, diikuti Pokemon X and Y juga Sun and Moon dengan masing-masing terjual 16 juta kopi.

Mario Kart 7, game terlaris di 3DS.

Perjalanan sembilan tahun lebih Nintendo 3DS ini jelaslah sangat menarik. Bagaimana tidak, dari awalnya terjatuh, kurang laku gara-gara harganya yang mahal, menjadi bangkit, bangun, pelan-pelan melangkah mencatatkan kesuksesannya. Ya walaupun sukses itu relatif, tergantung sudut pandang masing-masing. Hahaha.

Pengalaman saya pribadi, saya cukup dibuat takjub dengan konsol Nintendo 3DS ini saat pertama kali diumumkan tahun 2011, saat itu saya sedang menanti wisuda kuliah. Saya sempat berkeinginan membeli konsol ini, walaupun waktu itu belum tahu game apa yang akan saya dimainkan karena game Pokemon terbaru belum ada waktu itu.

Tetapi keinginan itu sempat hilang ketika saya sudah bekerja dan sibuk dengan pekerjaan saya. Barulah kemudian di 2019 lalu akhirnya saya bisa memiliki konsol ini, setelah beberapa judul gamenya memikat saya untuk segera memilikinya (ceritanya bisa dibaca di sini). Sangat terlambat memang, mengingat setahun kemudian di 2020 ini produksinya dihentikan. 

Konsol 3DS milik saya.

Tetapi dengan sederet keunikan dalam konsol ini ditambah ratusan game berkualitas yang dimilikinya, saya pikir cerita saya dengan Nintendo 3DS masih akan tetap berlangsung lama. Masih banyak game idaman di Nintendo 3DS yang menunggu untuk dimainkan, sementara di satu sisi waktu luang saya begitu sedikit. Ya maklumlah, dilema orang dewasa. Hahahaha.

Masa Nintendo 3DS akhirnya berakhir, berganti masa Nintendo Switch. Namun sembilan tahun terakhir tentu memberikan kenangan bagi mereka yang mengenal konsol ini. Bagaimana dengan sahabat gamer? Apa pendapat kalian tentang konsol ini? Apa kalian punya pengalaman berkesan dengan konsol ini? Tidak perlu segan membagikannya di kolom komentar ya. 

Oh iya, artikel ini juga sudah saya buatkan versi videonya, yang bisa teman-teman tonton di channel YouTube saya, Retro Lukman. Bisa ditonton di sini (klik).

Terima kasih teman-teman sudah membaca, Saya Retro Lukman Gamer Jalanan, sampai jumpa lagi di artikel berikutnya dan... Salam Gamer! (gj)

No comments:

Post a Comment