Saturday, January 16, 2016

10 Game Fighting Terbaik Versi Saya

Genre berantem satu lawan satu, atau yang kini lebih dikenal dengan genre Fighting, merupakan salah satu genre video game favorit saya, Gamer Jalanan. Kenapa jadi favorit saya? Karena rasanya seru dapat bertarung menggunakan karakter favorit saya, dengan jurus-jurus dan gerakan yang keren dalam melawan setiap lawan. Dan game fighting merupakan sarana yang tepat untuk melampiaskan emosi, karena rasanya seperti menghajar orang, padahal cuma bermain video game.

Sejak mengenal genre ini pertama kali melalui game Street Fighter II Turbo, sudah banyak game bergenre fighting yang saya mainkan. Mulai dari game-game buatan Capcom, SNK, Namco, hingga Nintendo. Di antara banyak game fighting yang pernah saya mainkan tersebut, ada 10 judul yang menurut saya merupakan game fighting terbaik. Dalam menentukan game terbaik ini, saya memiliki kriteria tersendiri, yaitu game tersebut memiliki daftar karakter yang seimbang, unik, dan tidak pasaran; memiliki alur cerita yang menarik; grafis dan suara yang keren; dan tentunya gameplay yang menantang sekaligus adiktif, tentunya memiliki replay value. 

‘Chrono Trigger’, RPG Terbaik dari Tim Impian

(sumber gambar: official art)
Apa jadinya bila sebuah game role-playing game (RPG) didesain oleh sebuah tim yang terdiri dari orang-orang hebat dalam genre ini? Jawabannya adalah sebuah game RPG spektakuler yang diklaim sebagai salah satu yang terbaik sepanjang masa, Chrono Trigger. Game yang dikembangkan dan dirilis oleh Square pada 1995 untuk mesin Super Nintendo Entertainment System (SNES) ini digarap dengan serius oleh ‘Dream Team’ yang terdiri dari Hironobu Sakaguchi (pencipta Final Fantasy), Yuji Hori (pencipta Dragon Quest), dan Akira Toriyama (pencipta Dragon Ball). Maka jangan heran bila hasilnya sebuah game yang mengagumkan yang masih dipuji hingga sekarang.

Sebagai salah satu game terbaik, Chrono Trigger menghadirkan sebuah pengalaman video game yang komplet. Mulai dari gameplay sederhana namun menantang, jalinan cerita yang kompleks dan seru, serta tampilan visual menawan berbalut kompilasi musik indah, dan tentu saja inovasi permainan yang ditawarkan, membuat game ini begitu membekas di benak siapapun yang pernah memainkannya, termasuk diri saya tentunya. Bahkan menurut saya dan menurut sebagian besar penggemar RPG fanatik di luar sana, game ini jauh lebih baik dibandingkan seri Final Fantasy yang rilis di mesin yang sama, Final Fantasy VI (Final Fantasy III di Amerika).

Thursday, January 14, 2016

Gamer Indonesia Mesti Santun dan Taat Aturan

(sumber gambar: giantbomb.com)
Sebuah kabar mengecewakan datang dari jagat e-sports DOTA 2. Ada dua tim DOTA 2 Indonesia yang bisa dibilang membuat nama Indonesia tercoreng dalam event kualifikasi terbuka turnamen DOTA 2 bertajuk Shanghai Majors yang diselenggarakan Januari 2016 ini. Dua tim tersebut adalah RISE.CAT dan AVS, keduanya dari Indonesia, telah melakukan hal tak terpuji dan mendapat cemooh dari insan gamer e-sports DOTA 2 dari penjuru dunia.

Dilansir dari JagatPlay, tim pertama yang mencoreng nama Indonesia tersebut adalah RISE.CAT. Tim ini melakukan aksi tak terpuji dengan aksi unpause sepihak mereka, saat kelima anggota tim lawan, Team Elunes dari India sedang mengalami kendala teknis dan terputus dari permainan. Bukannya pause, RICE.CAT malah menghancurkan barrack milik Team Elunes begitu saja. Alhasil aksi ini mengundang protes dari para gamer DOTA 2 kepada pihak panitia Shanghai Majors. Dengan bukti yang ada, pihak panitia lantas menganulir RISE.CAT tetapi tetap diperbolehkan mengikuti kualifikasi kedua.

Friday, January 8, 2016

Satu Jam Bermain ‘Star Wars: The Force Unleashed’

(sumber gambar: macrumors.com)
Satu jam tidaklah cukup untuk bermain video game. Apalagi video game zaman sekarang memiliki rentang waktu permainan hingga berjam-jam dengan tingkat kesulitan yang memaksa kalian memainkannya berulang-ulang. Tapi satu jam cukup untuk memberikan kesan kepada gamer mengenai tampilan game tersebut, dari segi visual, audio, dan gameplay. Dan bagi saya, Gamer Jalanan, satu jam sudah cukup untuk mengetahui bagaimana keseluruhan permainan bakal berjalan, dan cukup waktu untuk menentukan melanjutkan permainan atau menghentikannya.

Pada edisi kedua ‘Satu Jam Bermain’ di blog Gamer Jalanan kali ini, saya memainkan salah satu game dalam waralaba opera luang angkasa populer, Star Wars. Yup, akhir tahun 2015 lalu memang sedang gandrung-gandrungnya Star Wars, dengan dirilisnya film episode ketujuh dari serial ini, The Force Awakens. Gak ketinggalan saya pun ikut kena demam Star Wars juga. Tapi berhubung belum sempat nonton filmnya di bioskop, jadi ya saya hanya bisa memainkan salah satu video gamenya saja. Ya namanya juga Gamer Jalanan, jadi yang ditulis ya tentang video game, bukan tentang ulasan film.