Thursday, September 1, 2016

‘Mighty Final Fight’, Trio Jagoan Mini Bersihkan Kota

(sumber gambar: thepunkeffect.com)
Halo sahabat gamer, saya Gamer Jalanan, terkadang versi mini atau spin-off dari sebuah video game ternama malahan jauh meninggalkan kesan ketimbang game aslinya. Kira-kira seperti itulah saya mendefiniskan game beat’em up di konsol NES ini. Meski tampil dengan kualitas grafis dan gameplay yang kalah jauh dibandingkan ‘Final Fight’, tapi toh tidak membuat ‘Mighty Final Fight’ menjadi game ala kadarnya. Justru buat saya, game ini terasa lebih mengasyikkan ketimbang Final Fight yang seperti game beat’em up lainnya, terasa begitu monoton.

Might Final Fight dirilis tahun 1993 oleh Capcom untuk konsol 8-bit Nintendo Entertainment System (NES). Bila melihat tahun perilisannya, jelas sekali kalau game ini dirilis di kala NES sudah kehilangan pamornya, kalah dibandingkan saudaranya Super Nintendo Entertainment System (SNES) dan bintang baru Sega Mega Drive / Genesis, yang keduanya sama-sama hadir dengan kekuatan 16-bit. Jadi jangan heran bila game ini jarang dikenal di kalangan gamer retro internasional, di mana saya sering menemukan komentar-komentrar di blog retro maupun di YouTube yang menyatakan baru tahu ada game seperti ini.

Mighty Final Fight sendiri di kalangan gamer NES Indonesia kala itu mungkin bukan game yang asing. Karena saya menemukan game ini banyak dimiliki dan dimainkan teman-teman saya waktu itu. Saya sendiri mendapatkan cartridge-nya dari kakak saya sebagai hadiah ulang tahun. Saya sangat senang waktu itu dan memainkan game ini berjam-jam lamanya hingga memahami benar bagaimana permainannya. Saya ingat memainkan game ini berjam-jam di kala liburan di mana saya berhasil menamatkannya setelah melalui beberapa kali percobaan.

Cerita yang disajikan dalam Mighty Final Fight terlihat begitu komikal.
Yang membuat game ini unik adalah bagaimana karakter-karakternya dihadirkan dalam tampilan yang jauh berbeda dari versi aslinya. Bukannya menggambarkan setiap karakternya dalam skala normal dan macho, semua orang dalam game ini baik itu jagoan dan musuh-musuhnya didesain dalam wujud mini dengan gaya super-deformed alias chibi, atau istilah kasarnya cebol. Pun begitu game ini lebih terkesan komikal atau parodi ketimbang serius sebagaimana yang disajikan Final Fight.

Mighty Final Fight mengisahkan tentang penculikan gadis cantik bernama Jessica oleh geng jahat Mad Gear. Jessica adalah putri dari Mayor Haggar, walikota Metro City sekaligus kekasih Cody, seorang petarung jalanan yang jagi tinju. Rupa-rupanya tujuan Belger, pemimpin Mad Gear menculik Jessica lantaran terpesona kecantikan gadis tersebut dan berniat menikahinya secara paksa. Sebelum itu terjadi, Haggar dan Cody dengan dibantu seorang ninja bernama Guy pun mesti turun ke jalanan Metro City untuk membersihkannya dari geng penjahat Mad Gear sekaligus menyelamatkan gadis yang mereka sayangi.

Tiga jagoan yang bisa dipilih.
Ceritanya terdengar klise, tentang penculikan putri yang cantik, tapi entah kenapa kali ini terasa  begitu efektif. Capcom tampaknya paham benar bagaimana memoles alur klise ini dengan melibatkan dua jagoan sekaligus dengan tujuan yang sama, namun masing-masing memiliki hubungan cinta yang berbeda. Haggar sebagai seorang ayah, sementara Cody sebagai seorang kekasih, ditambah Belger yang cintanya bertepuk sebelah tangan. Untuk informasi, dalam game Final Fight yang asli, motif Belger menculik Jessica bukan untuk menikahinya, melainkan untuk memaksa Haggar patuh di bawah kendali Mad Gear.

Segera setelah saya mengetahui singkat ceritanya yang disajikan di pembukaan game sebelum layar judul, saya dihadapkan pada pilihan tiga karakter yang bisa saya mainkan. Masing-masing tampak berbeda, dengan karakter dan jurus yang unik satu sama lain. Haggar yang paling tua, adalah mantan pegulat sehingga jangan heran bila dia memiliki jurus bantingan ‘piledriver’ yang mematikan. Cody yang terlihat sebagai karakter dengan stat paling seimbang, merupakan petarung jalanan yang mengandalkan tinju untuk menjatuhkan lawan-lawannya. Sementara Guy si pendiam, memiliki jurus ninja mematikan di antaranya pukulan seribu bayangan.

Standar beat'em up yang mudah dimainkan.
Gameplay dalam Mighty Final Fight, sebagaimana genre beat’em up, adalah menghajar setiap musuh, anggota geng yang datang di sepanjang level dalam perspektif side-scrolling yang menjadi standar genre ini. Total ada lima level yang disebut round yang mesti dilewati untuk menyelesaikan permainannya. Masing-masing round terdiri dari dua lokasi berbeda yang terbentang dari jalanan kota, pabrik, hingga kapal pesiar. Di penghujung setiap level sudah menanti boss yang mesti ditaklukkan untuk melanjutkan ke round berikutnya.

Setiap karakter jagoan memiliki serangan standar berupa pukulan dan serangan kuat, namun menguras strength meter. Strength meter berfungsi sama seperti health point, di mana apabila habis, jatah player atau life bakal berkurang. Masing-masing juga memiliki serangkaian serangan unik lainnya yang menyenangkan untuk dilakukan seperti membanting atau menghantamkan kepala lawan. Mewarnai genre beat’em up, terdapat elemen RPG dalam game ini di mana masing-masing karakter memiliki experience point yang bisa meningkat seiring progres permainan sesuai dengan jenis serangan yang  digunakan untuk menghabisi lawan.

Salah satu serangan favorit saya adalah melompat dan membanting lawan dengan keras sebagai Haggar.
Apabila experience point ini sudah mencapai level 4, setiap karakter bisa mengeksekusi serangan spesial yang begitu kuat. Jenis-jenis serangan bervariasi untuk setiap karakter sehingga tidak ada yang memiliki serangan yang sama. Haggar bisa melesatkan tubuhnya menghantam lawan, Cody bisa memunculkan sapuan tornado, sementara Guy bisa melakukan tendangan tornado yang mematikan. Cody dan Guy memulai experience point ini di level 1, sementara Haggar memulai di level 1. Serangan spesial ini menurut saya merupakan penambahan yang keren, yang membuat Mighty Final Fight unik dibandingkan Final Fight.
Membantu progres permainan, terdapat banyak item power-up yang bisa digunakan mulai dari daging dan apel yang menambah strength meter; hati dan boneka robot yang menambah extra player/life; dan kantung uang yang apabila dikumpulkan bisa menambah jatah continue. Sama seperti versi arcade-nya, dalam game ini Haggar dan kawan-kawan juga bisa menggunakan senjata. Bedanya, senjata yang muncul tergantung dari karakter yang digunakan, yaitu palu besar untuk Haggar, pisau untuk Cody, dan shuriken untuk Guy.

Ada boss yang menunggu di akhir Round. Salah satunya Katana di Riverside.
Sebagaimana game Capcom lainnya yang hadir di penghujung usia NES, sebut saja Darkwing Duck, Mighty Final Fight memiliki kualitas grafis yang begitu menawan. Tekstur gambarnya baik itu latar belakang maupun sprite karakternya begitu halus dan nyaman dipandang mata. Warna-warnanya yang begitu cerah, dengan pergerakan animasinya yang begitu halus, membuat setiap aksi yang ada tidak kehilangan momennya sedikit pun. Mungkin juga karena pilihan gaya chibi yang digunakannya, membuat setiap sprite karakternya, baik jagoan maupun musuh dalam game ini terlihat begitu detail dan jelas.

Dari segi audio, Mighty Final Fight sama sekali tidak mengecewakan. Baik efek suara maupun musik latar, keduanya benar-benar memberikan presentasi yang menawan. Efek suaranya begitu pas di mana rasanya begitu menyenangkan setiap kali saya mendaratkan pukulan, serta rasanya begitu menyebalkan saat saya terlempar jauh. Sementara musik latarnya buat saya adalah salah satu yang terbaik di NES. Alunan musiknya yang berbeda di setiap round faktanya mampu bertahan dalam memori saya bahkan sampai sekarang setelah lebih satu dekade berlalu. Setiap track musiknya inilah yang membuat saya betah memainkan game ini meskipun sudah menamatkannya berkali-kali.

Guy mengeksekusi serangan spesialnya, Tornado Kick.
Untuk tingkat kesulitan, Mighty Final Fight terasa tidak terlalu sulit, namun juga tidak mudah. Dibutuhkan pergerakan yang luwes dalam menghadapi musuh, khususnya para boss yang menyerang dengan brutal. Pada awal-awal bermain mungkin terasa sulit, namun bila sudah memainkannya beberapa kali dan terbiasa dengan peramainannya, memenangkan round dengan strength yang masih penuh bukan hal yang sulit dicapai. Ya bisa saya katakan tingkat kesulitan dalam game ini terbilang pas dan cocok dimainkan untuk para gamer pemula. Sementara gamer kawakan saya rasa akan bisa menyelesaikannya dengan mudah.

Dengan adanya tiga pilihan karakter yang unik dan berbeda satu sama lain, memberikan sebuah replay value yang tinggi bagi Mighty Final Fight. Apalagi setiap karakternya memiliki ending yang berbeda yang menarik untuk disaksikan. SPOILER ALERT, sekadar informasi, saya pertama kali memainkan versi Jepang dari game ini dan sangat terkejut saat Cody dihempaskan Haggar yang kemudian menggendong Jessica. Karena tidak bisa membaca huruf Jepang, saat itu saya berpikir Haggar adalah kekasih Jessica. Dan baru ketika saya memainkan ulang game ini dalam versi bahasa Inggrisnya, saya menyadari kalau saya telah salah paham.

Setiap jagoan memiliki senjata khasnya sendiri. Misalnya Cody yang menggunakan pisau.
Satu-satunya kelemahan dalam game ini mungkin tidak adanya fitur multiplayer co-op yang kala itu sudah menjadi fitur umum dalam game beat’em up. Ketiadaan fitur ini sekaligus mengulang kekecewaan yang terjadi pada versi port SNES untuk Final Fight, yang parahnya cuma memiliki dua karakter jagoan minus Guy dan menghilangkan round Factory. Meski begitu menurut saya ketiadaan fitur multiplayer ini tidak mengurangi kenikmatan memainkan Mighty Final Fight. Memang lebih bagus kalau bisa memainkan game ini berdua bersama kawan, tapi dengan tingkat kesulitan yang dihadirkan, saya rasa hanya memiliki single-player tidak terlalu mengecewakan.

Secara keseluruhan Mighty Final Fight adalah game menarik yang menurut saya wajib dimainkan para gamer NES maupun para penggemar beat’em up. Kualitas grafis, sound, dan gameplay yang terbilang bagus, sebagaimana Capcom menyebutnya dengan istilah ‘state-of-the-art’, menjadikan game ini masih menyenangkan untuk dimainkan di masa sekarang. Bila dibandingkan dengan game beat’em up sejenis di NES sendiri seperti Teenage Mutant Ninja Turtles, Mighty Final Fight tergolong lebih mudah dimainkan dan tidak monoton. Jumlah musuh yang mesti dihadapi bisa dibilang seimbang, tidak sebanyak kompetitornya dan jumlah levelnya juga bisa saya sebut pas, menjadikan game ini tidak begitu repetitif.

Adegan ending yang sempat membuat saya salah paham.
Buat saya keputusan Capcom menyajikan Final Fight dalam bentuk lain yang unik seperti ini adalah keputusan yang berani namun tepat dan sangat efektif, memberikan warna tersendiri di tengah menjamurnya game beat’em up kala itu. Maka jangan heran bila game ini masuk dalam daftar 10 game NES terbaik versi saya, Gamer Jalanan. Bagaimana dengan kalian? Apa kalian pernah memainkan game ini? Kalau pernah, yuk tuliskan pendapat kalian tentang game ini di kotak komentar. Itung-itung berbagi pengalaman begitu. Saya Gamer Jalanan, terima kasih telah membaca ulasan saya ini dan... Salam Gamer! (gj)

*NB: Cuplikan-cuplikan gambar merupakan dokumentasi pribadi.

11 comments:

  1. Wuih.. Makasih untuk infonya gan. Saya penggemar berat game ini :D tapi baru tau cerita tentang gamenya .. Ngomong" saya masih bingung tntang kebenaran siapa jessica? Apakah putri dari haggar dan ia kekasih cody,dan apakah jessica kekasih haggar? Jika kekasih cody & Haggar adalah ayah jessica lalu kenapa cody di hempaskan oleh Haggar di saat cody akan menyelamatkan jessica..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama. Saya juga baru tahu ceritanya waktu memainkan kembali game ini yang versi US.
      Jessica itu putrinya Haggar dan kekasihnya Cody. Memang awalnya saya juga bertanya-tanya demikian karena di akhir credit si Haggar ngendong Jessica kelihatan mesra banget, sempet mikir kalau Jessica itu pacarnya Haggar, apalagi Haggar menghempaskan Cody. Tapi dari perkataan Guy saat menyeret Cody, saya simpulkan kalau Haggar menghempaskan Cody karena khawatir dan ingin bertemu terlebih dulu dengan Jessica. Kemudian dari opening game ini saat Haggar menerima telepon penculikan Jessica, dia bertanya pada Cody apa yang dia lakukan pada Jessica, mengindikasikan bahwa ada hubungan khusus antara Cody dan Jessica. Di versi arcade-nya sendiri Jessica diceritakan sebagai putrinya Haggar. So, kesimpulannya Jessica adalah putrinya Haggar sekaligus kekasihnya Cody.

      Delete
    2. Owh jadi begitu ya tntang siapa itu Jessica..Baru tau saya sekarang.. Makasih gan atas infonya... Ngomong" gamenya nggak boseni juga ,, Dari dulu Tk masih suka gan sama game ini.. Good job👍 .salam gamers

      Delete
    3. Sama-sama, terima kasih sudah mampir. Memang gamenya gak ngebosening, mungkin karena kontrolnya yang sederhana dan tingkat kesulitannya yang relatif mudah. Salam gamer. :)

      Delete
  2. haha.. maaf lagi baru ada balasan,biasa anak sekolahan. hihihi.. iya untuk control dan tingkat kesulitan yang cukup mudah juga ya, mau minta saran game selain mighty final fight yang seru lagi apa ya.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Genrenya apa nih? Kalau yang mirip-mirip Mighty Final Fight di NES bisa coba Battletoads & Double Dragons, Teenage Mutant Ninja Turtles 2 & 3, atau Batman Returns.

      Delete
  3. Klo aku sih suka yang game serupa... Owalah itu di NES ya, ngomong" kalo yang Teenage Mutant Ninja Turtles 2&3 itu serupa sama mighty final fight nggak ya? ,, yang petualangan atau apa gitu.. Hehe

    ReplyDelete
  4. bagaimana cara mengeluarkan jurus di setiap 3 karakter mighty final fight di Nintendo NES??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk semua karakter: A+B (awas, bisa mengurangi HP bila serangan mengenai musuh).

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete