Thursday, February 4, 2016

‘Alien 3’, Penuh Tantangan dan Ketegangan

(sumber gambar: elmaulana.weebly.com)
Film Alien 3 yang dibintangi Sigourney Weaver tahun 1992 mungkin bukan film Alien terbaik. Banyak kritik buruk mengenai film ini yang disebut-sebut inferior dibandingkan dua film Alien sebelumnya. Namun film ini diadaptasi menjadi video game pada banyak konsol game, mulai dari Amiga, NES, SMS, SNES, Mega Drive, hingga Game Boy. Dan di antara berbagai versi gamenya, versi NES buatan Probe Software adalah yang paling saya suka, walaupun mungkin kalah kualitas dibandingkan versi lainnya.

Sebelum saya mengulas tentang game Alien 3 versi NES, saya akan menceritakan dulu pengalaman berkesan saya mengenai game ini. Saya waktu itu masih duduk di bangku sekolah, saat pertama kali melihat cartridge game Alien 3 terpampang dalam etalase toko game terdekat di kota saya. Sticker Alien 3 yang tertempel pada cartridge tersebut, yang menampakkan siluet makhluk alien Xenomorph membuat saya penasaran seperti apa gamenya. Hal ini dikarenakan saat itu saya sedang menggandrungi film-film Alien setelah menonton film Alien: Resurrection. Tapi kala itu saat itu saya belum menyaksikan film Alien 3.


Saya ingin sekali membeli gamenya dan memainkannya di konsol NES milik saya, tapi apa daya uang di dompet saya belum mencukupi untuk bisa mendapatkannya. Saya ingat waktu itu harga gamenya Rp 25 ribu, harga yang terbilang mahal untuk pelajar seperti saya. Hingga kemudian sepupu saya, Yasuko datang dan ingin membeli koleksi mainan saya yang merupakan hadiah dari makanan ringan. Dia bersedia membayar berapapun untuk bisa memiliki koleksi mainan tersebut, dan saya pun menjualnya seharga Rp 25 ribu, seharga cartridge game Alien 3.

Awalnya saya mengira ini game run and gun ala Contra.
Akhirnya game Alien 3 terbeli. Saya cukup terpukau dengan opening title menu game ini yang cukup menyeramkan saat pertama kali mengaksesnya. Ketika pertama kali memainkannya, saya mengira game ini bakal bergenre run and gun platformer ala Contra. Rupanya saya salah, game ini merupakan game platformer 2D dengan elemen survival horror serta search and destroy. Saya berperan sebagai Letnan Ellen Ripley dan yang mesti saya lakukan adalah menjelajahi setiap bagian dalam kompleks bangunan yang begitu luas, untuk bisa menemukan para tahanan yang ditawan oleh Alien.

Menyelamatkan para tahanan ini bukanlah hal yang mudah. Para tahanan ini, yang jumlahnya  antara lima hingga tujuh orang bervariasi setiap level ini tersebar di berbagai sudut kompleks bangunan yang ada. Ada batas waktu sekitar empat menit lebih yang mesti saya manfaatkan semaksimal mungkin dalam menemukan para tahanan ini. Permainan akan berakhir bila waktu habis sementara masih tersisa tahanan yang belum saya selamatkan, atau bila saya sudah berhasil menyelamatkan semua tahanan namun tidak berhasil mencapai pintu keluar sebelum waktu habis.

Fokus utama game ini adalah menyelamatkan para tahanan.
Ada total delapan misi penyelamatan di mana saya mesti menyelamatkan para tahanan dan mencari jalan keluar. Masing-masing misi menghadirkan sejumlah makhluk alien xenomorph yang siap menyerang kapan saja, yang berpatroli di berbagai wilayah yang ada. Xenomorph ini terdiri mulai dari yang berukuran kecil, sedang, hingga yang yang berukuran besar. Ada juga yang bersembunyi di langit-langit, siap menggapai Ripley. Dengan gerakan yang cepat, para xenomorph ini bisa muncul tiba-tiba, seringkali membuat saya terkejut. Mendebarkan.

Selain xenomorph, ada juga makhluk facehugger yang bakal menempel di wajah Ripley dan bisa menghisapnya perlahan-lahan hingga habis. Makhluk ini patut diwaspadai karena akan sulit untuk disingkirkan apabila sudah menempel di wajah. Kemudian pada setiap dua misi, akan ada boss battle yang disebut level Guardian. Dalam level ini saya mesti menghancurkan makhluk xenomorph raksasa dalam waktu yang juga terbatas. Total ada lima Guardians dalam empat level Guardians, dua di antaranya ada di level terakhir. Makhluk ini memiliki ukuran tubuh dua kali ukuran xenomorph besar dan dia memuntahkan cairan hijau mematikan. Dan sebagaimana boss, butuh banyak amunisi untuk menjatuhkan Guardian.

Guardian, alien raksasa yang sulit dijatuhkan.
Untuk bisa menghancurkan makhluk-makhluk alien ini, Ripley dibekali empat jenis senjata berbeda yang sangat membantu di sepanjang permainan. Keempat senjata tersebut adalah pulse rifle, flamethrower, grenade launcher, dan hand grenade. Setiap senjata ini memiliki kegunaannya masing-masing misalnya grenade launcher yang bisa menghancurkan pintu besi sementara flamethrower efektif dalam pertarungan jarak dekat. Tapi semua senjata tersebut memiliki amunisi yang terbatas yang bisa diisi dengan mendapatkan item-item amunisi yang tersebar di sepanjang kompleks. Selain senjata, ada juga item first aid kit yang akan menambah energy serta radar yang membantu menemukan lokasi tahanan.

Kontrolnya terbilang sederhana, dengan tombol A untuk menembak, tombol B untuk melompat, dan tombol select untuk mengganti senjata. Pergerakan menggunakan tombol arah, di mana perlu menahan arah atas atau bawah untuk menaiki tangga. Sayangnya, kontrol pergerakannya terasa kurang responsif khususnya dalam hal melompat. Dibutuhkan presisi yang tepat untuk melompat agar mendarat tepat di platform yang dituju. Saya berkali-kali jatuh jauh ke dalam lubang karena gagal melompat melintasi platform ataupun platform bergerak. Pergantian senjata dengan select juga terasa lambat, dan dibutuhkan waktu hingga saya terbiasa dengannya.
Tampilan grafis Alien 3 terbilang baik untuk konsol NES.
Dari segi tampilan, Alien 3 hadir dalam visualisasi grafis yang terbilang bagus untuk konsol NES. Gambarnya terlihat jelas dengan warna yang tajam, cukup untuk bisa memastikan apa yang terlihat di layar. Skala gambarnya terbilang kecil bila dibandingkan game Alien 3 yang ada di konsol Master System atau Mega Drive, tapi hal ini punya sisi baik di mana lingkungan yang tengah dijelajahi bisa terlihat lebih luas. Sprite dalam game ini mungkin kurang detail, namun menurut saya tidak akan menganggu kenikmatan permainan. Alien, tahanan, dan Ripley hadir dalam sprite yang cukup representatif.

Desain levelnya terbilang indah sekaligus rumit, dengan tema dan latar belakang yang berubah setiap dua misi. Memang desain-desainnya tidak menyerupai bangunan penjara sebagaimana yang ada dalam filmnya, namun cukup menjadikan permainan tidak membosankan dengan setiap latar yang dihadirkan. Termasuk lingkungan yang terselubung lumut raksasa maupun lingkungan dengan air terjun mengalir di sampingnya. Semua desain levelnya berhasil memunculkan suasana sebuah bangunan modern yang terlantarkan dan kini dikuasai makhluk asing.

Salah memasuki lorong bakal fatal akibatnya.
Selain desain level, suasana horor dan mencekam dalam game ini semakin terasa berkat kualitas suara yang dihadirkan. Game ini memiliki musik latar yang menurut saya berhasil menghidupkan ketegangan di sepanjang permainan. Musiknya berganti pada kompleks bangunan baru, dengan irama yang sama menghentak. Irama inilah yang membuat saya tidak tenang saat memainkan game ini, seakan-akan alien-alien itu ada di mana-mana. Ditambah lagi sound effect yang muncul pada saat-saat tertentu, misalnya saat Ripley terjatuh atau diterjang alien, serta suara radar berkedip, memunculkan efek suspense nan mendebarkan yang mungkin tak banyak ditemukan dalam game-game platformer 8-bit.

Tingkat kesulitan dalam game ini terbilang tinggi berkat elemen-elemen yang dimilikinya. Mulai dari desain level, batas waktu, hingga kehadiran alien, semuanya memberikan tantangan tersendiri bagi siapa saja yang memainkannya. Namun game ini memiliki fitur-fitur yang cukup membantu menyelesaikan permainan. Di antaranya tiga pilihan tingkat kesulitan yang bisa dipilih, jumlah continue yang banyak hingga sembilan tries, hingga highlight lokasi tahanan yang muncul bila waktu habis sebelum semua tahanan berhasil diselamatkan. Tingkat kesulitan yang tinggi bukan hanya memberikan tantangan yang setimpal,  tapi juga menambah replay value atas game ini.

Yang terjadi bila gagal menyelamatkan tahanan.
Kelemahan terbesar game ini mungkin datang dari segi cerita, walaupun menurut saya tidak terlalu berpengaruh pada kenikmatan permainan. Meski merupakan sebuah game adaptasi film layar lebar, namun sangat sedikit materi kisah Alien 3 yang dicuplik dalam game ini. Bahkan bisa dibilang tidak ada kesesuaian cerita yang diambil dari filmnya kecuali monster xenomorph dan juga para tahanan yang menanti maut dalam cengkeraman alien. Tidak ada prolog, cutscene maupun dialog, yang semestinya perlu ada dalam sebuah game adaptasi cerita. Endingnya saja begitu deviasi dari ending yang ada di filmnya, tapi saya tidak akan mengungkapkannya di sini.

Secara keseluruhan, Alien 3 merupakan sebuah game platformer yang unik dibandingkan game-game sejenis di masanya. Mengingat tidak banyak game yang mengambil konsep survival horror dengan elemen suspense dan batas waktu sebagaimana Alien 3. Meski elemen film Alien 3 yang diadopsi dalam game ini juga tidak begitu banyak, namun game ini beserta beragam versi game ini di konsol lainnya sanggup membuktikan, bahwa sebuah game adaptasi bisa jadi lebih baik dibandingkan film yang menjadi sumber adaptasinya.

Berhati-hatilah dengan Facehugger, makhluk ini menghisap darah.
Game ini bukan sekadar game platformer biasa yang sekadar melompat dan menghabisi musuh. Dibutuhkan lebih dari sekadar kecekatan bermain untuk bisa menyelesaikan game ini. Game ini membutuhkan strategi, daya ingat, perhitungan waktu, dan kesabaran.  Segesit apapun bermain, bila tidak sabar bisa menyebabkan terjatuh yang tidak perlu, yang tentunya membutuhkan waktu untuk bangkit kembali. Sebaliknya, sebaik apapun kesabaran yang dimiliki, bila tidak didukung daya ingat akan menyebabkan berjalan tanpa arah yang membuat waktu pun menjadi terbuang percuma, yang berujung pada game over.

Di antara deretan game adaptasi Alien 3, mungkin Alien 3 di SNES adalah yang terbaik, sementara Alien 3 di Master System dan Mega Drive lebih berkualitas dibandingkan Alien 3 di NES. Namun begitu, bagi saya Alien 3 di NES adalah yang terbaik di antara game-game Alien 3 lainnya. Bukan hanya karena ketegangan yang ditimbulkannya, melainkan juga dikarenakan kenangan berkesan yang dihadirkannya. Dan jujur saja, karena kenangan itu pula Alien 3 di NES adalah salah satu game yang sulit untuk saya lupakan. (gj)

NB: Screenshot game diambil menggunakan emulator Nestopia.

No comments:

Post a Comment