Wednesday, May 27, 2020

'The Legend of Zelda: Ocarina of Time', Petualangan Terbaik yang Melegenda

Original artwork The Legend of Zelda: Ocarina of Time.
HALO Sahabat Gamer! Saya Retro Lukman Gamer Jalanan, seperti yang sudah saya bahas pada artikel sebelumnya, pada edisi ini saya memulai "Project Move On", proyek restorasi artikel di blog lama saya, The Story of Lukman. Dan untuk membuka proyek ini, saya menampilkan kembali ulasan singkat saya untuk salah satu game terbaik sepanjang masa, The Legend of Zelda: Ocarina of Time. Selamat membaca!

Setelah membaca kembali ulasan saya di blog The Story of Lukman tentang The Legend of Zelda: Ocarina of Time, saya menyadari betapa berantakannya tulisan saya dahulu. Karena itu saya memilih untuk menulis ulang alias "remake" ulasan tersebut dengan menggunakan referensi-referensi dari tulisan aslinya. 

Link dibangunkan peri bernama Navi.
Saya memiliki pengalaman menarik tentang game The Legend of Zelda: Ocarina of Time (OOT) ini. Sebelum saya memainkannya langsung, saya kerap mendengar judul game ini muncul dalam tayangan Gamer TV. Dari tayangan itu saya mengetahui bila OOT disebut sebagai salah satu video game terbaik sepanjang masa.

Awalnya saya heran kenapa game yang pertama kali rilis di Nintendo 64 (N64) tahun 1998 ini didaulat sebagai game terbaik sepanjang masa. Pikir saya waktu itu, apa yang menarik dari game dengan karakter utama yang mengenakan kostum hijau kurcaci ala Peter Pan ini? Pada akhirnya pertanyaan itu terjawab ketika saya berkesempatan memainkan game ini menggunakan emulator N64 yaitu Project64. Mengingat konsol N64 di Indonesia merupakan barang yang sangat langka.

Pemandangan Kokiri Forest yang begitu hijau.
Saya masih ingat bagaimana saya begitu terkagum-kagum dalam detik-detik awal memainkan game ini, tepat setelah Link dibangunkan Navi si peri. Bagaimana tidak, hamparan nan hijau dari Kokiri Forest begitu memanjakan mata saya. Ditambah lagi alunan musik sederhana nan ceria yang menyertainya. Visual dan audionya saja sudah begitu menarik perhatian, apalagi permainannya.

Benar saja, permainan OOT benar-benar seru. Ini merupakan game bergenre action-adventure dengan tampilan 3D yang begitu menawan. Dalam game ini saya memainkan Link, bocah 10 tahun asal Kokiri Forest yang kemudian berpetualang melintasi waktu demi menyelamatkan tanah Hyrule dari ancaman penyihir jahat Ganondorf.

Salah satu boss yang mesti dilawan Link adalah kadal raksasa ini, Dodongo.
Mekanik gamenya sederhana, Link bisa berjalan berkeliling, menjelajah banyak tempat, sembari menghajar lawan-lawannya dengan pedang dan beragam senjata lainnya yang ditemukan di sepanjang permainan. Mulai dari busur panah, ketapel, bumerang, palu, hingga bom. Senjata-senjata ini punya peran penting di sepanjang permainan, bukan hanya untuk melawan musuh, melainkan juga untuk memecahkan teka-teki yang begitu banyak menunggu di setiap dungeon.

Bukan cuma senjata, kita juga mesti mengumpulkan pakaian mulai dari tunic berwarna-warni yang masing-masing memiliki fungsi pada lingkungan tertentu. Juga aksesoris lain seperti sepatu yang mempunyai peran menambah berat atau memperingan tubuh Link. Sepatu ini mesti dikenakan untuk mengakses daerah-daerah dan dungeon tertentu.

Z-Targeting, fitur kontrol inovatif yang diperkenalkan Ocarina of Time.
Kontrol dalam game ini terbilang sederhana, dan diimplementasikan dengan sangat baik dalam skema kontroler N64. Tiga tombol C digunakan secara maksimal untuk akses senjata dan item, termasuk juga tombol Z yang berfungsi untuk Z-Targeting, fitur mengunci lawan dalam pertarungan. Fitur Z-Targeting ini terbilang inovatif, yang kemudian banyak ditiru dan digunakan oleh game-game sejenis.

Ocarina of Time nyatanya bukan sekadar sub judul. Alat musik tiup itu menjadi kunci utama dalam permainan OOT. Sepanjang petualangan, Link akan mempelajari berbagai jenis lagu, yang ketika dimainkan dengan ocarina tersebut, memunculkan efek untuk membantu petualangannya. Seperti Zelda's Lullaby yang memiliki kemampuan membuka akses ke berbagai tempat di Hyrule atau Epona Song untuk memanggil kudanya, Epona.

Perjalanan waktu Link dimulai ketika dia mencabut pedang ini.
Seperti sub judulnya, perjalanan waktu merupakan plot utama dari OOT. Dalam game ini kita sebagai pemain akan mengendalikan Link di dua masa yang berbeda, yaitu masa kanak-kanak di usia 10 tahun dan masa remaja di usia 17 tahun. Apa yang dilakukan Link di masa lalu (kanak-kanak) memiliki efek yang akan mengubah masa depan (masa remaja). Elemen bepergian ke dua masa inilah yang menurut saya begitu menarik.

Namun OOT nyatanya lebih kompleks dari itu. Game ini punya sederet dungeon bertemakan elemen kehidupan yang menantang untuk dijelajahi, serta teka-teki yang cukup membuat kepala ini pusing memikirkannya. Masing-masing dungeon memiliki jenis musuh dan monster yang siap menghentikan langkah Link, dengan boss berskala kolosal yang menunggu di pusat dungeon. Temanya pun variatif, dari sarang laba-laba hingga perut ikan raksasa.

Pertarungan dalam Ocarina of Time merupakan yang terbaik.
Elemen pertarungan dalam OOT pun bukan main-main. Didesain dengan mengikuti gerakan pemain pedang asli, kita akan bisa merasakan serunya sensasi bertarung dengan pedang kala mengendalikan Link. Mulai dari serangan dasar, serangan berputar, hingga serangan melompat, semuanya menghasilkan pengalaman berpedang terbaik dalam jagat video game di zamannya.

Dalam melakoni petualangannya, Link dibantu oleh peri bernama Navi. Kita akan sangat akrab dengan peri ini, lantaran di sepanjang permainan dia akan berseru kepada Link "Hey, listen!" setiap kali menemukan sesuatu yang menarik. Keberadaan Navi sangat membantu kita karena dia bisa memberitahukan apa kelemahan musuh yang sedang kita hadapi.

Pedang Biggoron, pedang terbesar dalam Ocarina of Time.
Di luar misi utamanya menyelamatkan Hyrule dari cengkeraman Ganondorf, Link juga dapat melakoni sejumlah side quest alias misi sampingan. Di antaranya mengumpulkan Golden Skultulla untuk menghancurkan kutukan satu keluarga di Kakariko Village, mengumpulkan Heart Scale, menukar topeng, hingga membuat pedang terbesar dalam game ini, Biggoron. Semua misi itu terbilang menarik dan bisa jadi semacam rehat sejenak di saat bosan menjelajah dungeon pada misi utamanya.

Tingkat kesulitan game ini sendiri terbilang variatif dan adil, dengan grafik kesulitannya meningkat dari waktu ke waktu. Melawan laba-laba Gohma di awal-awal permainan mungkin mudah, tetapi melawan Ganondorf yang mengharuskan kita "bermain pingpong", jelas membutuhkan pengalaman dan juga determinasi untuk bisa memenangkannya. Mungkin terasa cukup sulit, tetapi sangat mungkin untuk menaklukkan game ini.

Water Temple, salah satu dungeon yang dianggap sulit oleh para pemain Ocarina of Time.
Banyak yang mengeluhkan tentang Water Temple yang dianggap banyak menyesatkan karena desainnya yang begitu mirip. Sehingga pemain kerap kali mati kehabisan napas di dungeon ini. Tetapi saya tidak ingat mengalami kesulitan di dungeon ini. Syukurlah kekurangan ini kemudian diperbaiki pada versi remaster-nya  di Nintendo 3DS, dengan pemberian motif pada dinding water temple.

Sebagai game dengan lingkungan 3D, dengan sudut pandang orang ketiga, pergerakan kamera punya peran penting dalam kenyamanan permainan. Syukurlah OOT memiliki gerakan kamera yang sangat baik dan tidak memusingkan. Apalagi dengan adanya Z-Targeting, membuat kita bisa lebih mudah dalam melawan setiap musuh yang menghadang. Mungkin bisa dibilang OOT merupakan game action 3D dengan pergerakan kamera terbaik di zamannya.

Link dan Zelda semasa kanak-kanak.
OOT sejatinya memiliki cerita yang sederhana, namun pengemasannya terbilang sangat rapi, disajikan dari awal hingga akhir di setiap moment permainan. Di antaranya terkait latar belakang masing-masing ras makhluk hidup yang ada di game ini. Termasuk dari setiap puzzle yang diselesaikan, yang menguak jalinan cerita Ocarina of Time sedikit demi sedikit. Menariknya game ini memiliki semacam twist yang cukup mengejutkan di akhir permainan, yang sangat sayang bila mesti diceritakan di sini.

Dari segi audio visual, sebagaimana sudah saya jelaskan di awal, OOT merupakan mahakarya. Sederetan lantunan musiknya benar-benar menghanyutkan saya ke dalam permainan. Masing-masing lokasi dan event memiliki musiknya sendiri yang terdengar begitu menyatu dan sangat pas dengan suasana yang ada. Contohnya musik di padang gurun kediaman ras Gerudo atau musik di peternakan Lon Lon Ranch.

Link meniup ocarina, alat musik yang punya peran penting dalam game ini.
Musik memiliki peran juga dalam permainan OOT, khususnya pada fitur penggunaan Ocarina. Kita mesti menghapalkan not musik dari lagu-lagu yang ada untuk bisa mudah memainkannya di saat dibutuhkan. Seringnya penggunaan ocarina dengan lagu-lagu tersebut, membuat kita akan segera familiar dengan alunan musiknya.

Departemen visual game ini tak perlu ditanya. Impresi awal saya dengan Kokiri Forest sudah sangat cukup untuk menjamin betapa mata kita akan dimanjakan indahnya pemandangan negeri Hyrule yang menjadi latar tempat game ini. Mulai dari padang rumput, gurun pasir, gunung berapi, perairan, hingga hutan, semuanya hadir dengan warna menawan yang membuat kita betah menatap layar monitor berlama-lama.

Salah satu momen paling menegangkan selama saya bermain video game.
Secara keseluruhan OOT merupakan game action adventure yang sempurna. Sebagaimana semua fitur, aspek, dan elemen yang sudah saya ulas di atas. Nyaris tanpa cela. Jujur saya tak menemukan kelemahan apapun selama memainkan game ini. Adapun tingkat kesulitan yang ada, buat saya bukanlah kelemahan karena itulah daya tariknya. Tak heran bila game ini banyak didaulat sebagai salah satu game terbaik sepanjang masa, yang hingga kini masih saja melegenda.

Bagi saya pribadi, OOT merupakan salah satu game paling berkesan, salah satu yang terbaik dan masuk dalam daftar 10 game terbaik, baik 10 game terbaik sepanjang masa maupun 10 game N64 terbaik, juga Game The Legend of Zelda Terbaik Versi SayaRetro Lukman Gamer Jalanan. Game ini merupakan game Zelda pertama yang saya mainkan, sekaligus game yang memunculkan minat saya untuk memainkan game-game Zelda yang lain.

Sensasi petualangan yang takkan terlupakan di tanah Hyrule/
Saking berkesannya game ini, saya menjadikan nama Link dan Navi menjadi nama blog pertama saya, Navilink47. Makanya saya sangat antusias ketika game ini diperbarui alias remaster di konsol Nintendo 3DS dengan penambahan fitur 3D. Saya pun membeli cartridge game OOT versi remake 3DS tersebut sebagai bentuk penghormatan atas mahakarya ini. Video unboxing-nya bisa dilihat di sini.

Bagaimana menurut Sahabat Gamer? Pernahkah kalian memainkan game ini, entah di N64 atau versi remake-nya di Nintendo 3DS? Apa pendapat kalian tentang game ini? Jangan segan untuk menuliskannya di kolom komentar ya. Saya Retro Lukman Gamer Jalanan, sampai jumpa lagi di Project Move On berikutnya dan... Salam Gamer! (gj)

*NB: Gambar-gambar diambil dari Google.

No comments:

Post a Comment