Sunday, July 14, 2019

Hilangnya National Pokedex yang Memicu Kontroversi

Dua Pokemon legendaris yang menjadi maskot Pokemon Sword & Shield.
Halo Sahabat Gamer. Jumpa lagi bersama saya Retro Lukman Gamer Jalanan, dalam Cerita Gamer Jalanan. Pada catatan saya kali ini, saya ingin membahas tentang isu yang sedang hangat-hangatnya yaitu keputusan GameFreak selaku developer game Pokemon, untuk menghilangkan fitur National Pokedex atau National Dex dalam rilisan terbaru mereka, Pokemon Sword & Pokemon Shield.

Seperti diketahui, GameFreak telah mengumumkan game utama Pokemon mereka di generasi kedelapan, yaitu Pokemon Sword & Pokemon Shield, untuk konsol terbaru Nintendo, Switch. Saat diumumkan pertama kali melalui Direct, sepasang game Pokemon yang bakal dirilis November 2019 ini sebenarnya mendapat respon dan sambutan yang baik dari para gamer, khususnya penggemar Pokemon.

Apresiasi diberikan karena game ini hadir dengan tampilan full tiga dimensi, dengan lingkungan permainan di region Galar, region dalam game ini yang terlihat begitu masif, luas, ala game open-world. Pun demikian dengan tiga starter Pokemon serta duo Pokemon legendaris maskot yang diperkenalkan, juga karakter-karakternya yang mendapat sambutan yang baik dari penggemar. Termasuk fitur baru Dynamax yang memunculkan Pokemon dalam ukuran raksasa serta elemen raid ala Pokemon Go.

Starter dan Region baru.
Namun sambutan-sambutan positif itu seakan lenyap begitu saja dalam event E3, tatkala Junichi Masuda selaku produser game ini mengumumkan bahwa Pokemon Sword & Shield tidak akan memiliki fitur National Dex. Alasannya, banyaknya animasi yang digunakan dalam Pokemon Sword & Shield, serta jumlah spesies Pokemon yang terus bertambah, membuat GameFreak kesulitan dalam mengimplementasikan National Dex pada rilisan anyar mereka.

Sebelum membahas lebih jauh, sepertinya saya, Retro Lukman Gamer Jalanan perlu menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud National Dex tersebut. National Dex adalah fitur PokeDex yang mencakup semua data Pokemon dari Pokemon paling pertama (Bulbasaur) hingga Pokemon paling terkini. Berbeda dengan Regional Dex, yaitu PokeDex yang hanya mencakup Pokemon yang diprogram secara khusus untuk game tersebut, yang jumlahnya tak selengkap National Dex.

Ketiadaan National Dex membuat penggemar berang.
Fitur National Dex ini biasanya baru terbuka setelah pemain menyelesaikan game Pokemon untuk pertama kalinya. Dengan National Dex, memungkinkan pemain Pokemon untuk mendapatkan atau mentransfer Pokemon-Pokemon yang tidak bisa ditemukan di region dalam suatu game Pokemon. Pokemon-Pokemon dalam National Dex ini biasanya didapatkan melalui transfer dari game-game Pokemon terdahulu.

Saya akan memberi contoh game Pokemon generasi pertama yaitu Pokemon Blue dengan game Pokemon generasi kedua yaitu Pokemon Gold. Bulbasaur tidak bisa didapatkan secara native di Pokemon Gold, tapi bisa didapatkan di Pokemon Blue. Untuk bisa memilikinya di Pokemon Gold, Bulbasaur harus ditransfer dengan fitur Time Capsule ke game Pokemon Gold yang notabene lebih mutakhir ketimbang Blue. 

PokeDex.
Akan tetapi, proses transfer tersebut tidak akan bisa terjadi bila tidak ada fitur National Dex di Pokemon Gold. Karena data Bulbasaur tidak ada dalam data Regional Dex Pokemon Gold. Sehingga dibutuhkan data National Dex untuk memungkinkannya eksis di Pokemon Gold. Ini merupakan contoh untuk proses transfer yang berasal dari dua generasi berbeda.

Contoh kasus untuk Pokemon dari game dalam generasi yang sama, misalnya dari Pokemon Emerald dengan Pokemon LeafGreen (remake generasi 1 tapi hadir di generasi 3). Bulbasaur merupakan starter di Pokemon LeafGreen, tapi tidak bisa didapatkan di Pokemon Emerald secara native. Karena tidak terdaftar dalam Regional Dex di Pokemon Emerald. Untuk mendapatkannya di Pokemon Emerald, harus dilakukan trade dari Pokemon LeafGreen. 

Mendapatkan Bulbasaur pada beberapa game Pokemon membutuhkan National Dex.
Namun proses trade tersebut tidak akan bisa dilakukan apabila tidak ada data Bulbasaur di Pokemon Emerald. Data Bulbasaur memang tidak ada di Regional Dex Pokemon Emerald, namun tersedia dalam National Dex Pokemon Emerald, yang bisa diakses setelah menamatkan game ini untuk pertama kalinya. 

Intinya adalah, National Dex merupakan data-data dari semua jenis Pokemon yang pernah eksis, yang memungkinkannya bisa eksis di dalam suatu game. Data-data ini meliputi animasi, suara, jurus, dan segala hal yang berhubungan dengan spesies Pokemon. Semakin terkini suatu game Pokemon, jumlah spesies Pokemon dalam National Dex ini akan semakin bertambah. Tentunya, semakin menambah kebutuhan ruang memori dalam permainan untuk menyimpan data-data yang jelas tidaklah sedikit.

Slogan Pokemon yang sudah mendarah daging.
Nah, fungsi National Dex ini memungkinkan pemain Pokemon untuk bisa memiliki Pokemon favoritnya pada game Pokemon terkini. Pun demikian, National Dex memberikan sensasi "Gotta Catch'em All!" alias menangkap semua Pokemon yang merupakan slogan dari serial JRPG ini. Sehingga, bagi gamer garis keras, National Dex memberikan sebuah replay value yang tinggi seusai menamatkan game Pokemon untuk pertama kalinya.

Makanya, menurut saya wajar bila kemudian penggemar Pokemon dibuat berang lantaran GameFreak memutuskan untuk menghilangkan fitur ini dalam rilisan terbaru mereka. Karena artinya, Pokemon yang bisa didapatkan di Pokemon Sword & Shield, hanya Pokemon yang bisa ditemukan dalam Regional Dex Region Galar saja. Artinya kalau misalnya, Bulbasaur tidak tersedia dalam Regional Dex Galar, maka pemain tidak bisa mentransfernya dari game-game Pokemon terdahulu. Karena National Dex yang berisi data Bulbasaur tidak tersedia di Pokemon Sword & Shield.

Junichi Masuda
Di satu sisi, alasan GameFreak, yang dikemukakan Junichi Masuda sendiri juga cukup beralasan. Karena seperti yang saya sebutkan sebelumnya, jumlah Pokemon semakin bertambah banyak pada setiap iterasi barunya. Tentunya hal ini berimplikasi pada semakin banyak pula data yang diperlukan untuk menghadirkan National Dex, dan tentunya semakin banyak pula ruang memori yang diperlukan untuk memasukkannya ke dalam game.

Dengan jumlah Pokemon terkini sampai dengan generasi ketujuh sudah mencapai 800-an lebih, bisa jadi membuat GameFreak kesulitan memasukkan begitu banyak data Pokemon ke dalam ruang game. Bisa juga sebenarnya GameFreak bisa memasukkan data National Pokedex, yang kemungkinan bakal mencapai 900-an lebih ke dalam ruang game, tapi berdampak pada keseimbangan permainan yang terganggu. 

Gym leader Nessa yang so damn exotic.
Karena di luar National Dex saja, sudah pasti ada elemen-elemen game lainnya seperti lingkungan permainan, gym leader, NPC, teks dialog, musik, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu juga membutuhkan ruang untuk penyimpanan datanya. Karena tidak mungkin kan bila game Pokemon isinya cuma data-data National Dex saja, tanpa ada yang harus dimainkan. 

Nah mungkin ini juga yang menjadi perhatian GameFreak sehingga terpaksa mengambil keputusan yang diklaim merupakan keputusan sulit. Tapi meski begitu, alasan GameFreak ini cukup bisa dipatahkan oleh penggemar. Lantaran pada game sebelumnya, Pokemon Sun & Pokemon Moon, GameFreak bisa mengimplementasikan National Dex, padahal jumlah Pokemon yang ada pada game ini juga terbilang sangat banyak, 800-an lebih.

Pikachu Raksasa berkat Dynamax.
Ya walaupun tidak bisa disamaratakan begitu saja sih antara Pokemon Sword & Shield dengan Pokemon Sun & Moon. Karena bagaimanapun keduanya hadir di platform yang berbeda, dan Pokemon Sword & Shield merupakan game yang lebih terkini dengan kualitas yang bisa dibilang merupakan lompatan besar dalam sejarah serial ini. Belum lagi fitur Dynamax, yang kemungkinan membutuhkan ukuran data yang besar, mengingat ukuran Pokemon menjadi sedemikian besarnya.

Menurut saya, pasti ada alasan kuat kenapa GameFreak memutuskan untuk tidak menyertakan National Dex di generasi kedelapan. Alasan yang membuat GameFreak tak punya pilihan lain selain menghilangkan fitur yang selalu ada sejak generasi kedua ini. GameFreak sendiri menyatakan bahwa ini adalah keputusan yang sulit untuk menghilangkan National Dex, dan mereka seakan tidak punya pilihan lain selain mengeksekusinya.

Salah satu reaksi atas hilangnya National Dex.
Memang sih sebagaimana dalam unggahan terkini Masuda, Pokemon-Pokemon yang tidak ada di Pokemon Sword & Shield masih bisa muncul dalam game-game Pokemon terbaru di masa depan. Tapi ketiadaan National Dex dalam suatu game Pokemon, bagi penggemar Pokemon garis keras, memiliki dampak yang besar bagi pengalaman bermain mereka. 

Misalnya salah seorang penggemar Pokemon yang mengisahkan, selalu mentransfer Pokemon kesayangannya di game generasi ketiga ke generasi-generasi berikutnya. Sehingga Pokemon kesayangannya yang didapat di generasi ketiga tersebut masih bisa dia mainkan di game Pokemon kekinian. Makanya dia kecewa berat, karena Pokemon generasi ketiganya tersebut tidak bisa lagi dia mainkan pada game Pokemon terkini.

Salah satu meme mengomentari hilangnya National Dex.
Memang kekecewaan tidak bisa dihindarkan dari keputusan ini. Wajar bila penggemar mengutarakan protesnya. Beragam komentar pun bermunculan, kebanyakan kecewa. Bahkan terdapat penggemar yang mengancam tidak akan membeli Pokemon Sword & Shield apabila tidak ada fitur National Dex. Ada juga yang menyatakan bakal membatalkan preorder yang sudah dilakukan terhadap game ini. Tagar #BringBackNationalDex pun banyak bermunculan di linimasa Twitter.

Namun yang sangat disayangkan, ada oknum penggemar yang melakukan protes secara keterlaluan. Dalam salah satu berita yang saya, Retro Lukman Gamer Jalanan baca, akun Twitter Junichi Masuda mendapat "serangan" keras, di-bully habis-habisan dari para penggemar Pokemon yang menuntut National Dex tidak ditiadakan. Sampai-sampai ada pula yang mengatakan kalau sebaiknya game Pokemon digarap oleh developer lain, bukan lagi GameFreak. Kan konyol?

Grookey, salah satu starter Pokemon yang diperkenalkan di Pokemon Sword & Shield.
Saya, Retro Lukman Gamer Jalanan secara pribadi sih juga merasa kecewa. Karena salah satu ciri khas Pokemon, sensasi "Gotta Catch'em All!" itu tidak bisa ditemukan lagi di game Pokemon terkini. Namun begitu, saya pikir saya bisa menerima kondisi ini. Karena GameFreak jelas punya alasan kuat di balik kontroversi ini. Dan merekalah yang membuat Pokemon, mereka yang paling mengerti apa yang terbaik untuk serial ini, setidaknya dalam pandangan saya.

Lagipula bagi saya, National Dex tidaklah terlalu penting ada di suatu game Pokemon. Karena justru Regional Dex-lah yang menjadikan suatu game Pokemon itu unik, dibandingkan dengan game Pokemon yang lain. Makanya sampai sekarang pun, saya masih menjadikan Pokemon Emerald sebagai game Pokemon terbaik versi saya lantaran memiliki Regional Dex yang menurut saya paling imbang di antara Regional Dex game-game Pokemon lainnya.

Alcremie, Pokemon kue tart.
Saya pun menyadari, keberadaan National Dex tidak akan berpengaruh pada permainan saya pada suatu game Pokemon. Karena melengkapi National Dex itu bukanlah perkara yang mudah. Diperlukan game-game Pokemon terdahulu dan juga keseriusan dalam mengikuti event-event game Pokemon untuk bisa mewujudkannya. Hal yang menurut saya sulit untuk saya wujudkan sebagai seorang gamer kasual.

Kalaupun Pokemon favorit saya tidak tersedia pada game Pokemon terkini misalnya, buat saya juga tidak jadi masalah. Karena saya meyakini setiap Pokemon dalam suatu game Pokemon memiliki ciri khasnya. Masing-masing Pokemon memiliki hal-hal yang memungkinkan mereka untuk disukai, sehingga bisa menjadi Pokemon favorit baru, dengan pengalaman yang baru pula.

Pokemon favorit saya di Platinum, Bibarel.
Pengalaman seperti ini pernah saya alami ketika memainkan Pokemon Platinum. Di game ini tidak tersedia Pokemon favorit saya, Sandshrew secara native. Namun bukan berarti saya tidak memainkan game ini. Saya tetap memainkan game ini dan menyukainya, dan seperti yang saya katakan sebelumnya, saya menemukan Pokemon lain untuk disukai dalam wujud Bidoof/Bibarel. Seperti yang saya bilang, Regional Dex-lah yang membuat game Pokemon menjadi unik bila dibandingkan dengan game-game Pokemon lainnya.

Jadi ya buat para penggemar Pokemon di luar sana, tak perlulah sampai begitu serius dalam menanggapi ketiadaan National Dex ini. Apalagi game ini belum dirilis ke pasaran. Saran saya sih sederhana, kalau kalian memang penggemar Pokemon garis keras dan berkesempatan membeli game ini, maka beli dan mainkan. Lupakan sejenak tentang National Dex, nikmati permainannya. Setelah itu barulah simpulkan seperti apa game ini.

Komentar yang bijak.
Tak perlulah protes berlebihan, atau bahkan sampai keterlaluan. Karena bagaimanapun ini cuma permainan, maka dari itu jangan dianggap terlalu serius juga. Tunjukkan bahwa komunitas penggemar Pokemon adalah komunitas yang baik, bukan komunitas yang toxic sebagaimana anggapan dari komunitas gamer yang mulai muncul akibat kontroversi ini.

Karena dari trailer yang dirilis, Pokemon Sword & Shield jelas memiliki premis yang menarik. Dengan Dynamax dan Gigantamax, serta duel gym di dalam stadion, dan fitur-fitur baru lainnya, jelas Pokemon Sword & Shield akan menjadi pengalaman yang unik, sebagaimana game-game Pokemon terdahulu yang sayang untuk dilewatkan.

Pokemon Sword & Shield menjanjikan pengalaman baru.
Saya sendiri cukup tertarik untuk menjajal game ini, walaupun sejauh ini baru Alcremie, Pokemon baru yang bisa menarik perhatian saya. Dan juga Nessa, gym leader berkulit hitam yang eksotis. Entah kenapa saya selalu tertarik dengan karakter-karakter Pokemon yang berkulit hitam, Elite Four Phoebe salah satunya. Ya semoga saja saya bisa menjajal game ini di kemudian hari.

Anyway, itulah catatan saya tentang kontroversi hilangnya National Dex, serta sedikit impresi saya tentang game Pokemon Sword & Shield. Bagaimana menurut Sahabat Gamer? Apakah kalian juga termasuk penggemar Pokemon yang kecewa dengan hilangnya fitur ini? Lantas, apakah kalian tertarik memainkan game terbaru Pokemon ini? Jangan segan menuliskan pendapat kalian di kolom komentar ya! Saya Retro Lukman Gamer Jalanan, sampai jumpa lagi pada catatan berikutnya dan... Salam Gamer! (gj)

Sumber gambar-gambar: GameFreak, Twitter, Google

No comments:

Post a Comment