Saturday, April 16, 2016

Satu Jam Bermain ‘Batman: Arkham Asylum’

(sumber gambar: gameluster.com)
Satu jam tidaklah cukup untuk bermain video game. Apalagi video game zaman sekarang memiliki rentang waktu permainan hingga berjam-jam dengan tingkat kesulitan yang memaksa kalian memainkannya berulang-ulang. Tapi satu jam cukup untuk memberikan kesan kepada gamer mengenai tampilan game tersebut, dari segi visual, audio, dan gameplay. Dan bagi saya, Gamer Jalanan, satu jam sudah cukup untuk mengetahui bagaimana keseluruhan permainan bakal berjalan, dan cukup waktu untuk menentukan melanjutkan permainan atau menghentikannya. 

Masih dalam hingar bingar film ‘Batman v Superman: Dawn of Justice’, kali ini saya akan mengajak kalian bermain game action-adventure ‘Batman: Arkham Asylum’ di PlayStation 3 (PS3), yang rilis tahun 2009. Merupakan seri pertama dalam Arkham Series, Arkham Asylum disebut-sebut sebagai game Batman terbaik bersama dengan sekuelnya, Arkham City yang lebih berorientasi open-world. Selain Arkham City, game ini juga menelurkan sebuah prekuel berjudul Arkham Origins dan sekuel terbarunya Arkham Knights.


Lampu sorot Batman membuka permainan.
Sebelumnya, saya selalu heran kenapa banyak gamer yang memberikan banyak pujian untuk Arkham Asylum. Beberapa media game menyebut game ini merupakan game superhero terbaik yang pernah ada sekaligus game Batman terbaik sepanjang masa. Katanya, game ini berhasil menampilkan sosok Batman dengan begitu baik, begitu gelap sebagaimana yang ditampilkan Christoper Nolan dalam film Batman besutannya, The Dark Knight. Dan yeah, dalam rangka perilisan film terbaru Batman yang bersilangan dengan Superman, ‘Batman v Superman: Dawn of Justice’, rasanya saya memang harus mencicipi game Arkham Asylum ini.

Opening title dengan sosok ksatria bertopeng favorit saya ini tengah berdiri di atas sebuah bangunan, di tengah malam, di tengah hujan, tampaknya cukup menjanjikan sebuah aksi dan petualangan yang akan saya dapati saat memainkannya. Sebelum masuk ke permainan, saya ditawarkan opsi menyalakan subtitle atau tidak, dan saya pilih YES karena rental PS3 tempat saya bermain sedang penuh dengan gamer yang berteriak-teriak memainkan PES. Lagipula saya payah dalam menangkap percakapan berbahasa Inggris. Setting berikutnya adalah tingkat kesulitan game yang tentunya saya akan memilih NORMAL, yang menurut saya merupakan standar tingkat kesulitan dalam game ini.

Batmobile memasuki Arkham Asylum.
Segera saja saya di bawah ke suasana jalanan kota Gotham di malam hari yang diguyur hujan deras, dengan lampu sorot Batman berpendar di langit yang gelap. Jalanan yang awalnya lengang berubah ramai oleh sirene mobil polisi. Batmobile, mobil canggih kepunyaan jagoan kelelawar kita meluncur dengan cepatnya melintasi jalanan Gotham dan menuju sebuah arah dengan papan nama ARKHAM. Dari cuplikan percakapan radio diketahui bahwa Joker melakukan kejahatannya lagi namun syukurlah Batman berhasil menangkapnya dengan mudah. Sang manusia kelelawar ini pun sedang dalam perjalanan membawa penjahat paling berbahaya di Gotham, atau mungkin juga di dunia itu menuju ke Arkham Asylum, rumah sakit jiwa atau tepatnya penjara bagi para kriminal gila di Amerika.

Tunggu sebentar... Batman menangkap Joker dengan mudah? Bukannya Joker itu musuh Batman yang paling gila dan hebat ya? Well, saya akan menemukan jawabannya nanti. Pintu besar terbuka secara mekanis, memunculkan Batman dan Joker yang kini telah tiba di Arkham Asylum. Mereka disambut oleh Quincy Sharpie, pimpinan Asylum alias Warden bersama para petugas polisi pengawal. Segera saja Joker diikat di papan berjalan sebagai pengaman. Saya, sebagai Batman tentunya, ehem, merasa ada sesuatu yang tidak beres, memutuskan untuk ikut mengawal Joker memasuki selnya di Intensive Treatment. 
Batman dan Joker tiba di Arkham Asylum.
Dalam perjalanan sepanjang lobby, si Joker tak berhenti mengoceh gak karuan. Dia bahkan memancing Batman dengan ucapan-ucapannya yang tidak bermutu. Mark Hamill yang mengisi suara Joker tampaknya berhasil menghidupkan karakter Joker yang kejam dan tak berperasaan itu. Yang bisa saya, ehem, Batman maksudnya, lakukan saat ini hanyalah berjalan mengikuti iringan polisi, tanpa bisa pergi lebih jauh. Di sepanjang perjalanan yang penuh dengan obrolan tak penting dari si Joker, dimunculkan kredit nama-nama para pengembang video game ini, membuat saya merasa seperti menyaksikan sebuah film.

Yup, prolog dari game ini benar-benar menarik, saya merasa seperti sedang menyaksikan sebuah film Batman yang lain, yang sekelas The Dark Knight. Tentu ini semakin membuat saya penasaran bakal seperti apa sih Arkham Asylum ini. Apalagi di sepanjang perjalanan ini Joker tak henti-tentinya membuat ulah, mulai dari pemeriksaan scan yang mengindikasikan banyak barang berbahaya di tubuhnya serta aksi mengejutkannya saat diperiksa salah seorang dokter. Perjalanan kembali terhenti sejenak saat ada tahana lain yang dipindahkan, seorang manusia bertubuh besar yang menyerupai buaya, yang dipanggil Croc oleh Joker. Croc mengendus bau Batman, dan menggumam tentang balas dendam pada Batman. Ups.

Menurut saya ini adegan yang keren. (sumber gambar: rgapost.com)
Perjalanan mengawal Joker berlanjut, kali ini memasuki lift, turun ke jantung Arkham Asylum. Joker mengoceh tentang kasus yang membawanya ke Arkham Asylum kali ini, tentang pembakaran Blackgate yang juga membuat banyak anak buahnya juga dikirim ke Asylum. Hmm, saya jadi semakin penasaran nih. Batman pun bertanya apa agenda Joker, dan si badut berambut hijau itu menjawab dengan gila. Saat itulah tiba-tiba listrik mati, dan suasana berubah panik. Saat listrik kembali normal dan lampu menyala, Batman sudah dalam posisi mencekik leher Joker yang tengah terikat. Wah, keren! Oke, saya akui adegan ini benar-benar brilian, memunculkan sebuah ketegangan kecil yang mengejutkan dalam sebuah perjalanan yang cukup membuat penasaran.

Lift akhirnya berhenti, membawa pengawalan Joker ke lantai paling dasar Intensive Treatment. Di sini Batman bertemu Commissioner Gordon, sedikit obrolan mengenai peristiwa yang terjadi di malam itu. Di tempat terpisah tampak seorang perempuan tengah mengawasi Batman dan Godron melalui kamera CCTV. Dari titik ini Batman terpisah dari Joker karena peraturan Arkham Asylum hanya membolehkan staf penjaga yang berada di wilayah sel. Batman dan Gordon terlihat kesal, tapi ya mau bagaimana lagi? Apalagi dia kembali mengemukakan misteri Joker yang menyerahkan diri dengan mudahnya. Sesuatu yang sayangnya, tidak disukainya.

Killer Croc, salah satu musuh yang akan dihadapi Batman.(sumber gambar: jeuxcapt.com)
Misteri itu akhirnya terjawab ketika baru lima detik memasuki ruangan sel, Joker tiba-tiba merunduk dan dengan cepat melumpuhkan dua staf Asylum yang mengawalnya. Batman yang melihat dari balik kaca tebal dibuat terkejut dan langsung meminta Gordon menghubungi Warden. Tanpa ba-bi-bu dia menghancurkan kaca tebal itu dan masuk ke dalam. Joker tertawa dan melihat ke kamera CCTV, berkata kalau dia sudah pulang, dan perempuan yang dari tadi mengawasi di tempat lain menjawab selamat datang. Akses ke sudut lain koridor terbuka, Joker masuk ke sana dan mengunci dirinya dalam penghalang listrik.

Di sinilah Joker menjelaskan bahwa penangkapan dirinya adalah sebuah jebakan untuk Batman, dan jagoan kita telah masuk ke dalam jebakan dengan sangat baik. Dan untuk pertama kalinya pertarungan dalam Arkham Asylum dimulai, ketika beberapa tahanan dibebaskan dan mengepung saya. Sejak saat ini muncul perintah-perintah tombol di layar TV, sekaligus sebagai in-game tutorial yang menjelaskan kontrol permainan. Untuk pertama-tama saya mendapatkan kontrol serangan yang bisa diekseskusi dengan mudah. Kerennya, adegan pertarungan Batman bukan sekadar dalam sudut pandang orang ketiga sebagaimana game-game action lainnya, tapi juga dikombinasikan dengan zoom yang memperlihatkan adegan slow-motion yang keren. Menurut saya hal ini semakin membuat saya merasakan langsung menghajar penjahat sebagai Batman.

Joker lepas dari kawalan Batman. Awal mimpi buruk. (sumber gambar: wallpaperno.com)
Pertarungan pertama bisa dibilang sangat mudah, dan Joker, kali ini muncul di layar TV, semakin mengoceh kepada Batman mengenai rencana jebakan yang sudah disusunnya khusus untuk Batman. Joker menyebutkan ronde kedua, dan sel-sel lain terbuka, membebaskan tahanan-tahanan lain yang langsung mengeroyok Batman. Tentu saja saya langsung menjatuhkan semua tahanan itu dengan mudah, paling tidak untuk saat ini. Selain kontrol serangan yang mudah dilakukan, terdapat juga kontrol counter, yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi serangan lawan dari arah belakang. Serangan counter ini menurut saya bukan hanya membantu, tapi juga membuat duel terasa semakin hidup.

Joker sekali lagi menjelaskan melalui televisi, bahwa dia kini telah mengambil kendali Arkham Asylum secara penuh. Dan dia tidak akan membiarkan Batman lolos dalam perangkapnya kali ini, sembari menantang jagoan kita untuk bisa menangkapnya. Pintu gelombang listrik yang sebelumnya dikunci Joker kini terbuka, membuka sebuah jalan bagi Batman untuk mengejar Joker.  Commissioner Gordon sudah memperingatkan Batman bahwa itu jebakan bila Batman mencoba mengejar Joker, namun Batman masa bodoh. Dan sembari Batman bergerak menelusuri lorong mengejar Joker, muncul informasi di layar yang menyebutkan bahwa character bio dari Commissioner Gordon sudah bisa diakses.

Elemen slow-motion ditambahkan dalam duel Batman dengan para tahanan.(sumber gambar: amazon.com)
Memang di sepanjang permainan, dalam kondisi-kondisi tertentu, saya bakal mendapatkan beragam fitur menarik dalam game ini, salah satunya adalah character bio. Character bio yang bisa diakses melalui select ini menjelaskan mengenai profil pendek dari karakter-karakter dalam Arkham Asylum. Menurut saya fitur ini menarik, karena saya bisa membaca dan mengetahui latar belakang dari karakter-karakter dalam serial Batman. Selain itu ada fitur trophy, challenge, dan upgrade skill yang juga akan muncul di sepanjang permainan dalam kondisi-kondisi tertentu. Well, menurut saya ini sudah biasa diketahui, jadi saya rasa saya tidak perlu menjelaskannya lagi.

Kembali ke permainan, saya pun menelusuri koridor-koridor di depan saya dan mengetahui cara melempar Batarang. Setelah menghajar dua orang tahanan, Batman tampak berkomunikasi dengn seorang perempuan melalui earphone, yang diketahui sebagai Oracle. Batman menjelaskan situasi yang terjadi di Arkham Asylum pada Oracle, dan Oracle mengatakan dia akan membantu Batman. Dari character bio yang muncul saya ketahui bahwa Oracle tak lain adalah Barbara Gordon, puteri Commissioner Gordon yang sebelumnya saya kenal sebagai sosok di balik kostum Batgirl. Dalam bio itu tertulis bahwa setelah Joker menembah kakinya hingga lumpuh dan tidak bisa beraksi lagi sebagai Batgirl, Barbara membuat persona baru bernama Oracle, seorang pakar internet dan membantu Batman melalui transmisi radio. Ya setidaknya itu yang saya ketahui saat ini.

Di sepanjang permainan Batman akan dibantu oleh Oracle melalui sambungan radio.
Penelusuran berlanjut hingga bertemu dengan dua orang petugas kepolisian yang tengah panik. Saya pun berbincang dengan salah seorang polisi di sana dan polisi bernama Franklin itu lantas menjelaskan situasinya. Rupanya tahanan bernama Zsasz, yang juga menyimpan dendam pada Batman, telah bebas dan menyandera salah seorang polisi bernama Mike. Dia mengancam bila ada yang mendekat, termasuk kelelawar, dia tidak segan-segan akan membunuh Mike. Menyelamatkan Mike pun menjadi misi pertama dalam Arkham Asylum, yang sayangnya saya gagal dalam percobaan pertama.

Saya naik ke lantai atas dan menyaksikan apa yang terjadi bawah, di ruangan yang tidak bisa diakses dari lantai bawah karena penghalang listrik. Tak tahu apa yang mesti saya lakukan, saya pun menyalakan Detective mode atau Detective Vision, sebuah mode pandangan berteknologi canggih yang memungkinkan saya melihat sekeliling saya secara lebih detail. Mode ini merupakan salah satu fitur utama dalam Arkham Asylum yang akan saya gunakan di sepanjang permainan.

Detective mode, fitur serba guna yang inovatif.
Dengan mode ini, saya bisa mengetahui data-data fisik lawan, kondisi lingkungan mulai dari benda-benda yang bisa dijangkau menggunakan grapple gun, mengetahui lubang ventilasi, menyelidiki bau, jejak-jejak, hingga tembok-tembok yang rapuh. Menurut saya Detective mode merupakan sebuah fitur yang keren, sukses menciptakan atmosfer Batman berteknologi canggih sebagaimana yang ditampilkan dalam trilogi The Dark Knight.

Melalui Detective Vision, saya melihat ada patung Gargoyle di dinding bagian atas di sisi lain ruangan yang bisa dijangkau dengan grapple gun alias pistol pengait, salah satu gadget yang menjadi ciri khas Batman. Layar TV akan menunjukkan tempat-tempat mana saja yang bisa dijangkau dengan grapple gun dengan tanda lingkaran putih dan tulisan R1, yang merupakan tombol untuk melemparkan grapple gun. Dan yeah, saya meluncur ke atas pertama kalinya dan itu keren! Sayangnya saya terlalu terburu-buru melakukan gliding alias meluncur ke bawah menyerang Zsasz, sehingga Zsasz yang mengetahuinya langsung membunuh Mike. Inilah kegagalan pertama saya dalam Arkham Asylum. Well, saya akui ini memalukan.

Batman berbicara dengan petugas polisi.
Pada percobaan kedua saya berhasil menyelamatkan Mike, setelah saya menyadari ada patung gargoyle lain yang harus saya injak. Dari patung itulah saya melakukan glide sembari melebarkan sayap Batman, menyergap Zsasz. Saya cukup terpukau melihat adegan penyergapan dari belakang ini, yang menurut saya sangat keren. Pergerakan kamera untuk adegan ini begitu dinamis, menjadika saya seperti sedang menyaksikan sebuah cutscene atau sebuah film. Menurut saya perpaduan permainan aktif dengan adegan-adegan slow-motion yang di-zoom merupakan salah satu kekuatan Arkham Asylum, menjadikan game ini terasa begitu hidup sebagai sebuah game bertema Batman. Entah sudah berapa kali saya memuji game ini sebagai game yang Batman banget.

Setelah penyergapan Zsasz, monitor-monitor di ruangan itu menyala, memunculkan sosok penjahat perempuan populer dalam serial Batman, Harley Quinn. Rupanya Harley Quinn adalah sosok yang dari tadi mengawasi melalui CCTV. Dialah yang telah meretas keamanan Asylum dan membantu Joker mengambil alih penjara itu. Harley Quinn telah menculik Warden Sharpie, dan dia sedikit menjelaskan rencana Joker menjadikan Batman sebagai tamu kehormatan dalam ‘pesta’nya. Pesan dari Harley Quinn berakhir saat dia menghancurkan kameranya. Well, menarik melihat sosok Harley Quinn yang tampil di luar kostum biasanya, di mana dia mengatakan dia mengenakan kostum baru. Dari character bio saya baru mengetahui latar belakang Harley Quinn yang ternyata dulunya dalah psikiater di Arkham Asylum yang terobsesi dengan kegilaan Joker, lantas jadi gila. Menyedihkan.

Harley Quinn menyandera pimpinan Asylum.  (sumber gambar: qsf5.com)
Setelah video dari Quinn, Oracle menelepon Batman, mengatakan bahwa dari radio polisi yang disadapnya, diketahui bahwa Joker mengatakan bahwa dia memasang bom di berbagai tempat di Kota Gotham, dan akan meledakkannya bila yang berani masuk ke wilayah Arkham Asylum. Tapi kata Batman ucapan Joker itu bohong, jadi saya bisa cukup lega untuk saat ini. Ruangan yang terisolasi dengan penghalang listrik membuat saya mencari jalan keluar dengan menjebol pintu lubang ventilasi dan masuk merunduk ke dalamnya. Saat saya merunduk berjalan di dalam lubang ventilasi yang sempit, Oracle menelepon, menyambungkan radio polisi ke Batman namun siarannya kemudian terputus.

Saya keluar di ujung lubang ventilasi yang lain dan tiba di koridor yang mengarah ke ruang Decontamination yang terkunci dari dalam. Rupanya di dalam ruangan itu Joker menyebarkan gas beracunnya yang perlahan meracuni para polisi yang ada di sana. Saya pun bergerak cepat, dengan grapple gun meluncur ke atas mencari jalan lain memasuki ruangan tersebut. Saya kembali masuk ke lubang ventilasi dan mencapai ruang Decontamination. Di sini saya beberapa kali menembakkan grapple gun dan melakukan gliding untuk menyelamatkan para polisi dan tahanan dari gas beracun. Khusus untuk tahanan, setelah saya selamatkan langsung saya pukul pingsan.

Batman membuka pintu lubang ventilasi seperti ini.
Saat menyelamatkan para polisi ini saya sempat terjatuh ke dalam pusaran gas beracun, namun dapat menyelamatkan diri berkat opsi escape yang muncul. Saya sempat bingung bagaimana menghentikan gas beracun di ruangan itu, namun untung ada Detective Vision yang membuat saya bisa mengetahui solusinya. Memang, Detective Vision yang mengaktifkan Detective Mode ini perlu digunakan dan sangat membantu dalam menyelesaikan puzzle atau teka-teki yang ada dalam Arkham Asylum. Termasuk teka-teki Riddler yang sayangnya saya belum sempat mencicipnya dalam perjalanan satu jam pertama saya memainkan Arkham Asylum.

Melewati Decontamination Room, saya berlari menuju koridor Transfer Loop. Beberapa tahanan muncul menghalangi jalan, yang dengan segera saya bikin jatuh. Terus menelusuri koridornya hingga saya tiba di pintu besi bergambar wajah Joker. Pntu itu terbuka saat saya mendekatinya dan ketika saya masuk, Joker ada di sana menyambut dengan tawa jahatnya. Dia berdiri di atas kotak kontainer yang tergantung dengan rantai di seberang ruangan. Sebelum Batman bergerak untuk menangkap Joker, si penjahat yang selalu tersenyum itu membuka pintu kontainer besi di yang diinjaknya itu dan muncul seorang lelaki besar dari dalamnya dengan kondisi tubuh yang mengerikan, terlihat seperti monster.

Menghindari monster yang saya kira boss.
Saya tidak tahu apakah orang ini adalah boss pertama atau bukan, tapi setidaknya dia sudah membuat saya kewalahan. Saya hanya mendapat informasi kontrol untuk menghindari serangan, tanpa ada perintah untuk melumpuhkannya. Namun sebagai seorang Batman, ehem, saya tentu akan berusaha menjatuhkan penjahat tanpa diminta. Tapi monster ini begitu kuat, saya memukulinya dan dia tidak bergeming sedikit pun. Dia bahkan bisa menjatuhkan saya dengan begitu mudahnya. Pada akhirnya baru saya ketahui kalau memang saya tidak harus mengalahkannya. Saya hanya perlu menghindarinya beberapa kali hingga monster ini kehilangan kendali atas tubuhnya dan terjatuh sendiri. Phew, hampir saja saya kehilangan nyawa sia-sia.

Joker kelihatan kecewa melihat monster itu terjatuh. Dia berkata pada dirinya sendiri kalau butuh subjek tes yang lebih kuat. Dia lantas menantang Batman untuk menyerangnya saat itu juga, namun Batman, sudah siap dengan Batarangnya, urung melakukannya. Joker yang sudah menduga tindakan Batman lantas pergi dengan tawanya yang menyebalkan bersama kontainer yang telah bergerak dan memasuki ruang Extreme Isolation. Seorang polisi yang ada di sana lalu membuka penghalang listrik dan menjelaskan situasinya pada Batman. Jagoan kita ini meminta polisi tersebut untuk membuka pintu ke ruang Extreme Isolation, tapi yang muncul justru gambar Joker di monitor komputer.

Joker tak henti-hentinya mengerjai Batman.
Melalui siaran tersebut, Joker mengungakp bahwa Officer Boles, salah seorang petugas kepolisian yang mengawal Joker sejak tiba di Asylum rupanya seorang pengkhianat. Joker menunjukkan rekaman CCTV yang memperlihatkan Boles memukul dan menculik Commissioner Gordon. Batman geram, dan Joker mengancam bila Batman masih berani mengejarnya, dia tidak segan-segan melukai Gordon. Objective baru pun muncul, kini Batman mesti menyelamatkan Gordon yang diculik Bole. Saya pun kembali ke TKP penculikan Gordon, Holding Cell untuk mencari jejak keberadaan Boles.

Peta muncul di layar, memperlihatkan arah yang mesti saya tuju. Oracle kemudian menelepon, dan Batman mengatakan bahwa Gordon telah diculik dan Batman berjanji akan menyelamatkannya. Setelah melumpuhkan dua tahanan, saya masuk ke dalam Holding Cell dan mengaktifkan Detective Vision. Melalui Detective Vision, saya mendapatkan jejak bau alkohol yang diminum Boles dan mengikutinya melewati koridor-koridor yang ada. Bau alkohol Boles membawa saya ke Secure Transit, di mana saya dapati Boles membawa Gordon dengan menaiki lift. Ada seorang polisi di depan lift dan ketika Batman sedang menyelidiki wilayah lift, Harley Quinn tiba-tiba muncul di depan lift, mengejek Batman lantas meledakkan lift.

Batman menembakkan Grapple Gun untuk meluncur ke atas.
Lift rusak dan tidak bisa digunakan, membuat Batman harus menggunakan cara tradisional untuk bisa ke atas. Saya tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Batman tentang cara tradisional. Saya kira lewat tangga, makanya saya kemudian berjalan ke arah tangga namun hanya menemukan jalan buntu saja. Setelah beberapa detik berpikir, akhirnya saya menyadari bahwa saya mesti kembali menggunakan Grapple Gun, ketika tanda lingkaran dengan kode huruf R1 muncul saat saya melihat ke atas. Beberapa kali saya menembakkan Grapple Gun dan meluncur ke atas, beberapa kali pula melewati lubang ventilasi, serta beberapa kali melompat dari satu sisi ke sisi yang lain. Lingkungan yang gelap dan kontrol kamera yang membingungkan membuat saya sempat hilang arah.

Baru ketika saya melihat dengan seksama, saya mengetahui kemana saya mesti bergerak dan mengarahkan Grapple Gun. Selain itu, ada bentuk pergerakan baru yang bisa dilakukan Batman yang memanjat celah dinding sembari bergerak ke samping menuju sisi yang lain yang tidak bisa dijangkau dengan melompat. Lingkungan di jalur lift yang saya lewati terlihat begitu kompleks, apalagi dalam kondisi gelap. Ini membuat saya mesti menyalakan Detective Vision untuk bisa melihatnya lebih jelas. Namun saya akui, lingkungan Arkham Asylum dalam game ini dibuat dengan begitu detail, menunjukkan betapa seriusnya Rocksteady selaku studio yang membuat game ini dalam mengerjakannya.

Adegan yang cukup menyayat hati.
Setelah melewati celah-celah sempit di sekitar jalur lift, akhirnya saya tiba di koridor yang luas, dan beberapa tahanan tampak berbincang bebas di sana. Tak usah ditunggu, saya pun langsung menghajar semuanya, walaupun saya akui dikeroyok banyak penjahat itu cukup merepotkan. Life saya berkurang cukup banyak juga jadinya. Tapi meski begitu, melakoni duel dengan para tahanan ini begitu memuaskan, khususnya berkat ada elemen slow-motion yang seperti yang sudah saya sebut di awal tulisan saya ini, keren! Kembali, saya memasuki lubang ventilasi dan ketika tiba di ujungnya, sebelum membuka penutup lubang, saya bisa melihat di luar beberapa orang polisi ditembak oleh para tahanan. Adegan yang cukup menyedihkan untuk dilihat, mengingat salah seorang polisi sempat memohon untuk tidak ditembak dan berkata kalau dia punya anak. Saya pun jadi sedih melihatnya.

Saya tiba di koridor Cell Block Transfer, di mana beberapa tahanan tampak berjaga dengan senjata api di sana. Rupa-rupanya mereka mencegah siapapun untuk keluar dari Asylum. Saya mencoba menghadapi mereka langsung dari depan, namun mereka langsung menembak saya, membuat saya kehilangan banyak darah dan langsung berlindung di balik dinding. Batman bilang kalau menghadapi secara langsung sama saja dengan bunuh diri, karenanya dia mesti mencari cara lain melumpuhkan para tahanan. Kini saya sudah paham maksud ucapannya, dan dengan Grapple Gun, saya meluncur platform yang ada di atas para tahanan. Saya berhasil melintasi mereka dan mendarat di sebuah patung Gargoyle yang ada di belakang mereka tanpa mereka sadari. Rupanya ada tiga orang tahanan di sana.

Silent Takedown.
Berikutnya, untuk pertama kalinya saya diperkenalkan dengan unsur stealth dalam Arkham Asylum yang disebut Silent Takedown. Ini adalah metode pelumpuhan diam-diam tanpa diketahui lawan. Yang saya lakukan adalah berjalan merunduk pelan-pelan di belakang mereka, tanpa mereka sadari. Dan ketika sudah dekat, saya melakukan aksi Silent Takedown, membekap mereka dan melumpuhkan mereka. Ini keren! Saya melumpuhkan ketiganya satu per satu tanpa diketahui sedikitpun.

Elemen ini mengingatkan saya pada serial Metal Gear Solid, dan elemen stealth yang ada dalam Arkham Asylum membuat saya semakin mengagumi game ini. Dan memang elemen ini sangat tepat masuk dalam game Batman, mengingat Batman memang seringkali melumpuhkan lawan-lawannya secara diam-diam, sebagaimana yang ditampilkan dalam film-filmnya. Dan sayangnya, aksi saya melumpuhkan tiga tahanan bersenjata tersebut merupakan aksi terakhir saya, karena waktu satu jam tanpa terasa telah habis, membuat saya tidak bisa melanjutkan permainan. Padahal ya... saya masih belum puas!

Arkham Asylum punya grafis yang mantap.(sumber gambar: ampedgaming.com)
Yup, satu jam telah terlewati dan sekarang saatnya untuk memberikan kesimpulan terhadap game ini. Saya mulai dari segi grafis, Arkham Asylum memiliki tampilan grafis yang begitu keren. Suasana Arkham Asylum yang mencekam berhasil dihidupkan Rocksteady melalui gambaran lingkungan di dalam rumah sakit jiwa ini. Semuanya terlihat begitu autentik, padahal di dunia nyata tidak ada yang namanya Arkham Asylum. Setiap koridor dan ruangan dalam Asylum didesain dengan begitu baik dan ditambah penerangan yang temaram dankoridor-koridor yang sepi, membuat kengerian dalam Asylum begitu terasa. Saya sampai sempat lupa kalau ini adalah sebuah game action bertema Batman. Dari latar tempat ini saja saya bisa menilai seberapa serius Rocksteady mengembangkan game Batman yang dulu sempat diragukan bakal sukses secara komersial.

Setiap karakter dalam Arkham Asylum juga digambar dengan begitu detail, mirip seperti manusia sungguhan. Lihatlah bagaimana tampilan Joker dan Harleqy Quinn yang aura jahatnya begitu terlihat. Memang kedua penjahat ini didesain dalam tampilan yang benar-benar baru, dengan beberapa penyesuaian dari kostum aslinya, tapi menurut saya hal ini berhasil dalam menciptakan karakter penjahat yang mereka wakili, walaupun hadir dalam sebuah serial Batman yang baru. Pun dengan Batman, meski kostumnya merupakan kostum standar, tidak mengikuti kostum keren yang ada di The Dark Knight, tapi saya tidak bisa protes. Kostum standar itu memang pas banget buat karakter si Batman dan karakternya yang dingin dan kelam begitu sempurna meski dalam format aslinya.

Mark Hamill begitu menghidupkan karakter Joker dengan suaranya.(sumber gambar: psnation.com)
Dari segi suara, entahlah, saya tidak bisa memuji lagi, semuanya terdengar begitu asli dan hidup! Voice acting para karakter dalam Arkham Asylum begitu pas dan mampu membawa saya masuk ke dalam suasana yang serba tak tentu, suasana yang begitu menimbulkan kekhawatiran. Ucapan-ucapan Joker yang konyol namun bisa terasa begitu menakutkan, dan jawaban-jawaban Batman bisa begitu tenang namun di satu sisi saya rasakan ada rasa cemas dalam diri karakter yang suaranya diisi oleh Kevin Conroy ini. Artinya apa? Artinya saya bisa dibawa menyelami karakter Batman dan karakter-karakter lainnya hanya dari ucapan-ucapan mereka. Walaupun saya menemukan ada yang tidak pas dengan suara Harley Quinn.

Pun dengan musik dan efek suaranya, hmm, jempolan banget! Suara langkah kaki, benda-benda jatuh, benturan-benturan, gas, dan tembakan terasa seperti asli. Suara-suara yang terasa autentik seperti ini biasanya membuat saya lupa diri dan memang saya sudah lupa diri kalau sebenarnya saya sedang memainkan game Batman, bukannya berperan sebagai Batman. Apalagi musik latarnya yang beberapa kali berubah mengikuti mood permainan, menurut saya benar-benar brilian. Di satu sisi musik ini menimbulkan perasaan takut, terisolasi, dan suasana kelam lainnya, namun di satu sisi menimbulkan sebuah sensasi di mana saya mesti bergegas. Well, musik dan suara yang ada dalam game ini benar-benar membantu Arkham Asylum menjadi sebuah game yang paling terasa Batman-nya.

Kegilaan Joker adalah sentral cerita Arkham Asylum.
Dari segi narasi, saya rasa saya tidak perlu menjelaskannya lagi karena saya sebenarnya sudah menjelaskannya dari awal tulisan saya ini. Narasi Arkham Asylum begitu bagus, ditulis dengan baik, dan benar-benar sebuah cerita tentang Batman. Tempo yang terbilang lambat dalam prolog game ini justru menjadi sebuah pengantar yang sempurna untuk petualangan Batman di dalam sebuah bangunan besar penuh penjahat gila yang siap membunuhnya. Saya tidak heran sih kenapa ceritanya bisa sebagus ini, mengingat skenarionya ditulis oleh penulis yang terbilang berpengalaman dalam menulis kisah-kisah Batman, Paul Dini.

Dan menurut saya merupakan sebuah keputusan yang tepat untuk membuat sebuah cerita yang berdiri sendiri, bukan merupakan adaptasi dari film layar lebar atau serial animasi sebagaimana yang ada pada game-game pertama Batman. Penceritaan Arkham Asylum pun menjadi bertambah kaya dengan adanya character bio, yang walaupun tidak berdampak pada cerita dalam gamenya, namun berhasil memberikan gambaran mengenai karakter-karakter yang berinteraksi dengan Batman. Mungkin ya pada awal-awal permainan saya sudah bisa menebak apa yang akan terjadi di Asylum, namun apa yang terjadi kemudian adalah apa yang tidak bisa saya bayangkan, dan saya dibuat penasaran dengan itu.

The Dark Knight versi video game.  (sumber gambar: playstationlife.net)
Dalam satu jam permainan ini, tidak ada adegan khusus yang menurut saya menimbulkan kesan tersendiri dalam pengalaman saya memainkan Arkham Asylum. Karena menurut saya kesan tersebut terbangun dalam perjalanan ceritanya, menjadikan Arkham Asylum sebagai sesuatu yang mesti dirasakan sejak awal hingga akhir. Kalaupun mungkin yang bisa saya tangkap adalah sebuah ironi ketika para polisi yang mestinya memburu para penjahat, kini justru jadi buruan para penjahat. Bisa dibilang, Arkham Asylum adalah The Dark Knight versi video game, dengan cerita jauh berbeda, namun sama-sama berhasil menciptakan suasana kelam dalam petualangan Batman.

Batman: Arkham Asylum memiliki gameplay yang sederhana sebagai sebuah game action-adventure. Dalam perspektif third-person atau orang ketiga, saya bisa melihat dengan jelas bagaimana aksi Batman menghajar para penjahat tanpa khawatir kelewatan momennya. Apalagi ada kombinasi slow-motion yang keren saat bertarung melawan para penjahat, membuat saya tidak akan bosan dengan pola beat’em up yang biasanya sangat monoton. Rocksteady tampaknya menyadari kelemahan genre ini dan memunculkan sebuah variasi yang menjadikannya begitu memuaskan. Entah bagaimana mereka melakukannya, tapi mereka berhasil.

Arkham Asylum kental dengan nuansa Batman.(sumber gambar: craveonline.ca)
Tapi bukan hanya aksi berantem yang memuaskan yang membuat saya begitu terikat saat memainkan game ini. Melainkan juga elemen-elemen lain yang dihadirkan di sepanjang permainan, khususnya elemen stealth dan puzzle. Elemen stealth ala Metal Gear Solid adalah salah satu kesukaanku dan itu berhasil diterapkan dengan sangat baik dalam ciri khas sang ksatria malam. Sementara elemen puzzle-nya terasa begitu serius berkat adanya Detective Vision yang mengaktifkan Detective mode untuk menyelesaikan beragam misteri dan teka-teki yang ada dalam game ini. Sebagaimana yang sukses disampaikan The Dark Knight, Arkham Asylum juga sukses menciptakan konsep bahwa Batman bukan sekedar permainan otot, melainkan juga permainan pikiran.

Penggunaan gadget khas Batman menurut saya juga menjadi Arkham Asylum begitu menarik bagi jari-jari ini menekan tombol di kontroler. Walaupun dalam satu jam saya bermain saya baru menjumpai Batarang dan Grapple Gun, namun sudah cukup bagi saya untuk merasakan sensasi menjadi seorang Batman. Apalagi penggunaannya terbilang sederhana, dengan petunjuk pemakaiannya yang muncul di sepanjang permainan, membuat tidak butuh banyak waktu untuk mempelajarinya terlebih dulu. Tidak ada yang bisa mengalahkan kesenangan melemparkan Batarang ke arah gigi palsu Joker yang merangkak di sepanjang koridor. Mungkin bisa dibilang seperti inilah seharusnya video game tentang Batman dibuat.

Batman melempar Batarang.
Kontrol dalam game ini begitu baik dan mudah dilakukan, dengan semua petunjuk tersaji di sepanjang permainan. Walaupun ada beberapa kekurangan yang saya catat, namun itu tidak mengurangi kenikmatan memainkan Arkham Asylum. Yang pertama terkait pergerakan kamera, saya tidak tahu apakah ini memang dari gamenya atau mungkin stik kontroler yang saya gunakan sedang eror, sehingga saya kesulitan menggerakkan kamera untuk mendapatkan sudut pandang yang tepat. Pun untuk aksi counter dan jump, beberapa kali saya menemukan miss alias responnya aksi dalam game dengan tombol yang saya tekan. Tapi sekali lagi, ini bisa jadi kesalahan kontroler dan bukan dari gamenya. Kalau kalian juga mengalami hal ini, berarti mungkin memang kontrol dalam gamenya yang bermasalah.

Kesimpulannya, Batman: Arkham Asylum merupakan sebuah pengalaman yang luar biasa menakjubkan bagi gamer action, khususnya penggemar serial superhero. Di sini saya bisa merasakan suasana yang begitu hidup, seolah-olah saya benar-benar menjadi Batman dan bahaya mengancam saat saya menyadari tengah terjebak di dalam rumah sakit jiwa penuh penjahat yang siap membalas dendam. Sama seperti The Dark Knight yang seakan menjadi standar baru dalam pembuatan film superhero yang benar-benar berhasil, Arkham Asylum kini telah menjadi sebuah standar yang tepat tentang bagaimana membuat game superhero adaptasi komik yang sanggup memuaskan para pemainnya.

Gliding seperti ini rasanya begitu menyenangkan.
Superman, sebagai salah satu serial komik yang versi video gamenya selalu saja bernasib buruk, mungkin perlu belajar dari game ini. Arkham Asylum bukan hanya tampil menawan dari segi grafis dan suara, namun juga sempurna dalam hal gameplay dan memikat dalam hal narasinya. Maka saya tidak heran bila game pertama dari seri Arkham ini bisa begitu sukses dan menuai banyak pujian dari para gamer dan kritikus gamer di seluruh dunia. Ya, kini saya tahu kenapa game ini paling banyak dibicarakan dan juga menghasilkan tiga sekuel yang sama-sama berhasilnya.

Karena memang Arkham Asylum adalah sebuah game yang mampu menggambarkan Batman dengan sangat baik. Seperti yang saya katakan sebelumnya, bila The Dark Knight adalah versi film adaptasi terbaik dari Batman, maka Arkham Asylum, atau mungkin tepatnya Arkham series, adalah versi game adaptasi terbaik dari salah satu superhero favorit saya ini. Dan saya tidak sabar menunggu game-game superhero lainnya yang mampu menangkap esensi dari superhero tersebut dan menampilkannya dengan baik dalam sebuah permainan video sebagaimana yang berhasil dilakukan Arkham Asylum.

Akhirnya, setelah satu jam bermain, saya pikir saya harus kembali memainkan game ini bila kondisinya memungkinkan. Memainkan game ini membuat saya merasa benar-benar menjadi seorang Batman dalam video game. Saya bisa menghajar penjahat dengan kerennya, bisa melayang dan mengendap dengan begitu wahnya, dan tentunya bisa sok cool dan misterius dalam kostum kelelawarnya. Tapi yang pasti alasan wajib kenapa saya harus memainkan game ini karena saya penasaran bakal seperti apa keseruan lain yang menunggu saya dan yeah, saya tidak sabar menangkap Joker. Dari skala 1 sampai 10, saya beri game ini nilai impresi 10 yang artinya sangat harus untuk dimainkan kembali. Dan artinya lagi, Arkham Asylum menjadi game pertama dalam artikel ‘Satu Jam Bermain’ di blog Gamer Jalanan ini yang mendapatkan nilai sempurna. Kalian setuju kan? (gj)

*NB: Gambar-gambar screenshot diambil dari YouTube.

No comments:

Post a Comment