Wednesday, March 16, 2016

‘Dragon Ball: Advanced Adventure’, Petualangan Goku yang Sempurna

(sumber gambar: static.srcdn.com)
Dragon Ball merupakan salah satu serial komik dan  kartun favorit saya. Saya membaca komik-komiknya dan menyaksikan tayangan kartunnya sejak masih kecil saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Menurut saya cerita Dragon Ball sangat seru dan menarik untuk diikuti, dengan kisah utamanya mengenai bocah sakti bernama Son Goku yang berpetualang keliling dunia untuk mengumpulkan tujuh bola sakti yang bisa memunculkan naga pengabul segala keinginan, Shen Long. 

Kecintaan saya terhadap serial ini sempat memunculkan keinginan untuk bisa menjadi seperti Goku yang super kuat, bisa mengeluarkan bola sinar kamehameha dan terbang dengan awan kintoun, berpetualang mengumpulkan Dragon Ball. Keinginan seperti itu tentu tidak mungkin diwujudkan di dunia nyata, namun selalu bisa dirasakan dengan bermain video game. Sayangnya, mayoritas video game bertema Dragon Ball yang ada selalu bergenre fighting 1-on-1, alias berantem satu lawan satu tanpa ada unsur petualangannya. Padahal, Dragon Ball memiliki dunia yang luas yang rasanya sangat disayangkan bila adaptasi video gamenya sebatas game berantem satu lawan satu.


Goku terbang dengan awan kinton atau flying nimbus.
Beruntung, pada akhirnya saya menemukan game Dragon Ball yang bisa mewujudkan keinginan saya untuk bisa menjadi seorang Son Goku. Game tersebut adalah ‘Dragon Ball: Advanced Adventure’ di konsol portabel Game Boy Advance (GBA) buatan Dimps yang dirilis tahun 2006. Saya pertama kali mengetahui informasi mengenai game ini saat membaca majalah HotGame yang saya beli di toko buku Gramedia gara-gara covernya bergambar Mario. Dalam HotGame edisi tersebut, ada sebuah review singkat mengenai game Dragon Ball: Advanced Adventure yang menjelaskan garis besar game ini. 

Membawa nostalgia petualangan si Goku kecil.
Dalam review tersebut disebutkan bahwa game ini merupakan game bergenre beat’em up yang memiliki alur cerita sesuai dengan serial Dragon Ball, khususnya ketika Goku masih kanak-kanak. Bahkan, turnamen bela diri dunia atau Tenkaichi Budokai juga termasuk salah satu fitur yang dihadirkan game ini. Tentu saja membaca ulasan tersebut membuat saya ingin sekali mencicipi keseruan game ini yang mendapat penilaian baik dari HotGame. Sayangnya, saya tidak bisa melakukannya saat itu mengingat saya tidak memiliki GBA. Akan tetapi berkat adanya emulator GBA yaitu Visual Boy Advance (VBA), saya akhirnya bisa memainkan game ini dan mendapati bahwa game ini sesuai dengan pengharapan saya selama ini.

Kamehameha Goku yang sadis abis.
Dragon Ball: Advanced Adventure adalah sebuah game bergenre beat’em-up berpadu side-scrolling platformer dengan elemen aksi yang seru. Di sini saya berperan sebagai Goku kecil, mengendalikannya ke kanan-kiri layar untuk menghajar setiap lawan yang ada demi mengumpulkan bola-bola berbintang. Sebagaimana dalam komik dan kartunnya, Goku bisa melakukan jurus kamehameha, menggunakan tongkat sakti, dan menaiki awan kintoun di sepanjang petualangannya. Jelas saya bisa merasakan menjadi Son Goku dan bisa melakukan banyak hal yang sebagai bocah saiya itu sebagaimana yang saya idam-idamkan dari dulu. Dan hebatnya lagi, game ini terasa lengkap dengan adanya mode pertarungan satu lawan satu sebagaimana game-game Dragon Ball yang ada sebelumnya.

Pertarungan pertama melawan Piccolo, Goku ditakdirkan untuk kalah.
Ada empat mode permainan utama dalam game ini, yaitu Story Mode, One-on-One Mode, Versus Mode, dan Extra Mode. Dalam Story Mode, sebagaimana namanya, merupakan sebuah pengalaman single-player yang selama ini saya harapkan. Dalam game ini saya menjadi Son Goku yang berpetualang demi mengumpulkan tujuh bola naga dengan cerita sebagaimana dalam serial komik dan kartunnya. Cerita dimulai dari pertemuan Bulma dan diakhiri dengan pertarungan melawan Raja Piccolo. Cerita Dragon Ball ini tersaji dengan baik dalam format video game, melalui potongan-potongan adegan dan dialog-dialog yang tersaji di sepanjang permainan. Sehingga, saya pun bisa bernostalgia dengan kenangan masa kecil saya saat saya membaca dan menyaksikan serial ini.

Goku pun bisa menggunakan tongkat ajaibnya.
Story mode-nya terbilang lengkap dan kronologis dengan serial komik dan kartunnya. Semua episode penting dalam Dragon Ball dihadirkan begitu baik dalam serangkaian level atau chapter yang kesemuanya bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menghadirkan segala bentuk aksi. Mulai dari mengejar Ooong dengan awan kinton, berguru pada Master Roshi, menghadapi Yamcha, pertarungan melawan Red Ribbon Army, hingga mengikuti event Tenkaichi Budokai atau turnamen bela diri dunia yang diselipkan di sela-sela petualangan. Ya walaupun minus episode saat melawan Piccolo Junior, tapi itu bukan masalah karena pertarungan melawan King Piccolo cukup menjadi klimaks petualangan dalam game ini.

Saya juga bisa bermain sebagai Krillin.
Tapi dalam Story Mode saya bukan hanya bisa merasakan menjadi Goku, melainkan juga bisa bermain sebagai teman seperguruan Goku, Krillin. Si botak lucu ini bisa dimainkan dalam story mode setelah saya menyelesaikan story mode pertama kali. Krillin memiliki jurus-jurus yang berbeda tidak seperti Goku. Ini menjadikan Story Mode Krillin menarik untuk dimainkan dan tidak membosankan. Kapan lagi coba saya bisa bermain sebagai Krillin, yang selama ini seperti terlupakan dalam ranah video game. Sayangnya, dalam Story Mode Krillin tidak ada cutscene dan alur cerita, hanya level-level permainan sebagaimana Story Mode Goku.

Tenkaichi Budokai atau World Tournament.
Mode kedua yaitu One-on-One Mode, atau mode pertarungan satu lawan satu sebagaimana game-game Dragon Ball bergenre fighting yang ada sebelumnya. Bedanya, mode ini berfokus pada karakter-karakter utama Dragon Ball, bukan Dragon Ball Z yang kerap muncul. One-on-One Mode merupakan permainan single-player di mana saya bisa memilih karakter Dragon Ball favorit saya dalam duel satu lawan satu yang seru, yang dikemas dalam gaya Tenkaichi Budokai. Awalnya saya hanya bisa memilih Goku dan Krillin, tapi seiring progres Story Mode dan mode lainnya, saya bisa mengakses karakter-karakter Dragon Ball lainnya dalam game ini seperti Jackie Chun, Tao Pai Pai atau nama Inggrisnya Mercenary Tao, Kakek Gohan, Tien Shinhan, dan King Piccolo.

Kapan lagi bisa beraksi sebagai Jackie Chun yang legendaris.
Pertarungan One-on-One ini disempurnakan dengan mode ketiga, yaitu Versus Mode. Dalam mode ini dimungkinkan bagi saya untuk bermain multiplayer dengan teman saya melalui fitur komunikasi yang dimiliki GBA. Dengan menggunakan dua konsol GBA, saya bisa bertarung melawan teman saya dalam duel satu lawan satu khas Dragon Ball sebagaimana yang pernah saya mainkan dalam game fighting Dragon Ball Z di konsol PS2 bersama teman saya saat duduk di bangku SMP dulu. Meskipun hadir dalam format portabel dengan layar yang lebih kecil dan keterbatasan fitur, namun toh tidak mengurangi kenikmatan permainan. Duel yang terjadi tetap terasa seru, dengan beragam unsur serangan dan juga combo yang keren. 

Goku mesti merebut air ajaib di menara karin.
Mode terakhir yaitu Extra Mode, mirip dengan Story Mode tapi bedanya tidak ada cutscene dan lebih banyak hal yang bisa dilakukan. Di sini saya bisa mengumpulkan berbagai jenis item untuk mengakses mini game yang terdiri dari menghancurkan batu dan merebut kacang ajaib. Pun, di sini saya bisa bermain sebagai berbagai karakter Dragon Ball yang ada apabila saya  berhasil menemukan potret-potret mereka yang tersembunyi dalam level-level yang ada. Selain Goku dan Krillin, total ada 28 karakter lainnya yang bisa dimainkan dalam Extra Mode, meliputi Yamcha, Tien Shinhan, Chaos, dan General Blue.

Dari segi visual, Advanced Adventure memiliki kualitas grafis yang baik. Karakter-karakternya digambar detail dan latar belakang pemandangan yang ada dihadirkan dengan penuh warna. Kisah Dragon Ball yang ada dalam komik dan kartunnya terasa begitu hidup dalam format video game, menjadikan adaptasi ini rasanya begitu berhasil dan menemukan bentuknya dalam jenis hiburan interaktif ini. Hal yang sama pun tampak dari segi suara atau sound, di mana nada-nada ceria khas kartun Dragon Ball terdengar baik dalam title screen hingga di sepanjang permainan. Perpaduan grafis dan sound inilah yang menurut saya sukses menciptakan atmosfer Dragon Ball yang semestinya.

Cerita Goku disajikan dalam ragam percakapan.
Yang menjadikan game ini terasa menyenangkan adalah gameplay yang tidak monoton. Sebagai game bergaya 2D platformer, saya tidak hanya menggerakkan karakter ke kanan, melompat, dan menghajar musuh. Melainkan dalam game ini saya juga dapat melakukan aksi-aksi lainnya, seperti bertarung di udara, mengendarai awan kintoun atau bertarung dalam Tenkaichi Budokai. Saya juga tidak bisa asal gebuk karena terdapat beberapa lawan yang memiliki teknik-teknik khusus untuk mengalahkannya. Salah satunya monster yang baru bisa digebukin dengan tongkat ajaib setelah terlebih dulu dibekukan dengan menghancurkan tembok ruangan. Selain itu juga ada area di mana saya mesti memperhatikan pintu yang dimasuki dengan teliti agar dapat menemukan jalan keluar.

Secara keseluruhan Dragon Ball: Advanced Adventure merupakan sebuah pengalaman Dragon Ball yang seru dan menyenangkan untuk dimainkan, sebuah kesempurnaan petualangan Goku. Dengan gameplay yang sederhana dan menarik, serta jalinan cerita yang lengkap dan kronologis, ditambah beragam fitur keren termasuk duel satu lawan satu, jelas sekali bahwa Dragon Ball: Advanced Adventure adalah sebuah game yang tidak boleh dilewatkan para penggemar Dragon Ball termasuk saya. Game ini juga cocok dimainkan bagi para penggemar Dragon Ball yang ingin bernostalgia dengan serial kesayangannya ini. Bisa dibilang, Advanced Adventure adalah video game adaptasi terbaik dari serial Dragon Ball yang legendaris. (gj)

*NB: Gambar screenshot diambil menggunakan emulator VisualBoyAdvance.

No comments:

Post a Comment