Thursday, January 14, 2016

Gamer Indonesia Mesti Santun dan Taat Aturan

(sumber gambar: giantbomb.com)
Sebuah kabar mengecewakan datang dari jagat e-sports DOTA 2. Ada dua tim DOTA 2 Indonesia yang bisa dibilang membuat nama Indonesia tercoreng dalam event kualifikasi terbuka turnamen DOTA 2 bertajuk Shanghai Majors yang diselenggarakan Januari 2016 ini. Dua tim tersebut adalah RISE.CAT dan AVS, keduanya dari Indonesia, telah melakukan hal tak terpuji dan mendapat cemooh dari insan gamer e-sports DOTA 2 dari penjuru dunia.

Dilansir dari JagatPlay, tim pertama yang mencoreng nama Indonesia tersebut adalah RISE.CAT. Tim ini melakukan aksi tak terpuji dengan aksi unpause sepihak mereka, saat kelima anggota tim lawan, Team Elunes dari India sedang mengalami kendala teknis dan terputus dari permainan. Bukannya pause, RICE.CAT malah menghancurkan barrack milik Team Elunes begitu saja. Alhasil aksi ini mengundang protes dari para gamer DOTA 2 kepada pihak panitia Shanghai Majors. Dengan bukti yang ada, pihak panitia lantas menganulir RISE.CAT tetapi tetap diperbolehkan mengikuti kualifikasi kedua.


Seolah tidak belajar dari kesalahan RISE.CAT, tim DOTA 2 dari Indonesia kembali membuat malu negeri ini. Kali ini tim AVS, saat berhadapan dengan tim Antipro, masih dalam kualifikasi yang sama. Dilansir dari JagatPlay, salah seorang anggota tim AVS melakukan trashtalk atau berbicara kasar kepada tim Antipro. Padahal, hal seperti ini dilarang dalam turnamen. Tim AVS yang tengah berada di atas angin lantas memberondong Antipro dan memojokkan hingga ke level Barracks. Namun tiba-tiba tim AVS mengalami disconnect atau DC secara serentak, yang direspon pause oleh tim Antipro.

Event Shanghai Major. (sumber gambar: dota2.com)
Permainan kembali berlanjut dan kali ini ganti tim Antipro yang melakukan push. DC serentak kembali terjadi di tim AVS, namun kali ini Antipro tidak melakukan pause. Malahan mereka menghancurkan barrack AVS dan menyelesaikan permainan. Tim AVS menjadi berang dan menuduh Antipro melakukan DDOS untuk mengacaukan mereka. Lantas terjadilah ketegangan antar kedua tim ini. Antipro membela diri bahwa mereka secara teknis memang tidak bisa melakukan pause, walaupun tidak dijelaskan secara rinci apakah kuota pause mereka sudah habis. Selain itu, mereka tidak bisa mundur karena salah satu hero mereka yaitu Dragon Knight telah berubah menjadi mode ulti.

Namun yang menjadi sorotan dalam kasus kedua ini adalah sikap AVS yang dianggap kekanak-kanakan dengan aksi mereka melakukan flaming, mengucapkan kata-kata kasar baik sebelum DC maupun setelah DC. Padahal hal seperti ini dilarang dalam peraturan yang ada. Hal ini membuat turnamen ini menjadi terlihat tidak profesional. Komunitas DOTA 2 di Reddit juga menyoroti DC serentak yang terjadi pada tim AVS, terjadi di saat Antipro tengah melakukan push. Hal ini bisa saja merupakan taktik AVS, sementara Antipro sendiri sebelumnya juga sudah melakukan pause saat AVS DC untuk kali pertama.

Saat dikonfirmasi Jagatplay, salah seorang anggota AVS mengakui benar telah melakukan flaming. Namun dia mengatakan aksi flaming tersebut merupakan balasan terhadap flaming yang dilakukan terlebih dulu oleh Antipro, yang menyebut dapat melibas tim Indonesia hanya dalam waktu 20 menit. Sayangnya, tidak ada bukti screen capture yang bisa membuktikan klaim tersebut. Meskipun begitu, sikap AVS tetap saja tidak dibenarkan membalas perlakuan Antipro, bila memang Antipro melakukan flaming, dengan membalasnya melakukan flaming pula. Maksudnya di sini, apakah ketika tim lawan melakukan pelanggaran, lantas tim AVS bisa ikut-ikutan melakukan flaming yang jelas-jelas merupakan pelanggaran?

Cuplikan pertarungan RISE.CAT melawan Elunes. (sumber gambar: inigame.id)
Bedanya dengan RISE.CAT, Facelt selaku panitia penyelenggara Shanghai Majors memutuskan meloloskan AVS ke babak selanjutnya dengan mendiskualifikasi Antipro karena dianggap tidak melakukan pause ketika semestinya mereka melakukan pause, dan malahan menghancurkan barrack AVS. Keputusan ini mengundang kontroversi di komunitas DOTA 2 di Reddit, yang merupakan komunitas DOTA 2 terbesar di dunia, yang menyebut Facelt tidak memahami peraturan yang mereka buat sendiri. Mestinya, sikap kasar dari AVS terkait flaming yang dilakukan bisa menjadi pertimbangan Facelt dalam membuat keputusan. Facelt dinilai mengalami kebingungan karena terjadi bias terkait kontroversi yang terjadi sebelumnya dengan tim RISE.CAT.

Terlepas dari siapa yang benar dan salah, tentu dua kejadian ini patut menjadi pembelajaran bagi gamer Indonesia, khususnya gamer e-Sports dalam mengikuti turnamen profesional bertaraf Internasional. Indonesia adalah negeri yang santun, tentunya hal ini dapat dibawa oleh para gamer Indonesia dalam setiap turnamen yang mereka ikuti apalagi tingkat dunia. Ini termasuk misi, mengenalkan Indonesia kepada dunia. Bahwa Indonesia adalah negeri yang ramah, bukannya malah menjelek-jelekkan citra Indonesia dengan kata-kata kasar yang kesannya mudah dikeluarkan di dunia maya.

Kalau turnamen yang diikuti skala lokal, katakanlah tingkat kecamatan, dan gamenya Point Blank mungkin bukan masalah ya jika gamer berpartisipasi dengan kata-kata khas ‘kebun binatang’ alias kata-kata kasar dikeluarkan. Tapi ini kan tingkat dunia, apa ya gak malu kebiasaan ‘kebun binatang’ dipamer-pamerkan? Itu gak keren sama sekali lho, itu sangat memalukan! Kita semua warna Indonesia, termasuk gamer Indonesia, punya misi untuk menjaga nama baik negeri. Jangan karena terpancing perkataan lawan dan emosi sesaat, nama Indonesia jadi tercemar. 

Tim Indonesia perlu memperbaiki sikap sebelum terjun ke turnamen internasional.(sumber gambar: techspot.com)

Ya mungkin nama Indonesia sudah tercemar ya, tapi jangan malah membuatnya semakin tercemar. Kalau memang belum bisa meninggalkan kebiasaan buruk seperti ini, mendingan jangan dulu deh berani-berani mengikuti turnamen kelas dunia. Bukannya menang, malah bikin malu dan jadi bahan pembicaraan netizen. Saya saja sebagai gamer Indonesia malu, mestinya kalian juga lebih malu. Mestinya bagi setiap gamer yang membawa embel-embel ‘tim Indonesia’, harus lebih pintar menjaga sikap dan pembawaan diri. Saya menulis seperti ini bukan tanpa dasar, karena saya juga pernah mengikuti turnamen e-Sports mewakili tim Indonesia dalam turnamen kelas dunia. Waktu itu kalau tidak salah tahun 2012, saya mengikuti turnamen World Cup Pokemon Online dan atmosfernya sangat ketat.

Dalam turnamen ini, ya walaupun saya kalah, saya bisa melihat bagaimana tanggapan para pemain luar negeri terhadap pemain-pemain Indonesia. Ketika pemain Indonesia mengutarakan hal-hal yang kasar, respon mereka pun cenderung merendahkan. Sementara ketika pemain Indonesia mengatakan hal-hal baik, mereka pun akan baik pula. Apalagi kalau bisa diselingi dengan bercanda, semakin menghangatkan suasana. Dari situ saya menilai, bahwa tindakan kita adalah cermin. Jadi walaupun ‘diserang’ oleh kalimat-kalimat kasar dari pemain lawan, bila kita bisa menanggapinya dengan baik, lawan pun akan segan meneruskan kekasarannya. Yakin deh, bukan yang kuat yang menang, tapi yang menanglah yang kuat. Maksudnya selain kuat kemampuan, tapi juga kuat mental. Percuma kalian jago main DOTA 2, tapi gampang emosi ketika di-flaming lawan, bikin kehilangan fokus dan akhirnya kalah. Ya walaupun AVS diloloskan Facelt, kenyataan yang sebenarnya adalah AVS telah kalah di mata komunitas DOTA 2.

Saya bukannya menghakimi ya, saya hanya sekadar mengingatkan sebagai bagian dari komunitas gamer Indonesia, khususnya gamer e-Sports. Dan nasihat ini juga berlaku untuk saya. Marilah kita bersama-sama menampilkan keramahan dan kesantunan dalam setiap permainan kita. Semuanya dimulai dari yang kecil, dari bermain local multiplayer di konsol rumah atau di mobile, bermain multiplayer secara online, hingga bermain dalam turnamen profesional. Pun kita mesti menaati setiap peraturan yang ada, jangan sampai melanggar satu pun peraturan karena walaupun Cuma satu, tetap saja merupakan pelanggaran. Dan percayalah, tidak ada yang suka dan segan pada pelanggar peraturan. Jadi ya, gamer Indonesia mesti santun dan taat aturan. Yuk jadi gamer yang sehat dan cerdas, jangan malah jadi virus. Saya Gamer Jalanan, salam gamer Indonesia! Happy gaming! (gj)

No comments:

Post a Comment