Saturday, April 18, 2020

Final Fantasy VI Mestinya (Juga) Dibuat Ulang: Remake

Fan artwork menampilkan tiga karakter utama Final Fantasy VI.
HALO Sahabat Gamer! Semoga sehat selalu ya di tengah pandemi Covid-19 ini dan semoga virus ini segera pergi (Aamiin). Mohon maaf karena lama tak update blog karena belakangan ada banyak pekerjaan yang mesti diselesaikan di masa Work from Home (WFH) ini. Nah, mumpung lagi hype Final Fantasy VII Remake, saya rasa tidak ada salahnya juga bagi saya untuk ikutan "me-remake" tulisan klasik saya tentang game ini.

Yup, tulisan saya kali ini tidak benar-benar baru. Ini tulisan lama saya saat Final Fantasy VII Remake pertama kali diumumkan. Tulisan ini dimuat di laman Tech in Asia ID dan juga CumaGamer.com tahun 2015. Ya walaupun tulisan lama, tetapi saya rasa masih relevan untuk kembali ditampilkan dalam kaitan hype Final Fantasy VII Remake. Tentu saja saya me-remake alias membuat ulang tulisan ini agar bisa menyesuaikan dengan kondisi sekarang ini di 2020.

Sahabat gamer pasti sudah tahu kalau Final Fantasy VII Remake, yang seperti judulnya, merupakan remake dari game RPG legendaris Final Fantasy VII dibuat ulang. Bahkan mungkin sudah banyak sahabat gamer yang sudah memainkan game ini. Bagaimana menurut kalian? Kalau menurut saya Retro Lukman Gamer Jalanan sih, game ini keren banget! Ini benar-benar remake yang melampaui ekspekstasi dengan grafis dan audio yang sangat wah dan penyesuaian di sana-sini.

Final Fantasy VII Remake.
Setelah bertahun-tahun para penggemar terus-menerus ‘menekan’ Square Enix untuk membuat ulang game yang disebut-sebut mempopulerkan JRPG di tanah barat ini, akhirnya kisah Cloud dan kawan-kawan ini kembali hadir dan menjadi bahan pembicaraan di sana-sini. Tetapi sebenarnya, ada satu seri Final Fantasy lain yang rasanya perlu mendapat perlakuan yang sama. Apalagi setelah Square Enix membuktikan bahwa proyek Final Fantasy VII Remake mereka terbilang berhasil. 

Game yang manakah itu? Jawabannya tak lain dan tak bukan: Final Fantasy VI. Gamer Indonesia mungkin kurang mengenal iterasi Final Fantasy ini. Tetapi di tanah barat pada era kejayaan 16-bit, Final Fantasy VI yang di sana diberi judul Final Fantasy III terlebih dahulu menjadi hit bila dibandingkan Final Fantasy VII.


Artwork Final Fantasy VI yang legendaris.
Final Fantasy VI diberi judul angka III, karena saat itu tiga seri game Final Fantasy yaitu Final Fantasy II, Final Fantasy III, dan Final Fantasy V tidak dirilis di luar Jepang. Mungkin karena itulah, Square Enix memberi judul III pada Final Fantasy VI untuk menjaga urutan kronologis serial ini di pasar dunia. Sebelumnya seri Final Fantasy IV juga diganti judulnya menjadi Final Fantasy II dikarenakan alasan yang sama. Beruntung pada masa-masa berikutnya, penamaan judulnya dikembalikan seperti urutan asli serial ini.

Kembali ke Final Fantasy VI. Rilis di masa keemasan Super Nintendo Entertainment System (SNES) pada tahun 1994, game ini mendapat sambutan yang begitu baik dari kalangan gamer, khususnya penggemar RPG. Jangan heran bila kalian kerap menemukan judul ini dalam daftar RPG terbaik. Hampir semua kritikus game memberikan ulasan menyenangkan untuk Final Fantasy VI. Bahkan, beberapa situs video game bisa ‘begitu berani’ menempatkannya di peringkat teratas dari daftar game Final Fantasy terbaik mereka, mengungguli Final Fantasy VII.

Gameplay klasik Final Fantasy VI.
Kenyataannya, game ini memang memiliki kualitas yang tinggi dibandingkan RPG sejenis. Gameplay yang menarik ala Final Fantasy namun dengan penyesuaian elemen-elemen yang membuatnya semakin luar biasa. Selain melanjutkan penggunaan Active Battle System yang diperkenalkan Final Fantasy IV, salah satu elemen baru dibandingkan rilisan sebelumnya adalah adanya elemen Esper di mana karakter-karakternya bisa memanggil makhluk sihir berkekuatan super yang disebut... well, Esper. 

Keberadaan Esper ini menjadikan game ini terasa kaya karena pemain punya banyak pilihan serangan yang bisa digunakan melalui kekuatan para Esper ini di luar kekuatan utama karakter itu. Karakter-karakternya sendiri ada banyak, namun masing-masing tetap memiliki latar belakang cerita yang menarik dan karakteristik yang mendalam.

Karakter-karakter dalam Final Fantasy VI.
Semuanya memorabel, mulai dari tokoh sentral game ini, Terra, peranakan Esper dan manusia namun mengalami lupa ingatan dan mencari tahu asal-usulnya; Locke, pemburu harta karun yang berjiwa penolong; Celes, jenderal wanita dari kekaisaran yang membelot dan bergabung dengan pemberontak; Sabin, pangeran yang berkelana untuk mengasah kemampuan bela dirinya; hingga Shadow, ninja pembunuh yang diliputi dendam dan rasa bersalah atas kematian keluarganya.

Penceritaan yang begitu baik membuat kita bakal dibawa menyelami kehidupan para karakternya berikut drama dan emosi yang menyertainya. Drama dan emosi, itulah yang menghidupkan game ini. Meski memiliki jumlah karakter hingga empat belas playable character (yang mungkin akan membuat kalian bingung memilih kombinasi terbaik), balutan drama yang ada tak terasa tempelan, semuanya digarap dengan begitu apik. Makanya, siap-siap saja dibikin terkesan, sedih, tertawa, kesal hingga dibuat terkejut setengah mati saat kalian memainkan game ini.

Kefka Palazzo, salah satu karakter terjahat yang pernah ada dalam sejarah video game.
Siapa yang tidak bakal terkesan melihat keberanian dua pangeran bersaudara Edgar dan Sabin Figaro dalam meneruskan perjuangan ayah mereka? Siapa yang tidak sedih menyaksikan pembantaian keluarga Cyan yang tewas diracun? Siapa yang tidak senyum-senyum sendiri melihat kisah cinta Celes dengan Locke yang begitu … ahhh. 

Dan tentunya siapa yang tidak dibuat kesal dengan ulah Kefka yang begitu kejam di sepanjang permainan ini? Saking kejamnya, Kefka kerap disebut-sebut sebagai salah satu tokoh antagonis terbaik yang pernah ada di video game. Semua karakter itu berpadu dengan begitu apik dalam sebuah alur cerita yang tersusun baik, intens, dan bakal membuat kalian terkagum-kagum. Sejak awal permainan saja kalian sudah langsung dibawa pada pertarungan dan mesti memeras otak untuk memenangkannya. 

Sebuah kisah epik konflik mesin dengan sihir.
Tema game ini sendiri terbilang baru dan belum sering digunakan sebelumnya, yaitu perpaduan antara mesin dan sihir. Alkisah zaman dahulu kala bangsa manusia dan Esper hidup berdampingan hingga terjadinya perang besar War of Magi yang membawa perpisahan antara kedua bangsa berlainan jenis ini.

Hingga kemudian muncul ancaman baru untuk perdamaian dunia dalam wujud kekaisaran Gestahl. Mayoritas cerita akan kalian rasakan dari sudut pandang sekelompok pemberontak yang berjuang melawan kekaisaran Gestahl yang jahat. Kaisar jahat Gestahl ini berupaya menggabungkan unsur teknologi dengan sihir, untuk menciptakan prajurit canggih demi ambisinya menguasai dunia.

Pertarungan yang begitu epik melawan penjahat yang menjadi dewa.
Selain alur cerita utama, kalian juga akan menemukan banyak kisah sampingan termasuk berbagai plot twist yang semakin mewarnai Final Fantasy VI. Jadi dijamin, kalian bukan hanya mendapatkan kesenangan dari memainkan game, tetapi juga bakal mendapatkan sebuah cerita yang menarik untuk diikuti. Ceritanya ini menjadi semakin hidup dengan grafis dan musik yang semakin mendukung.

Dengan elemen-elemen tersebut, sebenarnya sudah cukup layak untuk membawa kembali Final Fantasy VI ke hadapan para gamer. Tentunya dengan tampilan visual yang benar-benar baru. Bahkan menurut saya, dari segi visual Final Fantasy VI lebih layak mendapatkan prioritas perlakuan remake dibandingkan Final Fantasy VII.

Terra Brandford, karakter utama yang menjadi fokus cerita.
Saat dirilis pertama kali 27 tahun lalu, Final Fantasy VI dihadirkan dalam grafis 2D dengan perspektif top-down view sebagaimana RPG klasik di zamannya. Tentunya, bakal menarik melihat game ini hadir dalam perspektif baru full 3D, dengan resolusi HD pula. Bila dibuat ulang dengan grafis 3D (dan memang sudah seharusnya demikian), berbagai lokasi menarik di Final Fantasy VI bisa lebih terlihat keindahannya. Mulai dari kastil di tengah padang pasir, Cave of Narshe, hingga Floating Continent.

Kejadian-kejadian dalam game ini bahkan bakal terasa begitu hidup bila dikemas ulang dalam format masa kini. Seperti penampilan Celes menjadi Maria di Opera House, meluncur dengan kereta tambang, hingga kehancuran dunia alias akibat ulah Kefka. Bukan itu saja, karakter-karakter game ini pun bakal terasa lebih hidup bila hadir dengan tampilan 3D, setelah sebelumnya hanya terlihat sederhana dalam bentuk sprite kecil.

Adegan opera yang bakal epik banget kalau dibuat ulang dengan kualitas kekinian.
Coba saja bayangkan bagaimana kekejaman Kefka bisa terlihat begitu hidup, bagaimana perubahan Celes dari sosok tomboi menjadi feminim, hingga bentuk fisik para Esper yang dalam bentuk sprite 2D saja sudah kelihatan keren akan muncul dalam format 3D HD. Jangan lupakan juga adegan saat Sabin menghentikan kereta hantu yang sangat-sangat epik. Dengan alasan-alasan itu jelaslah kalau Final Fantasy VI sudah waktunya mendapatkan remake. 

Game ini memang beberapa kali mendapat perilisan ulang, yaitu lewat Final Fantasy Anthology untuk PlayStation pertama, Final Fantasy VI Advance untuk Game Boy Advance, serta di platform mobile. Namun semuanya sekadar port dari versi SNES, tidak menawarkan fitur dan tampilan yang benar-benar baru. Walaupun Final Fantasy Anthology menghadirkan beberapa cutscene 3D, keseluruhan permainannya tetap dalam format 2D. Bahkan versi mobile yang rilis di tahun 2014 silam mendapat tanggapan kurang menyenangkan dari para fan.

Sabin menghentikan kereta hantu dengan tinjunya.
Seperti remake Final Fantasy VII, topik remake Final Fantasy VI juga tak luput dari perhatian para penggemar. Banyak penggemar fanatik game ini menginginkan Square Enix membuat remake untuk game yang juga disebut sebagai salah satu game terbaik sepanjang masa ini. Petisi online mulai banyak ditemukan di internet. Mereka beranggapan, bila Square Enix membuat remake Final Fantasy VII, maka sudah selayaknya Final Fantasy VI juga mendapat perlakuan remake. 

Potensi remake ini juga disadari oleh internal Square Enix. Tetsuya Nomura, salah seorang desainer kunci Final Fantasy bahkan mengekspresikan keinginannya untuk membuat lebih banyak remake seri Final Fantasy, khususnya seri yang tidak dirilis di PlayStation. Dia menyadari ada hal yang janggal atas remake yang telah dilakukan Square Enix. Menurutnya, Square Enix telah membuat remake game Final Fantasy I, II, III, IV, bahkan VII.

Artwork Final Fantasy V yang juga belum mendapat treatment 3D remake.
Fakta bahwa dua seri dalam kronologi tersebut yaitu Final Fantasy V dan Final Fantasy VI belum mendapat perlakuan enhanced remake alias pembuatan ulang dengan peningkatan kualitas yang sesuai memang aneh. Keduanya sebatas mendapatkan port yang tak berbeda jauh dari versi aslinya. Karenanya, Tetsuya tertarik untuk membuat remake kedua game Final Fantasy tersebut.

Memang dahulu sempat ada rencana menghadirkan game ini dalam format 3D ala Final Fantasy VII, namun rencana itu urung terlaksana. Di tahun 2010 produser Square Enix, Shinji Hashimoto, mengatakan keputusan remake Final Fantasy VI untuk platform Nintendo DS saat itu belum diputuskan karena kendala teknis.

Remake 3D Final Fantasy VI yang batal dibuat.
Pertimbangan remake pun berlanjut untuk platform 3DS. Namun sampai masa 3DS berakhir pun, belum ada kabar konkret penggarapan remake ini. Bila Square Enix berbaik hati menghadirkan kembali Final Fantasy VI dalam dunia video game nex-gen saat ini, bukan tidak mungkin hype yang dihasilkan bisa melampaui Final Fantasy VII Remake.

Semua tergantung pada Square Enix, mengingat perusahaan ini dahulunya juga terkesan ‘berat’ meluluskan proyek remake Final Fantasy VII dan lebih berfokus pada kelanjutan serial ini dengan kisah baru yang lebih fresh, dalam hal ini Final Fantasy XV yang... well, banyak memunculkan kekecewaan. 

Hype Final Fantasy VII Remake bisa saja terjadi pada Final Fantasy VI Remake.
Selain itu Square Enix juga pastinya punya pertimbangan sendiri dalam kebijakan mereka untuk remake, mengingat biaya dan waktu yang tidak sedikit dalam pengembangan video game. Lihat saja Final Fantasy VII Remake yang baru rilis setelah lima tahun diumumkan. Tetapi dengan hype Final Fantasy VII Remake saat ini, saya rasa Square Enix pasti juga memikirkannya. 

Cuma sekadar opini, tetapi pastinya bakal luar biasa bila generasi sekarang bisa merasakan Final Fantasy VI dengan teknologi generasi sekarang pula. Apalagi dengan alasan kualitas yang terbilang cukup, permintaan penggemar, hingga keinginan developer itu sendiri, bukan tidak mungkin remake Final Fantasy VI bisa segera terwujud. Apalagi sebelum ini mereka juga membuat remake 3D untuk Seiken Densetsu 3 dengan judul Trials of Mana yang kece punya.

Masih menunggu remake Final Fantasy VI.
Bagaimana menurut sahabat gamer? Apa kalian juga setuju bila Final Fantasy VI perlu mendapatkan remake dengan kualitas masa kini? Jangan malu-malu untuk menyampaikan pendapat kalian melalui kolom komentar di bawah ini ya. Saya Retro Lukman Gamer Jalanan, terima kasih sudah membaca, sampai jumpa lagi pada cerita selanjutnya. Salam Gamer! (gj)

2 comments:

  1. jamannya FF3, squaresoft masih belum jadi square enix

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, pemberian judul yang sempat membingungkan para gamer.

      Delete