Wednesday, May 8, 2019

'Detective Pikachu', Film Wajib Buat Penggemar Pokemon

Detective Pikachu
Halo Sahabat Gamer, jumpa lagi dengan saya Retro Lukman Gamer Jalanan. Seperti yang kalian baca di judul, kali ini saya akan mengulas alias review berbahasa Indonesia dari film yang sangat dinanti-nantikan para penggemar Pokemon di seluruh dunia, termasuk saya, yaitu ‘Detective Pikachu’. Yup, saya berkesempatan menyaksikan film ini di hari pertama tayang di Indonesia, 8 Mei 2019.

Buat kalian para pembaca setia blog Gamer Jalanan, pasti mengetahui bahwa sebelumnya saya harap-harap cemas dengan film ini, sebagaimana yang saya tulis dalam catatan berjudul “Harap-Harap Cemas Menunggu Film Detective Pikachu”. Nah, setelah menyaksikan film ini secara langsung premiere, harapan dan kecemasan itu akhirnya terjawab. Film ini memenuhi harapan, dan kecemasan itu tidak terbukti!

Diangkat dari game Nintendo 3DS berjudul sama, Detective Pikachu berkisah tentang Tim Goodman (diperankan Justice Smith), seorang pekerja asuransi yang datang ke Ryme City untuk mengemasi barang sang ayah, Harry Goodman yang dilaporkan tewas saat bertugas. Saat mendatangi apartemen sang ayah, Tim bertemu Pikachu yang bisa berbicara bahasa manusia (diperankan Ryan Reynolds, yes, si Deadpool).

Tim Goodman mesti bekerja sama dengan Pikachu.
Pikachu ini ternyata adalah partner Harry, dan meyakinkan Tim bahwa sang ayah masih hidup. Tim yang awalnya enggan bekerja sama dengan Pikachu ini pun akhirnya terlibat ke dalam penyelidikan guna mengetahui keberadaan sang ayah, yang sebelum menghilang tengah menyelidiki kasus zat misterius yang memunculkan sifat liar Pokemon. Berhasilkan Tim dan Pikachu menemukan Harry dan memecahkan misteri yang menyelimutinya?

Itulah premis awal dari film Detective Pikachu. Tak sesederhana yang terbaca memang, kisahnya di layar lebar dipenuhi drama dan konflik yang terjalin kompleks serta apik, berkat chemistry antara dua protagonis utama film ini. Khususnya Ryan Reynolds yang secara menawan memberikan “nyawa” pada sosok Pikachu, yang dalam film ini digambarkan lewat teknologi visual CGI mumpuni. 

Hubungan Pikachu dan Tim awalnya tak berjalan baik.
Tapi jangan salah. Meski digambarkan melalui CGI, Pikachu dan Pokemon-Pokemon lain dalam film terlihat begitu nyata, begitu melebur dengan dunia yang sebenarnya. Seakan-akan makhluk-makluk unik tersebut benar-benar hidup dan ada di dunia nyata, hidup bersama kita. Bagaimana ya mendeskripsikannya.... well, mereka terlihat menyerupai gambar kartunnya, tapi tak seperti gambar kartunnya (?). 

Hal inilah yang menurut saya patut diacungi jempol. Legendary Pictures selaku studio yang menggarap film ini bisa begitu apik menghidupkan makhluk-makhluk fantasi ini ke dunia nyata. Mereka tidak memaksa para monster ini dihadirkan terlalu real, dalam hal ini membuat versi baru dari karakter-karakter dua dimensi yang dikenal selama ini. 

Melainkan, mereka setia dengan gambaran Pokemon sebagaimana diperkenalkan dalam video gamenya, namun memasukkan elemen-elemen realitas dunia nyata seperti misalnya bulu tubuh dan bola mata. Hasilnya, karakter Pokemon “real” yang bisa begitu mudah dikenali, bahkan bisa membuat para penggemarnya jadi semakin mencintai karakter-karakter ini.

Ada banyak, banyak sekali Pokemon dalam film ini.
Ya, tentu saja setiap penggemar Pokemon akan terpana atau setidaknya bernostalgia dengan serial RPG ini. Lantaran, ada begitu banyak monster Pokemon yang ditampilkan di sepanjang film bergulir. Mulai dari generasi pertama hingga generasi ketujuh. Bulbasaur, Charmander, Squirtle, Blastoise, Charizard, Treecko, Torterra, Greninja, Pokemon-Pokemon starter ini merupakan beberapa di antaranya.

Termasuk Ditto, Pokemon pengubah bentuk yang penampilannya akan mengubah pandangan para penggemar tentang Pokemon ini. Atau ada juga adegan menarik yang menampilkan Magikarp, Pokemon ikan generasi pertama yang begitu ikonik. Yang pasti ada banyak sekali, para penggemar Pokemon pasti akan langsung bernostalgia karenanya.

Pun demikian dengan berbagai easter eggs dalam film ini yang bisa ditemukan di setiap sudut Ryme City, yang mungkin hanya penggemar Pokemon sejati yang bisa mengetahuinya. Referensi-referensi khas dunia Pokemon tersaji di sepanjang film, kebanyakan hanya sekilas, namun cukup mewakili serial ini. Seperti menangkap Pokemon dengan Pokeball atau duel Pokemon satu lawan satu sebagaimana inti permainan Pokemon. Adegan pembuka filmnya saja, sudah membawa saya teringat film animasi pertama Pokemon.

Adegan Pikachu menyanyikan lagu fenomenal Pokemon Theme.
Seakan masih kurang nostalgianya, film ini juga didukung dengan alunan musik yang mengingatkan pada musik-musik di serial Pokemon. Termasuk lagu tema fenomenal Pokemon, Pokemon Theme Gotta Catch’m All yang dinyanyikan oleh Pikachu (dalam suara Ryan Reynolds). Pokoknya film ini dipenuhi fanservice dan semuanya worth it! 

Tapi ya karena dipenuhi beragam unsur Pokemon, di satu sisi membuat penonton yang bukan penggemar Pokemon atau mereka yang awam terhadap Pokemon mungkin akan bertanya-tanya atau bahkan tidak mengerti dengan maksud dari adegan-adegan tertentu dalam film ini. Misalnya tentang kelakuan Pokemon-Pokemon yang ditampilkan. Sehingga, film ini mungkin tidak akan terlalu berdampak pada para penonton awam yang bukan penggemar Pokemon.

Pikachu benar-benar menggemaskan.
Namun begitu, cerita kuat yang dimiliki film ini menurut saya mampu menjawab masalah tersebut. Para penonton awam pun bisa tetap menikmati film ini tanpa harus dipusingkan dengan pernak-pernik Pokemon yang berturut-turut muncul. Apalagi ada sosok Pikachu yang imutnya kebangetan. Well, tingkat keimutannya menurut saya sedikit menurun sih dengan suara Ryan Reynolds, tapi banyolan kocaknya seakan mempertahankan keimutan tersebut.

Meskipun didominasi suara Ryan Reynolds, namun penggemar suara sli Pikachu "Pika-Pika" yang diisikan oleh seiyu Ikue Ohtani juga tak akan kecewa. Karena dalam beberapa adegan, Pikachu menggunakan suara aslinya. Malahan menurut saya, suara asli Pikachu dalam film ini jauh lebih bagus ketimbang suara asli yang sering didengar di serial animasinya. Terdengar lebih imut dan menggemaskan, mungkin karena Pikachunya juga terlihat real, tak lagi kartun dua dimensi sebagaimana biasanya.

Detective Pikachu punya cerita yang menarik.
Ceritanya sendiri tidak terlalu bergantung pada unsur-unsur Pokemon. Karena pada dasarnya film ini berkisah tentang penyelidikan tentang hilangnya seseorang, lantas dipadukan dengan beragam referensi serial Pokemon. Selain itu, kekuatan film ini bukan hanya dari segi cerita, tapi juga dari segi pengembangan karakternya masing-masing. Misalnya sosok Tim yang menemukan kerinduannya pada sang ayah, setelah sebelumnya sangat membencinya. Juga penampilan Ryan Reynolds yang sangat sukses memerankan Pikachu yang imut, menggemaskan sekaligus menyebalkan.

Sehingga, walaupun dipenuhi berbagai hal tentang Pokemon, ceritanya cukup bisa mengalihkan penonton dari tema Pokemon itu sendiri. Apalagi, ada banyak unsur genre dalam film ini, mulai dari drama keluarga, komedi, misteri, hingga aksi. Termasuk genre film detektif sebagaimana judulnya. Hebatnya semua unsur itu dieksekusi dengan baik oleh Rob Letterman selaku sang sutradara, sukses membuat saya terharu terbawa suasana, tertawa dengan humornya, terpana visualisasinya, hingga antusias menyaksikan adegan aksinya.

Salah satu adegan favorit saya.
Bukan itu saja, ada banyak plot twist dalam film ini yang membuatnya semakin menarik untuk disaksikan. Ya walaupun kalau diamati lebih lanjut, sebenarnya formula cerita ini cukup bisa ditebak, khususnya bagi para penggemar film yang sudah biasa menonton di bioskop. Tapi berhubung saya jarang menonton di bioskop, jadi saya sempat terkecoh juga dengan satu per satu plot twist yang dimunculkan dalam film ini.

Terkait adaptasi dari video gamenya sendiri, karena saya belum pernah memainkan game Detective Pikachu, saya tidak bisa banyak berkomentar. Mungkin saja jalinan ceritanya sama, khususnya terkait siapa sosok Pikachu sebenarnya. Tapi saya justru merasa bersyukur belum memainkan video gamenya. Karena kalau saya sudah memainkan gamenya, kemungkinan besar saya sudah mengetahui plot dari film ini, yang tentunya mengurangi kenikmatan saya saat menyaksikannya.

Lucy Stevens, seorang wartawan magang bersama Psyduck miliknya, ikut membantu Tim dan Pikachu.
Secara garis besar, Detective Pikachu merupakan film wajib bagi para penggemar Pokemon. Kalau kalian mengaku penggemar berat Pokemon tapi belum menonton film ini, rasanya rugi berat. Karena film ini pas banget buat kalian bernostalgia sekaligus menyaksikan seperti apa sih gambaran Pokemon bila benar-benar ada di dunia nyata. Jadi saran saya bila kalian penggemar Pokemon dan tinggal di daerah yang ada bioskopnya, langsung saja beli tiketnya dan saksikan sendiri keseruan filmnya.

Kesimpulannya, film Detective Pikachu sukses memenuhi harapan saya. Setelah dalam catatan sebelumnya di tahun lalu, saya berharap film ini benar-benar menampilkan serial Pokemon sebagaimana mestinya, sebagaimana yang saya kenal selama ini. Yang artinya, film ini bukan asal mendompleng nama besar Pokemon, tetapi juga memaksimalkan potensinya, menjadikannya sebagai film Pokemon yang semestinya, mendapat apresiasi baik dari penggemar Pokemon itu sendiri.

Ada banyak plot twist, ini salah satunya.
Pun demikian, film ini juga menjawab kecemasan saya, yang sempat khawatir bahwa film ini akan menjadi film adapatsi video game lainnya yang mengalami kegagalan. Nyatanya, banyak kritikus film yang memberikan nilai positif terhadap film ini. Bahkan saat ulasan ini saya tulis, film Detective Pikachu sudah menjadi film adaptasi video game dengan rating terbaik, tertinggi di situs review film Rotten Tomato, mencapai 71 persen.

Artinya, film Detective Pikachu sukses mematahkan anggapan bahwa film adaptasi video game selalu berakhir buruk. Film ini membuktikan bahwa film adaptasi video game juga mampu bersinar, mampu sukses baik dari segi kritik maupun dari segi finansial. Dan yang terpenting, berhasil menyenangkan para pemain video gamenya itu sendiri. Padahal, film ini dahulunya sempat diremehkan dan disebut bakal bernasib buruk sebagaimana film-film adaptasi video game terdahulu.

Tentunya keberhasilan Detective Pikachu ini harus menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan film Hollywood dalam melakukan adaptasi video game ke dalam format layar lebar. Khususnya untuk membuat film adaptasi yang menjadikan video game tersebut sebagai sumber rujukan utama. Bukan malah membuat versi baru yang menyimpang dari sumber aslinya.

Banyak referensi game Pokemon dalam film ini.
Pasalnya sudah banyak film adaptasi video game yang gagal di pasaran serta mendapat kritikan pedas, lantaran tak memedulikan sumber aslinya. Film-film ini tampil hanya sekadar nama dan lisensi, sementara cerita dan karakternya sangat jauh berbeda seperti yang diharapkan pemain gamenya. Ambil contoh film Alone in the Dark, Double Dragon, dan House of the Dead yang sama sekali jauh berbeda dengan video game yang menjadi sumbernya. 

Pun demikian, jangan sampai film adaptasi yang dibuat terlalu berat pada materi video gamenya, apalagi dengan begitu banyak referensi, namun di satu sisi minim plot atau malah ceritanya tak fokus, tumpang tindih, atau terlalu banyak karakter di dalamnya. Setia pada video game aslinya memang bagus, namun terlalu berlebihan dalam mengekslorasinya juga bisa merusak film itu sendiri, sebagaimana dalam film adaptasi Street Fighter dan StarCraft. 

Hal ini memang harus menjadi perhatian, karena meski sudah kerap terjadi, namun kegagalan film adaptasi video game terus berulang. Seakan tak pernah mau belajar dari kesalahan. Nah, kehadiran Detective Pikachu memberikan bukti bahwa dengan belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut, bisa berujung pada keberhasilan. Hal yang sepertinya tak dipahami para pembuat film adaptasi Sonic the Hedgehog yang belakangan memunculkan kontroversi, mendapatkan kritikan tajam lantaran tampilan Sonic yang dianggap sangat tidak sesuai desain aslinya (saya mungkin akan menulisnya dalam catatan terpisah mengenai hal ini).

Detective Pikachu merupakan film adaptasi video game terbaik sejauh ini.
Yang pasti, film Detective Pikachu telah mewujudkan impian saya menyaksikan Pokemon dalam layar lebar dengan tampilan live action yang sangat memuaskan. Saya benar-benar puas dari segi visual, audio, dan juga plot ceritanya. Menurut saya inilah film adaptasi video game terbaik sejauh ini. Sekaligus menjadi film panjang Pokemon terbaik yang pernah saya saksikan. Harapannya, ke depan akan semakin banyak saja film adaptasi seperti ini sehingga kutukan bahwa film adaptasi video game selalu buruk akan berakhir.

Mungkin sampai di sini ulasan sekaligus catatan saya tentang film Detective Pikachu, sebuah film yang sangat menghibur dan menyegarkan. Film ini sangat saya rekomendasikan untuk para penggemar Pokemon, pun untuk mereka yang mau mengenal lebih dekat serial ini. Buat yang belum menonton, langsung saja datang ke bioskop. Sementara buat sahabat gamer yang sudah menonton film ini, jangan segan membagikan pendapat kalian tentang film ini di kolom komentar ya! Saya Retro Lukman Gamer Jalanan, sampai jumpa lagi pada artikel berikutnya dan... Salam Gamer! (gj)

No comments:

Post a Comment