Monday, December 28, 2015

Satu Jam Bermain 'Metal Gear Rising: Revengeance'

(sumber gambar: j1studios.com)
Satu jam tidaklah cukup untuk bermain video game. Apalagi video game zaman sekarang memiliki rentang waktu permainan hingga berjam-jam dengan tingkat kesulitan yang memaksa kalian memainkannya berulang-ulang. Tapi satu jam cukup untuk memberikan kesan kepada gamer mengenai tampilan game tersebut, dari segi visual, audio, dan gameplay. Dan bagi saya, Gamer Jalanan, satu jam sudah cukup untuk mengetahui bagaimana keseluruhan permainan bakal berjalan, dan cukup waktu untuk menentukan melanjutkan permainan atau menghentikannya.

Game pertama dalam seri ‘Satu Jam Bermain’ di blog Gamer Jalanan adalah Metal Gear Rising: Revengeance. Awalnya saya mengharapkan memainkan game Metal Gear Solid V: The Phantom Pain atau Metal Gear Solid 3: Snake Eater di konsol PlayStation 3. Tapi malah dapat game spinoff-nya, Metal Gear Rising: Revengeance. Ya sudah saya mainkan saja, toh saya juga belum pernah memainkan game yang menurut saya bergenre hack-and-slash ini. Dan mungkin game ini menjadi game hack-and-slash ketiga yang saya mainkan setelah God of War dan Ghost Rider di PS2.


Saya mengenal Metal Gear Rising awalnya dari membaca edisi Minggu harian Bontang Post tahun 2013. Saat saya lihat artworknya saya cuma membatin kalau game ini tampilannya keren sekali. Tapi saya tidak pernah punya niat untuk memainkan game ini ataupun membayangkan memainkan game ini. Dan akhirnya saya memainkannya juga selama satu jam dan inilah kesan pertama saya mengenai game yang dikerjakan Kojima Productions bersama PlatinumGames ini.

Belum apa-apa saja saya sudah mesti menghadapi Metal Gear.(sumber gambar: startimes.com)
Ada tiga pilihan tingkat kesulitan yang ditawarkan yaitu Easy, Normal, dan Hard. Tiga tingkat kesulitan ini merupakan hal yang biasa saya temui dalam game-game Konami. Dan seperti biasa, saya selalu memilih tingkat normal. Kenapa saya memilih normal, karena memang normal adalah tingkat yang paling pas untuk merasakan tantangan suatu permainan, tidak mudah ataupun susah. Bagi saya memalukan bila bermain di tingkat easy, sementara bila belum berhasil di tingkat normal, rasanya belum layak memainkan tingkat hard.

Saat memulai permainan, saya ditawari apakah ingin memainkan tutorial atau melewatinya. Bagi saya, tutorial adalah bagian penting dari permainan, yang bakal membantu saya memainkan game dengan lebih mudah. Tapi tutorial yang terlalu panjang pun rasanya menyebalkan, karenanya saya berharap tutorial game ini berlangsung sebentar. Dan yeah, memang tutorialnya sebentar, memperkenalkan dua jenis serangan yang bisa dilakukan yaitu serangan lemah atau standar berupa sayatan pedang biasa dan serangan kuat yang diawali meluncur menghentakkan kaki. Diperkenalkan juga  parry, dan pengenalan Ninja Run, mekanik game yang memungkinkan saya untuk berlari dengan cepat.

Berikutnya, saya dibawa ke sebuah kota di salah satu negara di Afrika, dengan karakter utama game ini yang sama mainkan, namanya Raiden atau dipanggil juga Lightning Bolt. Raiden adalah personel dari pasukan keamanan swasta yang ditugaskan melindungi perdana menteri negara Afrika tersebut, N’Mani. Awalnya semuanya berjalan baik, dengan Raiden dan rekannya pria botak berkacamata tengah berbincang dengan N’Mani di dalam sebuah mobil limosin yang dikawal tank.

Membantai penjahat tak pernah seasyik ini.(sumber gamber: metalgearinformer.com)
Hingga kemudian muncul cyborg yang menghalangi jalan iring-iringan kenegaraan tersebut dan membuat suasana menjadi kacau dengan menyerang para tentara yang menjaga perdana menteri. Menyadari bahaya yang terjadi, limosin sang PM pun berbalik arah dan menyelamatkan diri, namun pasukan musuh yang mengepung dan Raiden mulai beraksi melindungi N’Mani. Pertarungan pertama pun dimulai, Raiden membuka jubahnya, memamerkan badannya yang berlapis eksoskeleton metal. Ternyata Raiden juga cyborg, dengan senjatanya katana.

Pertarungan pertama ini berlangsung mudah, dengan prajurit musuh yang datang silih berganti. Tak banyak kesulitan berarti saat melakoni duel perdana, mengingat sebelumnya sudah belajar dari tutorial. Rasanya begitu seru dan menyenangkan saat membantai prajurit musuh satu-persatu, apalagi terkadang ada slow-motion dan juga serangan khusus yang bisa saya lakukan untuk menghabisi lawan. Duel pertama ini berhasil membawa saya masuk ke atmosfer yang ditawarkan Metal Gear Rising.

Saya kemudian berhadapan dengan cyborg yang hendak menculik N’Mani. Saat hendak melawan cyborg itu, tiba-tiba muncul Metal Gear dari laut yang langsung memporak-porandakan kota. Cyborg kabur membawa perdana menteri, dan saya pun mesti menjatuhkan Metal Gear terlebih dahulu bila ingin mengejar cyborg tersebut. Di sinilah kelemahan dari game Metal Gear Rising terlihat: kamera. Kamera dalam game ini bergerak tidak fokus dalam mengikuti pergerakan Raiden. Apalagi saat melawan musuh yang besar seperti Metal Gear. Sulit untuk melihat arena pertempuran secara keseluruhan, apalagi kamera kerap kali menyorot Raiden dengan porsi yang besar. 

Penuh darah? Ya, namanya juga hack and slash.(sumber gamber: gematsu.com)
Pergerakan kamera ini menyusahkan, membuat saya tidak bisa melihat pola serangan Metal Gear. Apalagi Metal Gear terus-menerus bergerak melompat dan menginjakkan kakinya, membuat saya beberapa kali tewas karena kehabisan hit point. Pada akhirnya saya berhasil menjatuhkan Metal Gear ini, dengan mode yang memungkinkan saya memotong-motong bagian tubuh Metal Gear secara terfokus dari jarak dekat. Kalau tidak salah ini namanya Zandatsu dan menurut saya ini keren.

Metal Gear jatuh dan saya mesti mengejar perdana menteri. Objective yang masuk memerintahkan agar saya jangan sampai kehilangan pandangan dari si penculik. Bukan hal yang sulit mengejar cyborg penculik ini. Namun ketika sudah berhasil mengejar, Metal Gear kembali muncul. Rupanya Metal Gear yang tadi masih bisa bergerak dan kini mengancam dengan senjatanya yang mematikan.

Pertarungan kedua melawan Metal Gear ini berlangsung di atas gedung dan terbilang lebih sulit dibandingkan pertarungan pertama. Di sini saya hanya bisa bergerak dari kanan ke kiri, dengan serangan Metal Gear yang sesekali menggerakkan kepalanya ke semua area yang ada, dan menembakkan semburan api yang begitu besar membuat saya beberapa kali tewas. Bagusnya game ini di setiap checkpoint, saat memulai kembali permainan setelah tewas, hit point saya kembali 100 persen, memungkinkan untuk menghadapi lawan dengan tenaga penuh. 

Peralihan gameplay dari cutscene ke real-time battle tidak memiliki batas jelas.(sumber gambar: lasserlemming.com)
Setelah berhasil menghasilkan damage yang besar pada Metal Gear, hal berikutnya yang terjadi membuat saya bingung. Adegan pertarungan real-time berpindah pada cutscene di mana Raiden tidak bisa saya kendalikan, melainkan dikendalikan oleh komputer. Raiden lantas dihantam Metal Gear hingga mengabrak sebuah gedung tinggi, lantas bergerak menuruni dinding gedung dengan cepat seraya menghindari tembakan-tembakan yang datang. Di sinilah tiba-tiba kendali permainan kembali ke saya tanpa ada pemberitahuan apapun, membuat saya terlambat menyadari dan saya pun tewas.

Ini adalah kelemahan kedua dalam game ini. Memang adanya selipan-selipan cutscene dengan komputer mengendalikan Raiden itu keren untuk ditonton. Akan tetapi, perlu adanya batasan dan tanda yang jelas, sehingga saat cutscene berakhir, saya tahu kapan mesti kembali menekan tombol. Berikutnya saya berhasil benar-benar menghancurkan Metal Gear tersebut, lantas kembali mengejar perdana menteri. Pada akhirnya saya berhasil mengejar walaupun prajurit-prajurit musuh silih berganti menghadang. Pengejaran berakhir di atas gerbong kereta yang tengah berjalan, di mana sang penculik telah mengikat N’Mani di sana dan terjadilah percakapan atau tepatnya debat antara Raiden dengan cyborg tersebut. Ada dua cyborg di sana, dan keduanya terlihat sangat menyebalkan. Cyborg penculik bernama Sundowner, sedangkan temannya bernama Sam.

Raiden meminta Sundowner melepaskan N’Mani, namun tak digubris. Sundowner malahan melukai N’Mani dengan menempelkan pedang di dagu perdana menteri itu, adegan yang membuat ngilu. Lalu kemudian tanpa disangka-sangka, menusuk pedang besarnya membunuh N’Mani lantas membuang mayatnya begitu saja dari kereta. Menurut saya adegan ini sangat menyedihkan dan membuat saya marah. Bagaimana tidak, seorang perdana menteri yang baik hati dan membela kepentingan rakyatnya dibunuh begitu saja dengan sadis oleh pihak-pihak yang tidak ingin melihat perdamaian terjadi. Ironis sekali, mengingat sosok pemimpin yang pro rakyat tidaklah banyak ditemui di masa sekarang.

Satu kata buat senyuman ini: menyebalkan.(sumber gamber: vignette2.wikia)

Setelah membunuh N’Mani, Sundowner lantas melarikan diri naik helikopter, meninggalkan temannya yang bernama Sam untuk menghadapi Raiden. Pertarungan antara Raiden melawan Sam pun terjadi, cukup seru mengingat pertarungan terjadi di atas gerbong kereta api dan memasuki terowongan. Menghadapi Sam sangatlah sulit, dia selalu bisa menangkis serangan saya, baik serangan lemah maupun serangan kuat. Tapi dia selalu bisa menyerang saya dengan mudah. Rupanya dalam pertarungan ini Raiden memang ditakdirkan untuk kalah.

Dengan kelihaiannya Sam sukses melukai Raiden dengan begitu berat, memotong tangan kiri dan mata kiri Raiden, membuat Raiden menjadi lemah tak berdaya. Meski begitu, Raiden yang nyaris jatuh dari kereta terus bertarung walaupun pandangannya kabur. Tapi tetap saja tidak bisa mengalahkan Sam, yang sudah bersiap melayangkan serangan terakhirnya menghabisi Raiden. Beruntung sebelum itu terjadi, kereta sudah melintasi terowongan dan di rel yang lain muncul Boris, atasan Raiden yang datang dengan senapan mesin dan peluncur roket.

Boris menyelamatkan Raiden, membuat Sam gagal menghabisi Raiden lantas melarikan diri dengan helikopter. Boris berusaha menjatuhkan helikopter tersebut dengan peluncur roketnya, namun gagal karena tembakan suar dari helikopter dan juga terhalang tebing. Dan prolog game ini pun selesai dengan kegagalan Raiden melindungi perdana menteri. Raiden bukan hanya gagal, tapi juga nyaris mati dan kehilangan anggota tubuhnya.

Duel melawan Jetstream Sam di atas gerbong kereta.(sumber gambar: gamepur.com)
Tiga pekan berlalu dan Raiden kini diperbaiki dengan struktur tubuh yang baru, termasuk lengan baru oleh sang ilmuwan, Doktor. Mata kirinya sepertinya tidak bisa diperbaiki karena ditutupi kain seperti bajak laut. Menurut saya tampilan baru Raiden menjadi lebih keren dan lebih terasa ninjanya. Raiden sedang dalam perjalanan menuju ke lokasi misi berikutnya sembari di-briefing oleh dua rekannya, cowok negro dan cewek berkacamata, saya lupa nama mereka. Dari situ saya tahu kalau Raiden merupakan prajurit cyborg yang bekerja untuk organisasi militer bernama Maverick.

Misi Raiden kali ini adalah menghentikan aksi kudeta di sebuah negara bernama Abzakhia. Rupanya aksi kudeta militer ini dibantu organisasi militer bayaran bernama Desperado, kelompok yang sama yang bertanggung jawab membunuh perdana menteri N’Mani. Dalam misinya kali ini Raiden bakal kembali berhadapan dengan Sam, yang rupanya juga terlibat dalam kudeta ini. Jelas saja misi ini menjadi misi balas dendam yang sempurna bagi saya, setelah semua yang dilakukan Sam pada Raiden. Jujur saja karakter dua cyborg dari Desperado ini menurut saya benar-benar menyebalkan, membunuh orang tanpa rasa bersalah sedikit pun, menjadikannya semacam kesenangan dalam perang.

Pesawat Raiden mendarat di pantai, dan saya segera memasuki kota, menghabisi satu per satu prajurit musuh yang menghadang. Gameplay stealth ala Metal Gear masih berlaku di sini, di luar aksi serba cepat dan brutal yang bisa dilakukan Raiden. Saya bisa mengendap-endap di belakang musuh dan menyerangnya secara tak terduga, membuat pertarungan menjadi tidak terlalu melelahkan. Tapi siapa yang tahan dengan gameplay seperti ini bila saya bisa membantai musuh-musuh dengan lebih cepat, sadis, dan memuaskan?
Elemen Metal Gear lainnya yang muncul di game ini yaitu transmisi codec, yang kali ini hadir lebih modern dan futuristik. Transmisi codec ini cukup membantu memahami lingkungan permainan serta memahami misi yang sedang saya jalankan. Misalnya ketika ada salah seorang warga sipil yang ketakutan, Boris muncul di layar menjelaskan kepada saya untuk menenangkan warga tersebut. Setiap objective muncul berkala pada setiap checkpoint, memudahkan saya mengetahui apa yang mesti saya lakukan. Entah itu mengikuti peta menuju suatu titik atau menghabisi semua lawan yang saya temui.

Ninja Run memberikan saya sensasi kecepatan ala ninja.(sumber gamber: pcmag.com)
Lawan-lawan yang saya hadapi sendiri tidak melulu prajurit biasa, melainkan juga robot mekanik ala metal gear, hanya saja lebih kecil seukuran dua kali manusia. Melawan robot seperti ini menyebalkan sekali karena selain memiliki hit point yang besar, robot ini juga memiliki serangan yang sangat menguras hit point saya. Ditambah lagi pergerakan kamera yang sama menyebalkannya, membuat saya kesulitan untuk mengetahui di mana posisi lawan. Alhasil, saya beberapa kali tewas saat melawan robot ini bersama prajurit lainnya. Hingga tanpa terasa waktu satu jam telah terlewati, menandakan bahwa saya harus menghentikan permainan.

Yup, satu jam telah terlewati dan kini saatnya saya memberikan kesimpulan terhadap impresi awal saya pada game Metal Gear Rising: Revengeance. Sebagaimana game Metal Gear dari Konami, grafis game ini begitu menawan. Kualitas gambarnya begitu hidup, dengan setiap aspek dalam permainan tergambar indah dan detail. Gambaran pertarungan pun menjadi begitu nyata dan suasana futuristik yang ingin disampaikan game ini bisa dibilang sangat berhasil. Pun dengan audionya yang jelas tidak perlu diragukan lagi. Voice actingnya juga keren, semakin menghidupkan drama dan konflik yang terjadi. 

Soal narasi jangan ditanya lagi, Kojima Productions bisa dibilang jagonya dalam membuat cerita sempurna dengan konflik yang begitu menarik. Menurut saya cerita dalam Metal Gear Rising terbilang baru dan inovatif, dan satu jam pertama memainkan game ini cukup membuat saya penasaran seperti apa jalinan cerita dalam game ini secara keseluruhan. Ceritanya berhasil menyentuh perasaannya dengan konflik yang menurut saya dibuat dengan serius. Penceritaannya pun juga dilakukan dengan baik melalui setiap dialog antar karakter serta potongan-potongan cutscene yang cinematic. Memainkan game ini satu jam saja sudah cukup bagi saya menyadari bakal banyak banyak kejutan dari segi kisah yang bakal dihadirkan game ini, sebagaimana game Metal Gear sebelum-sebelumnya.

Saya belum tahu tentang anjing ini, tapi menjadi Raiden rasanya keren sekali.(sumber gambar:kimja-img.com)
Kelemahan game ini mungkin datang dari segi gameplay. Kontrol terhadap serangan bisa dilakukan dengan begitu mudah dan juga mudah dipahami, namun sesekali reflek serangan datang terlambat. Atau setidaknya itu yang saya rasakan. Pergerakan kamera yang payah dengan tempo permainan yang cepat terkadang atau mungkin sering kali membuat serangan yang saya layangkan meleset dan tidak efektif, hasilnya jadi membuang-buang waktu dan menjadi sasaran empuk lawan. Ditambah lagi transisi dari cutscene ke kendali pemain yang begitu halus terkadang membuat saya terkejut dan kehilangan hit point yang semestinya tidak perlu terjadi. Dan ya, kelemahan terbesar dari segi gameplay mungkin ada pada pergerakan dan sorotan kamera, yang bisa bermasalah saat menghadapi musuh yang besar atau musuh yang banyak.

Kesimpulannya, secara keseluruhan Metal Gear Rising: Revengeance adalah sebuah game yang menarik dari segi grafis, suara, dan narasi cerita. Gameplay-nya sebenarnya juga menarik dengan kontrol yang sederhana, tapi pergerakan kamera yang payah bisa mengurangi keasyikan bermain. Menurut saya, game ini cocok dimainkan para gamer yang menggemari genre action dengan tempo cepat atau genre hack-and-slash. Para penggemar Metal Gear juga bakal bisa menikmati game ini, mengingat ada banyak elemen Metal Gear tersaji dalam game ini walaupun gameplay-nya jauh berbeda dari game Metal Gear pada umumnya. Mengenai rating, saya rasa game ini tidak cocok dimainkan gamer yang masih anak-anak karena banyaknya adegan kekerasan brutal, visual darah serta tema yang terbilang berat.

Akhirnya, setelah satu jam bermain, saya pikir saya akan kembali memainkan game ini bila kondisinya memungkinkan. Dari skala 10, saya beri game ini nilai impresi 8 yang artinya layak untuk dimainkan kembali. Well, siapa coba yang tidak ingin jadi ninja cyborg sekeren Raiden? (gj)

No comments:

Post a Comment