ilustrasi |
Candu video game online memang
sudah sedemikian parahnya. Bukan hanya menimpa anak-anak atau remaja, orang
dewasa pun bahkan yang sudah berkeluarga tak luput dari paparan adiksi yang
begitu “mematikan” dari video game online. Maka jangan heran bila kita akan
mendapati berita-berita di media massa, di antaranya bertutur tentang hal-hal
buruk yang diakibatkan karena kecanduan video game online. Di antaranya bahkan
sampai menyebabkan kasus pembunuhan. Naudzubillahimindzalik.
Memang sejatinya video game, yang
dimulai dari video game offline, awalnya berfungsi sekadar sarana hiburan.
Namun di era teknologi kekinian yang berbasis internet alias online, perannya
sekarang jauh lebih besar dari sekadar hiburan. Banyak yang terlena dan
tenggelam dalam permainan video sehingga fungsi asal video game pun bergeser
dari sekadar hiburan menjadi pelarian yang absolut, menjadi sarana pencapaian
yang tak nyata dan mengalihkan dari dunia sebenarnya.
PUBG, salah satu game online yang tengah populer yang memunculkan kecanduan. |
Saya, Retro Lukman Gamer Jalanan,
adalah salah satu contoh dari sekian banyak pemain yang mengalami kecanduan
akan video game online. Walaupun belum separah para gamer kebanyakan yang kini
seakan tak dapat hidup tanpa bermain game. Namun begitu, kecanduan video game
online ini sempat mengganggu kehidupan saya. Apalagi saya sudah berkeluarga dan
memiliki anak. Karenanya, saya bersyukur pada akhirnya bisa mengatasi adiksi
saya tersebut.
Command & Conquer: Rivals yang membuat saya kecanduan. |
Awalnya saya memainkan game ini
sepulang kerja. Beratnya beban pekerjaan saya yang mengharuskan saya standby
hingga larut malam membuat C&C Rivals menjadi hiburan pelepas penat yang
sangat pas. Namun karena memainkan game ini pula, saya jadi sering pulang larut
malam ke rumah ketika seharusnya saya bisa pulang lebih cepat. Ketika saya
pulang ke rumah, istri dan anak yang semestinya mendapat perhatian dari saya
sudah terlelap, menunggu kedatangan saya.
Candu video game online bisa membuat pasangan terabaikan. |
Ya, permainan online yang
real-time merupakan magnet utama kenapa para pemain game online, termasuk saya
Retro Lukman Gamer Jalanan enggan mengalihkan perhatian dari layar monitor.
Karena permainan seperti ini tidak bisa di-pause, tidak bisa dihentikan
sementara sebagaimana video-video game offline di konsol retro zaman dahulu.
Kecanduan video game online bisa membuat anak membangkang. |
Tak jarang mereka yang kecanduan
akan menjadi emosi ketika permainannya diganggu. Kalau cuma sumpah serapah sih
masih mending. Yang bahaya itu kalau sudah “dikuasai setan”, hingga tega
berbuat kekerasan bahkan sampai pembunuhan. Dan ini pernah terjadi lho beberapa
kali, termasuk salah satunya di Indonesia. Ada suami yang tega menganiaya
istrinya sendiri hingga tewas hanya gara-gara kesal permainannya terganggu
ketika sang istri yang baru melahirkan meminta tolong kepadanya.
Bila tidak dikendalikan, kecanduan video game bisa berbahaya. |
Bukan hanya terhadap keluarga,
game online bisa dibilang sukses dalam mengalihkan perhatian saya dari ibadah
kepada Tuhan. Kerap kali saya menahan diri untuk bangkit melaksanakan salat
jemaah, menunda-nunda salat lantaran sedang terpaku memainkan game online.
Melihat kelakuan saya ini, istri kerap kali mengomeli. Menasehati perihal dosa
dan hal-hal sejenisnya. Saya tak bisa menjawab apa-apa, karena saya akui saya
memang salah. Saya beruntung memiliki istri yang begitu peduli dengan suaminya.
Kecanduan game juga bisa menyebabkan ponsel rusak. |
Namun bukannya berhenti, saya
malah menambah daftar kecanduan saya terhadap game online. Yaitu setelah saya iseng
mengunduh game online lainnya, Pokemon GO (PGO) pada ponsel baru saya, Xiaomi.
Memang sebenarnya PGO merupakan game yang positif. Karena mengajak kita untuk
berjalan kaki menjelajahi berbagai tempat demi menangkap Pokemon. Pun demikian,
game ini juga mengajak kita untuk bersosialisasi lantaran ada fitur trade,
battle, dan raid, yang membutuhkan partisipasi aktif dari banyak pemainnya.
Pokemon Go diam-diam menghanyutkan, bikin candu. |
Pun demikian, fitur GPS yang
menjadi prasyarat memainkan PGO membuat ponsel saya menjadi lebih cepat panas
dan lebih cepat kehilangan daya. Hal ini tentu berdampak pada pekerjaan saya
yang menuntut saya selalu mobile dan menggunakan ponsel. Apalagi kala itu saya
belum memiliki produk multifungsi Wanle Powebank yang bisa memainkan game-gameklasik Nintendo. Alhasil, saya jadi mati kutu dan terpaksa mematikan ponsel
saya ketika indikator baterainya berubah menjadi merah. Pekerjaan saya pun
terganggu.
Akhirnya momen yang diharapkan itu tiba. |
Dalam introspeksi yang saya
lakukan, saya menyadari telah berbuat tidak baik kepada istri dan anak karena
kegemaran saya akan game online. Karenanya saya tak ingin perhatian saya
menjadi teralihkan pada momen-momen krusial persalinan istri saya. Karena saya
meyakini, dalam kondisi seperti itu, istri dan anak saya sangat membutuhkan
perhatian dan pertolongan. Baik dalam hal pekerjaan rumah tangga maupun
mengurus keluarga. Setelah istri saya melahirkan, pasti dia akan kesulitan
mengerjakan banyak hal.
Kisah nyata, saya menghapus game online saya di atas kereta api Brantas. |
Alhamdulillah, keinginan saya
untuk mencurahkan diri saya kepada keluarga dapat terwujud. Saya menikmati
momen-momen membahagiakan bersama istri dan kedua anak saya. Saya membantu
setiap kebutuhan istri saya yang tengah memasuki masa nifasnya. Membantu
melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci baju dan sebagainya. Saya juga
membantu mengurus keperluan putri pertama saya yang baru saja masuk Taman
Kanak-Kanak bersamaan dengan kelahiran adiknya. Tak ada lagi kata “Nanti”, saya
langsung datang ketika orang-orang terkasih saya ini membutuhkan saya.
ilustrasi keluarga. |
Saya sempat tidak percaya bahwa
pada akhirnya saya bisa mengatasi kecanduan saya terhadap video game online.
Karenanya saya merasa bersyukur saya bisa berhenti total darinya. Karena saya
menyadari bahwa usia saya tak lagi muda, waktu saya juga tak lagi banyak, pun
dengan tanggung jawab saya sebagai kepala keluarga. Keberhasilan berhenti dari
kecanduan game online ini tentu merupakan sebuah pencapaian yang berharga bagi
saya untuk melanjutkan hidup yang lebih baik, apalagi setelah beragam masalah
yang menerpa kehidupan saya.
Jalan hidup saya di dunia game adalah game retro. |
Karena game-game jenis ini
potensi kecanduannya tak sebesar game online, serta lebih dapat dikendalikan.
Salah satunya karena ada tombol “PAUSE” untuk menghentikannya sejenak saat
dunia nyata memanggil. Maka tak ada alasan bagi saya untuk tidak berhenti
bermain ketika tanggung jawab saya yang sebenarnya datang. Pun demikian
game-game jenis ini memiliki akhir permainannya, yang membuat saya berhenti
ketika saya sudah menamatkannya. Tidak seperti video game online yang akan
terus memaksamu bermain selama ada rekan bermain lainnya di seberang sana.
Bermain game sekarang, tak seperti saat masih muda. |
Hal ini jauh berbeda dengan video
game online yang entah kenapa bisa memaksa saya terus memainkannya hingga
ponsel kehabisan daya. Sekalipun tangan ini sudah terasa panas, mata ini sudah
terasa berair, kepala sudah terasa pusing, masih saja bisa untuk terus
memainkannya. Ya mungkin karena efek dari hasrat untuk selalu menjadi yang
terbaik dalam game online tersebut, bisa juga mungkin karena efek radiasi dari
layar ponsel atau komputer yang faktanya mampu membuat kita begitu lekat
memandangnya hingga berjam-jam lamanya.
Layar game over di game Dragon's Lair. |
Mungkin ini saja pengalaman saya
berhenti dari kecanduan video game online yang bisa saya bagikan kepada para
sahabat gamer yang membaca blog saya ini. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi
kalian, khususnya bagi kalian yang tengah berupaya menghentikan adiksi video
game online. Jangan menyerah, kalian bisa kok selama ada kemauan kuat dan
tanggung jawab terhadap dunia nyata kalian. Kalau saya bisa, saya yakin kalian
juga pasti bisa.
Nikmati waktu bersama keluarga kita. |
Pastinya, kecanduan game ini bisa
merebut kalian dari keluarga yang sangat menyayangi kalian. Maka pantaskah bila
keluarga yang selalu ada untuk kalian, menyayangi kalian dengan tulus, kalian
abaikan hanya karena sebuah permainan yang fana? Sayangi mereka, selagi kalian
masih bisa menyayangi mereka. Karena kita tidak pernah tahu sampai kapan diri
kita atau mereka hidup di dunia ini. Jangan sampai nanti menyesalinya ketika
mereka sudah tidak ada lagi. Keluarga tetaplah yang lebih penting.
ilustrasi konsol video game. |
Bagaimana menurut Sahabat Gamer? Apa
kalian juga pernah memiliki pengalaman terkait kecanduan video game? Atau
kalian sedang berusaha lepas dari kecanduan video game online? Tidak ada
salahnya berbagi dengan menuliskannya di kolom komentar lho. Saya Retro Lukman
Gamer Jalanan… Salam Gamer! (gj)
No comments:
Post a Comment