Halo Sahabat Gamer! Saya Gamer Jalanan, pada edisi ini saya akan membahas tentang game mobile terbaru di Android dan iOS, “Command & Conquer: Rivals”, atau singkat saja jadi C&C Rivals. Buat kalian yang belum tahu, khususnya para gamer kekinian, Command & Conquer atau akrab disingkat C&C, adalah serial Real Time Strategy (RTS) yang populer di era 90-an.
Saya Gamer Jalanan, merupakan salah satu fans berat serial ini. Serial ini disebut-sebut sebagai pelopor dari genre RTS yang lantas diikuti serial sejenis seperti WarCraft, Age of Empires, StarCraft, Rise of Nations, atau Company of Heroes. Tak heran bila serial ini masih memiliki basis penggemar yang tetap hidup dan memainkan game-gamenya sampai sekarang.
Nah, di “zaman game now”, setelah puluhan tahun tanpa rilisan terbaru, serial ini kembali dihidupkan oleh Electronic Arts (EA) selaku pemilik merek C&C. Seakan mencoba menarik minat para gamer mobile, termasuk saya Gamer Jalanan, EA menghadirkan game C&C terbaru ini untuk Android dan iOS, bukan di Personal Computer (PC) yang merupakan platform original game ini.
Langkah EA terbilang berani. Sayangnya, mayoritas penggemar serial ini tak dibuat happy dengan keputusan tersebut. Langkah EA yang merilis versi spinoff C&C yang disebut mengekor Clash Royale ini mendapat banyak kecaman dari para penggemar. Pasalnya, para penggemar berat telah menunggu lama untuk versi utama alias AAA dari kelanjutan serial ini. Bukannya C&C “kecil-kecilan” ala C&C Rivals.
Lihatlah betapa banyak kebencian untuk trailer game ini (klik untuk memperbesar). |
Alhasil, ketika pertama kali diumumkan melalui trailer pengenalannya, C&C Rivals mendapat banyak hujatan dan kekecewaan. Kekecewaan tersebut diungkapkan melalui beragam komentar yang diposting, hingga tombol tidak suka alias dislike yang disediakan situs berbagi video YouTube. Sampai saya menulis artikel ini, jumlah dislike-nya hampir mencapai 60 ribu!
Sebagai penggemar serial C&C, saya sudah memperkirakan bakal ada yang tidak suka dengan tampilan C&C terbaru. Mengingat selama ini C&C selalu hadir dengan begitu wah sebagai sebuah judul besar yang begitu menyita perhatian. Sebut saja saat C&C3: Tiberium Wars dan C&C: Red Alert 3. Pun dengan hype C&C: Generals 2, yang secara ironis dibatalkan pembuatannya.
Akan tetapi, yang tidak saya duga adalah jumlah hater-nya bakal sebanyak puluhan ribu. Gila aja! Sampai-sampai masuk dalam daftar 10 trailer video game dengan dislike terbanyak versi WatchMojo.com. Duh, sebagai penggemar C&C rasanya kok saya malu ya. Seakan-akan game ini jelek banget padahal waktu itu game ini belum dirilis.
Prajurit NOD favorit saya. |
Well, saya Gamer Jalanan secara pribadi, sebagai penggemar serial C&C, sebenarnya cukup antusias tatkala trailer ini muncul ke permukaan, ditayangkan di ajang E3. Pasalnya, sejak dulu saya memang sudah begitu menantikan versi mobile dari C&C dirilis. Keinginan ini muncul sejak Clash of Clans yang memiliki gameplay mirip-mirip C&C booming dan menyita perhatian publik gamer Indonesia.
Nah, ketika berita C&C versi mobile ini muncul, tentu penantian saya selama ini terjawab. Membuat saya penasaran dan tak sabar bernostalgia kembali dengan serial ini dalam wujud barunya di jagad mobile. Faktor nostalgia ini memang sangat erat sekali dengan perjalanan saya sebagai gamer. Mengingat betapa game-game dari serial ini dulu begitu mengisi masa-masa remaja saya. Sebut saja C&C: Red Alert 2 dan C&C: Tiberian Sun.
Pun begitu, keputusan EA merilis seri terbaru C&C dalam format mobile sejatinya sangat-sangat termaafkan oleh saya, Gamer Jalanan. Karena dengan kondisi keuangan yang cekak (dasar gamer jelata), tentu mustahil bagi saya untuk bisa memainkan game C&C bila dirilis di PC spesifikasi dewa atau di konsol kekinian macam PlayStation 4, Xbox One, atau Nintendo Switch. Tiberium Wars dan Red Alert 3 saja saya lewatkan lantaran PC saya kentang banget, gak mampu memainkannya.
Deretan unit yang memunculkan nostalgia. |
Makanya sebagai penggemar berat serial C&C, saya tidak terbawa arus kebencian oleh mayoritas penggemar lainnya. Saya tetap ‘cool’ menunggu game ini dirilis, sembari berharap saya punya ponsel yang cukup mumpuni untuk memainkannya. Kebetulan ketika info perilisan game ini merebak, saya memang berencana membeli ponsel pintar baru demi mengejar fitur 4G yang akhirnya terealisasi dalam wujud Advan S5E Full View (ceritanya bisa kalian baca di artikel ‘Arena of Valor’, MOBA Analog Penuh Keberanian).
Dengan kemampuan yang masih ‘kentang’ karena RAM-nya 1 GB, saya menyangsikan bila ponsel baru saya bisa memainkan C&C Rivals. Makanya saya tidak terlalu berharap, walaupun saya iseng-iseng mendaftar di pre-alpha register game ini. Lalu tak lama setelah mendaftar pre-alpha, saya mendapat pemberitahuan bahwa game ini sudah bisa dipasang untuk dijajal. Harap-harap cemas, saya Gamer Jalanan lantas mengunduh dan memasang/install game ini di Advan S5E Full View.
Saat pertama kali mencoba memasang game ini, terjadi kendala prosesnya bermasalah. Saya pun mulai pasrah kalau memang tak bisa memainkan C&C Rivals di ponsel lokal yang baru saya beli dengan jerih payah saya sendiri itu. Namun tak menyerah, saya mencoba mengulang proses pemasangan. Syukurnya, pada percobaan kedua ini saya berhasil!
Saya memainkan game ini memakai ponsel "kentang". |
Lantas segera saja saya buka aplikasi game-nya. Saya dibawa pada layar loading/pemuatan game dengan segala update dan tetek bengeknya itu. Sebagai Gamer Jalanan, saya sih sabar saja menunggu. Hingga kemudian tiba-tiba muncul jendela/window yang menginformasikan bahwa saya mungkin akan mengalami penurunan performa game C&C Rivals kala memainkannya. Mengingat spesifikasi ponsel kentang saya memang bukan buat gaming.
Sekali lagi saya dibuat pasrah. Namun begitu, saya mencoba segala kemungkinan terburuknya. Now or never, sekarang atau tidak sama sekali, begitu batin saya. Benar saja, kualitas tampilan grafis C&C Rivals di ponsel saya kurang jelas, agak-agak buram begitu. Tapi keburamannya masih bisa ditoleransi dan saya rasa tidak menganggu saya dalam permainan. Saya masih bisa melihat unit-unit dalam game ini, walaupun saya sulit membaca teks dalam permainannya lantaran tulisannya yang jadi samar-samar.
Alhasil, penurunan performa yang dimaksud tidak menghalangi saya untuk terus memainkan game ini. Segera saja saya dibawa ke fase tutorial yang menjelaskan bagaimana saya harus memainkan game ini. Setelah memilih nama “RetroLukman” sebagai user ID saya, lalu melewati serangkaian tutorialnya, barulah kemudian saya memulai pertempuran tiberium saya melawan para pemain lainnya dari berbagai daerah di dunia secara online!
Lobi permainan yang menampilkan dua faksi dalam game ini. |
Di sini saya Gamer Jalanan masih menjalankan strategi tempur dengan terlebih dahulu membangun setiap struktur, sebelum merekrut para unit, mulai dari unit prajurit, kendaraan darat, hingga kendaraan udara. Namun begitu, serangkaian mekanik permainan dikombinasikan oleh Redwood Studios selaku developer ke dalam game ini. Mari saya, Gamer Jalanan jabarkan satu per satu.
C&C Rivals hadir layaknya mode skirmish multiplayer dalam serial C&C yang mulai eksis sejak seri Tiberian Sun. Namun di Rivals, dibuat lebih sederhana dengan hanya pertarungan satu lawan satu. Artinya ada dua pemain yang bertarung secara online, dengan faksi terserah pemainnya masing-masing. Bisa dibilang mirip-mirip mode satu lawan satu yang ada di Clash Royale.
Pertarungan satu lawan satu di jagad tiberium. |
Hanya saja bila Clash Royale lebih menitikberatkan pada penghancuran markas musuh secara langsung, maka C&C Rivals hadir dengan opsi yang lebih beragam. Dalam game ini, ada dua cara yang bisa saya lakukan untuk menghancurkan markas lawan demi meraih kemenangan. Cara pertama atau cara klasik serial C&C, yaitu dengan langsung mengirimkan unit untuk menghancurkan markas musuh.
Sementara cara kedua, metode yang menurut saya merupakan inti dari C&C Rivals, yaitu dengan cara penguasaan area-area/site misille pad yang mengaktifkan pergerakan rudal nuklir di tengah medan tempur. Nah, siapa yang unggul dalam penguasaan area ini di detik-detik terakhir peluncuran rudal, bakal meluncurkan rudal tersebut ke markas lawan.
Sekali tembak, markas lawan bakal terkuras hitpoint-nya (HP) sebanyak 50 persen. Sehingga, dibutuhkan dua kali tembakan rudal ke markas lawan untuk bisa memanangkan game ini. Dengan kondisi tersebut, metode ini membuat durasi permainan menjadi lebih singkat, sebagaimana game-game mobile pada umumnya.
Tampilan matchmaking yang keren dengan latar belakang pemandangan indah. |
Hal ini berbanding terbalik dengan durasi game-game C&C terdahulu dan juga game-game RTS lainnya yang bisa memakan waktu berjam-jam bila menggunakan cara pertama yang harus mengancurkan markas lawan secara langsung. Sebenarnya metode dalam Rivals juga ditemukan dalam seri-seri C&C terdahulu, hanya saja membutuhkan waktu ‘cooling down’ dan tidak dibutuhkan penguasaan area tertentu. Karena fasilitas rudal atau senjata super lainnya bisa langsung dibangun sebagai bagian dari struktur.
Dalam praktiknya di C&C Rivals, metode terbaru yaitu menghancurkan markas secara tidak langsung dengan rudal menjadi yang paling banyak ditemui. Rasionya mungkin 8:2 dengan metode RTS klasik. Karena memang cara ini jauh lebih cepat efektif serta efisien ketimbang cara klasik. Ya walaupun tetap saja dibutuhkan strategi dan pertempuran yang ketat demi bisa menguasai missile site di detik-detik terakhir.
Dari pengalaman saya memainkan game ini, banyak pula pemain Rivals yang menggunakan strategi kombinasi antara penguasaan rudal dengan serangan langsung ke markas. Yaitu terlebih dahulu menghantam markas dengan rudal, lalu diikuti dengan serbuan unit secara langsung ke markas lawan. Kombinasi strategi ini cukup banyak ditemui bagi para pemakai faksi NOD, mengingat faksi ini memiliki unit-unit yang mendukung itu seperti Kavaleri Api dan Tank Api.
Unit-unit prajurit di faksi NOD. |
Sumber daya yang digunakan untuk membangun struktur atau merekrut unit pada dasarnya masih sama dengan seri-seri C&C terdahulu. Yaitu dengan menambang tiberium, zat mineral asing berwarna hijau yang ada di medan tempur. Dan tentu saja dibutuhkan unit Harvester untuk mengumpulkan tiberium ini yang kemudian dikonversikan ke dalam mata uang untuk membangun struktur atau unit.
Elemen pembangunan struktur dan perekrutan unit juga pada dasarnya masih sama dengan C&C yang saya kenal. Namun begitu, pembangunan strukturnya kini lebih dititikberatkan pada penciptaan tiga unit utama yaitu prajurit, kendaraan darat, kendaraan udara, serta unit super yang kehadirannya membutuhkan laboratorium/kuil Nod.
Pun demikian, tidak semua unit bisa saya deploy di medan tempur. Ada kuota terbatas untuk unit-unit yang saya bawa dalam pertempuran, seperti deck dalam Clash Royale. Kalau tidak salah ada sembilan spot termasuk Commander yang bisa kita bawa. Dengan begitu saya dituntut untuk menentukan skuat unit terbaik untuk meraih kemenangan.
Tiga di antara empat commander yang berada di kubu NOD. |
Sementara untuk pembangunan struktur-struktur yang bersifat pertahanan macam Gun Turret atau Obelisk Tower misalnya, dilakukan dengan mekanik baru menyesuaikan dengan Commander yang dipilih gamer. Sederhananya yang dimaksud Commander ini sejenis skill, artinya dengan memilih Commander tertentu, ada kemampuan tempur yang bisa saya dapatkan.
Misalnya saja dengan memilih Commander Strongarm dari GDI, saya bisa memunculkan Gun Turret yang penggunaannya berbatas waktu. Sementara bila menggunakan Commander Kane dari NOD, saya bisa memunculkan Obelisk Tower yang juga berbatas waktu. Skill ini juga meliputi kemampuan menyerang, misalnya Commander Seth dari GDI yang memungkinkan saya mengirimkan Kavaleri Api secara cepat ke lokasi yang saya inginkan. Sejauh ini ada delapan Commander yang bisa dipilih, masing-masing empat Commander di setiap faksi.
Layaknya game-game player vs player (PVP) mobile lainnya, ada reward and punishment yang diberikan ketika saya menang dan ketika saya kalah. Ketika saya menang, saya akan mendapatkan medali/exp yang bisa saya kumpulkan untuk naik level ke level berikutnya. Semakin tinggi level yang dicapai, semakin banyak juga unit dan sektor/medan tempur yang bisa dibuka. Pun demikian setelah update terbaru, semakin tinggil level pemain, maka semakin tinggi liga berbasis rank yang saya ikuti.
Kemenangan dan kekalahan berpengaruh dalam pemeringkatan. |
Sebaliknya, bila saya mengalami kekalahan, medali yang telah saya kumpulkan akan mengalami pengurangan dengan jumlahnya yang bervariasi. Namun hukuman ini baru berlaku ketika saya sudah mencapai 200 exp. Sejak mencapai titik itu, setiap kekalahan akan berbuah pengurangan medali bahkan bisa sampai zero alias nol. Kebalikannya dengan kemenangan, kekalahan akan membawa saya turun degradasi ke tingkatan bawah.
Bicara fitur-fitur yang dimiliki game ini, kira-kira kurang lebih saja sih dengan yang ada di Clash Royale. Ada misi-misi tertentu yang bila berhasil dimenangkan akan mendapatkan reward berupa kredit, uang dalam game, hingga “bahan bakar” yang bisa digunakan untuk mendapatkan kotak-kotak bonus yang dikirimkan oleh truk dengan durasi waktu tertentu. Ada juga kotak bonus gratis yang aksesnya juga menggunakan durasi waktu.
Sama persis dengan Clash Royale, kotak-kotak yang terdiri dari beragam jenis, mulai dari kotak biasa, kotak langka, hingga kotak emas ini berisi bonus-bonus yang berpengaruh dalam permainan. Baik itu bonus berupa uang dalam permainan, permata, dan kartu-kartu unit yang semua itu bisa digunakan untuk menambah exp unit demi meningkatkan level kekuatannya.
Ragam kartu unit yang bisa dibeli lewat mata uang dalam permainan. |
Bonus-bonus tersebut, khususnya uang dalam permainan, juga bisa digunakan untuk membeli/membuka unit yang belum dimiliki. Karena ketersediaan unit ini juga bersifat acak dari dalam kotak bonus, ataupun dari starter pack pencapaian level tertentu yang memicu munculnya kesempatan mendapatkan kartu-kartu unit yang belum dimiliki.
Unit-unit ini bisa dibeli di toko dalam permainan, termasuk pula dengan kartu-kartu unit yang sudah dimiliki yang bisa digunakan meningkatkan level unit. Dengan promo dari kartu-kartu unit ini berubah setiap hari. Bagi gamer yang tidak mau ribet atau tidak mau menunggu lama, bisa melakukan pembelian dalam aplikasi atau in-app purchase (IAP) yang tentunya menggunakan mata uang dunia nyata.
Sebagaimana game-game mobile kekinian, C&C Rivals juga memiliki fitur “clan” atau “guild” yang disebut “Alliance” alias aliansi. Setiap pemain bisa membuat aliansi baru, atau bergabung dengan aliansi yang sudah ada. Per aliansi dijatah kuota anggota maksimal 30 pemain. Melalui fitur aliansi ini, saya Gamer Jalanan dan para gamer lainnya bisa saling berinteraksi, bisa meminta donasi kartu, bisa melakukan pertempuran persahabatan, bahkan bisa berbagi video pertempuran.
C&C TV |
Ya, video pertempuran atau battle replay merupakan salah satu fitur unik yang ada di C&C Rivals. Melalui fitur ini, saya bisa melihat kembali setiap pertempuran yang telah terjadi. Baik pertempuran saya sendiri maupun pertempuran pemain lainnya. Setiap pertempuran yang saya lewati itu akan terekam secara otomatis bila saya lebih dahulu membagikannya.
Menurut saya Gamer Jalanan, fitur battle replay ini sangat keren. Apalagi terdapat juga C&C TV yang menayangkan video-video pertempuran pilihan yang bisa diakses langsung di dalam gamenya. Saya kurang paham bagaimana mekanisme berbagi video ini secara lebih lanjut, namun saya berharap ke depan video ini bisa disimpan secara permanen atau bisa diunggah langsung ke layanan penyedia video.
Beralih ke segi grafis dan suara, saya kira C&C: Rivals melanjutkan tradisi serial ini yang selalu hadir dengan kualitas terbaik. Grafis dalam game ini, mulai dari ilustrasi interface, artwork untuk setiap unit, penggambaran medan tempur, unit, hingga efek-efek pertempuran, semuanya disajikan over the top = keren abis! Ya walaupun menyesuaikan dengan kapasitasnya sebagai game mobile. Jadi jangan terlalu berharap kualitas layaknya konsol atau PC dengan spesifikasi kekinian.
Alliance "Rivals Indonesia", salah satu alliance yang bisa dipilih oleh gamer Indonesia. |
Meski begitu, dalam hal game mobile, kualitas grafisnya terbilang sangat bagus, dengan perpaduan warna yang sangat ciamik serta tekstur gambar yang begitu halus. Benar-benar mampu membawa kembali kenangan indah C&C yang dulu pernah saya alami semasa remaja. Ya walaupun sebenarnya saya tidak terlalu kompeten membahas masalah grafis, mengingat tampilan game ini di ponsel saya dalam kualitas rendah yang buram. Namun saya bisa memastikan grafisnya akan mampu memuaskan siapa saja pemainnya, karena saya sudah melihat versi HD-nya di kanal YouTube Rivals Replay.
Menambahkan soal grafis, di sinilah keunggulan C&C Rivals yang mungkin tidak dimilki game-game sejenis lainnya. Ketika kebanyakan game lainnya menolak untuk dimainkan di ponsel kentang (yang ditandai dengan aplikasi game langsung mati), C&C Rivals tidak demikian. Pengembang game ini seolah ingin agar C&C Rivals bisa dinikmati siapa saja, tak peduli jenis dan spesifikasi ponsel yang digunakan.
Solusinya yaitu dengan penurunan kualitas grafis ketika game ini dimainkan di ponsel kentang, seperti ponsel saya. Sehingga walaupun saya tidak bisa bermain dalam kualitas HD, namun saya masih bisa menikmati serunya gameplay yang ditawarkan. Pun begitu, grafis dalam tampilan yang sudah diturunkan kualitasnya tersebut tidak terlalu buruk. Saya masih bisa melihat jelas, mengetahui, dan membedakan masing-masing unit di area. Jadi buat saya tidak masalah.
Permainan utama C&C Rivals. |
Lantas untuk segi suara atau audio, sebagaimana dari segi grafis, saya Gamer Jalanan meyakini alunan musik dan voice acting yang mengiringi setiap pertempurannya, termasuk juga interface permainan, sudah senapas dengan serial C&C yang dikenal dahulu. Serangkaian alunan musiknya sama-sama cadas, sama-sama menggambarkan konflik yang hendak dipaparkan. Walaupun saya pribadi kurang begitu paham ya dari segi musik, mengingat saya biasa memainkan game ini dalam kondisi volume tinggal seperlima saja.
Dari segi cerita, saya rasa tidak ada yang bisa saya bahas selain bahwa game ini masih membawakan latar belakang konflik antara GDI dan NOD dalam perebutan mineral tiberium. Selain premis dasar itu, tidak ada alur cerita lainnya. Ya maklum saja, game ini lebih bersifat spinoff multiplayer sebagaimana mode skirmish dalam C&C sebelum-sebelumnya. Kisah utama C&C sendiri sudah rampung di seri keempatnya, C&C4: Tiberium Twilight.
Jadi jangan harapkan ada kelanjutan konflik Tiberium karena dalam game ini yang bisa saya dan kalian lakukan hanya menata unit, mencari lawan secara online, bertempur, selesai, lalu siklus itu berulang. Ya sama persislah seperti Clash Royale. Dengan banyaknya kemiripan tersebut, rasanya pas saja kalau saya menyebut C&C: Rival sebagai “Clash Royale Rasa Modern”.
Aneka misi harian berhadiah.
|
Dengan konsep gameplay yang saya jabarkan di atas, ditambah fitur-fitur yang mengiringinya, menurut saya C&C Rivals sangatlah menarik untuk dimainkan. Bagi saya Gamer Jalanan, mekanik permainan dalam game ini memberi warna baru, baik dalam serial ini khususnya maupun dalam genre RTS secara umumnya. Perpaduan RTS dengan mobile strategy tampak berpadu dengan baik di sini.
Makanya saya heran saja gitu sama mereka, para penggemar C&C yang sudah pesmistis terlebih dahulu dengan game ini. Padahal memainkannya barang sekali pun mereka belum pernah. Sementara kan sebagai gamer, kita semua dituntut untuk tidak “judge the game by its trailer”, alias menghakimi sebuah game dari video trailernya saja. Kasarnya seperti itulah.
Saya sendiri sebagai penggemar C&C dan juga genre RTS, merasa sangat terhibur dengan warna baru yang dihadirkan C&C Rivals ini. Selain bisa bernostalgia dengan serial game kesukaaan, saya juga bisa menjajal sekaligus menikmati game dengan genre kombinasi yang terbilang baru ini. Sehingga saya sangat menyarankan para penggemar C&C yang sudah duluan membenci game ini untuk setidaknya mencoba terlebih dulu sebelum berkomentar.
Sosok Kane yang kharismatik tampaknya belum cukup membuat C&C Rivals disukai. |
Kalau dari perkiraan saya sih, banyaknya penggemar yang membenci game ini lantaran ekspektasi mereka atas serial C&C yang telah lama ditunggu versi barunya terlalu tinggi. Alhasil, mereka sulit untuk menerima kehadiran C&C versi mobile yang lebih ditujukan secara kasual, namun tetap punya elemen multiplayer yang tinggi.
Maka dari itu, menurut saya Gamer Jalanan untuk para penggemar yang sudah terlanjur membenci game ini, coba turunkan ekspektasi kalian tersebut sedikit saja. Anggap saja C&C Rivals sebagai selingan, semacam pengobat nostalgia selama ini. Anggap saja game ini sebagai versi skirmish dari C&C yang disajikan di platform kekinian, dengan akses yang lebih luas dan mobile bila dibandingkan skirmish yang selama ini kalian mainkan.
Ibaratnya itu C&C Rivals seperti DoTA. Bila DoTA adalah PVP dari WarCraft, maka Rivals adalah PVP dari C&C. Kalau DoTA saja bisa menjadi sangat populer dan keluar dari seri induknya, kenapa Rivals tidak bisa? Saya yakin, sekalipun game ini tidak bisa memuaskan ekspektasi yang selama ini diharapkan dari rilisan C&C terbaru, namun setidaknya cukup memberikan sensasi nostalgia setelah serial yang diprakarsasi Westwood Studios ini vakum sangat lama.
C&C Rivals butuh kesempatan untuk bisa bersinar. |
Apalagi dari pantauan saya Gamer Jalanan sejauh ini, gameplay yang diusung C&C Rivals memiliki potensi untuk bersinar lebih terang. Bahkan bisa jadi electronic sports (esports) baru di masa depan. Karena dengan serangkaian unit tempur yang dimiliki, serta dengan metode pertempuran yang diterapkan, membuat ada begitu banyak strategi yang bisa digunakan demi memenangkan permainan. Asal nanti jatuhnya jangan pay to win aja.
Artinya, C&C Rivals benar-benar terasa sangat menantang untuk dimainkan mengingat dibutuhkan strategi yang sangat matang untuk bisa memenangkannya. Bahkan saya Gamer Jalanan berani bilang kalau game ini benar-benar game yang sangat membutuhkan strategi ekstra, melebihi game-game C&C pendahulunya. Ada batas waktu, ada penguasaan, dan ada unit dengan keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sehingga bisa saya simpulkan C&C Rivals merupakan game strategi yang sebenar-benarnya.
Faktanya dari pengalaman saya, Gamer Jalanan, rasanya cukup sulit untuk bisa memenangkan satu pertempuran saja. Sampai-sampai membuat saya geregetan setengah mati bila tak juga kunjung meraih kemenangan. Bagaimana tidak, bila saya terus menerus kalah, maka perolehan medali saya akan mengalami penurunan dan itu berpengaruh pada rank saya. Padahal untuk bisa meraih satu saja kemenangan untuk bisa naik level, khususnya bila bermain sebagai GDI, rasanya cukup sulit dan dibutuhkan banyak determinasi serta pengalaman bertempur.
Detik-detik terakhir peluncuran rudal selalu menegangkan. |
Setidaknya menurut saya Gamer Jalanan, tak ada strategi baku yang bisa saya gunakan untuk permainan dalam jangka yang lama. Karena setiap lawan yang saya temui selalu menggunakan strategi yang berbeda-beda. Hal ini membuat susunan unit yang sudah saya susun terasa tidak berguna lantaran strategi lawan benar-benar sulit untuk ditebak. Inilah yang kemudian membuat tingkat kesulitan C&C Rivals menurut saya cukup tinggi, dengan proses matchmaking yang sebenarnya terbilang fair. Ya kira-kira seperti Clash Royale lah, kadang menang, kadang juga kalah.
Di samping sederetan keunggulannya, di satu sisi C&C Rivals juga menyimpan kelemahannya tersendiri. Proses percampuran RTS ke dalam genre kekinian yang serba cepat, menurut saya berpotensi memunculkan ketidakseimbangan di masa yang akan datang. Misalnya dengan unit-unit yang memiliki harga tinggi, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk memunculkannya. Sementara proses penguasaan missile site berlangsung begitu ketat.
Alhasil, alih-alih ingin merasakan serunya menggerakkan unit-unit epik seperti Rock Worm misalnya, saya malah disibukkan dengan perekrutan unit dengan harga murah dan mobilitas tinggi demi mengamankan missile site. Bila sudah seperti itu, maka unit-unit “murahan” tentu akan lebih banyak digunakan. Sementara unit-unit “mahal”, sedahsyat apapun kekuatannya, jadi lebih banyak “menganggur” lantaran tak sempat dimainkan. Dan ini yang sering saya alami.
Tapi pengalaman ini bisa saja berbeda dengan pemain lain, mengingat saya sering melihat lawan saya dengan begitu cepatnya bisa memunculkan sederetan Titan yang dengan mudahnya membantai tank atau kendaraan buggy saya. Entah bagaimana caranya itu. Selain itu, mumpung masih fase pre-alpha, saya yakin kelemahan ini akan bisa ditemukan EA untuk kemudian diperbaiki pada setiap pemutakhiran terkini, hingga game ini benar-benar dirilis secara global.
Menang itu rasanya sangat menyenangkan. |
Kesimpulan terakhir saya sih untuk game ini adalah, C&C Rivals merupakan sebuah warna baru sekaligus nostalgia bagi veteran RTS maupun penggemar serial C&C. Sementara untuk para gamer kekinian, game ini bisa jadi sebuah alternatif modern untuk Clash Royale. Tentu semuanya kembali ke selera pribadi masing-masing gamer, akan tetapi saya sangat merekomendasikan game ini untuk dimainkan oleh siapa saja, baik veteran RTS, penggemar C&C, maupun gamer kekinian penggila genre strategy/tower defense ala Clash Royale.
Dari skala 1 sampai 10, saya rasa nilai 9 alias sangat bagus layak disandang game ini. Sangat menarik, menantang, penuh strategi dan bikin geregetan. Di satu sisi ketika memainkannya, saya khawatir mengalami kekalahahn. Tapi di sisi lain “naluri” Brotherhood of Nod mengajak saya untuk terus memainkan game ini. Yeah, faksi NOD merupakan kubu favorit saya, sementara unit Sandstorm dari kubu GDI merupakan unit favorit saya.
Oh iya, sebelum saya menutup ulasan panjangan ini, saya Gamer Jalanan atau RetroLukman (ID saya di C&C Rivals) mengajak kalian sahabat gamer yang baru akan atau yang sudah memainkan game ini, untuk bergabung dalam alliance yang saya bentuk dalam C&C Rivals, “Rivals Indonesia”. Kita bisa saling donasi kartu di aliansi ini, pertempuran persahabatan, sampai menyaksikan replay pertempuran masing-masing.
Atau buat kalian yang juga penggemar game ini, yuk gabung di grup Facebook untuk para pemain C&C Rivals, “Rivals Indonesia – C&C Rivals Indonesian Alliance” yang bisa langsung kalian kunjungi di sini (klik), untuk saling berkomunikasi dan saling berbagi pengalaman dengan sesama pemain C&C Rivals. Akhir kata saya Gamer Jalanan alias RetroLukman undur diri, sampai jumpa lagi pada ulasan berikutnya dan... Salam Gamer! (gj)
No comments:
Post a Comment