(sumber gambar: squarespace.com) |
Sahabat gamer, saya Gamer Jalanan, tampaknya tak perlu menjelaskan lagi mengenai aplikasi game teranyar dari franchise Pokemon yang populer ini. Karena saya yakin kalian pasti sudah tahu bahkan sudah memainkan aplikasi buatan Niantic yang merupakan penerus spiritual dari game mereka sebelumnya, Ingress. Well intinya dalam game ini kalian menggunakan fitur kamera di ponsel kalian untuk melihat Pokemon di lingkungan sekitar kalian, menangkapnya, dan menggunakannya untuk bertarung Pokemon. Dengan teknologi berbasis AR dan GPS, Pokemon hadir secara digital di sekitar kita dan kita bisa merasakan serunya berburu Pokemon di dunia nyata!
Paragraf di atas ini sebenarnya sudah bisa menjelaskan kenapa Pokemon GO bisa menjadi sukses luar biasa hingga servernya berkali-kali down. Ya memang game ini masih dirilis secara resmi terbatas pada negara-negara tertentu seperti Amerika dan Australia, namun pengguna di negara-negara lain sudah memainkan aplikasinya melalui APK dan membuat server yang masih terbatas itu kelebihan muatan. Dan sahabat gamer mungkin bisa ‘berbangga’ karena kalian yang sudah memainkan game ini adalah salah satu penyebabnya. Ya, game ini belum rilis resmi di Indonesia tapi sudah begitu banyak ‘pemburu Pokemon’ yang muncul di negeri ini!
Tampilan Pokemon GO. (sumber gambar: Hafiz Siddik) |
Oke kembali ke bahasan utama yaitu apa yang menjadikan game ini begitu fenomenal. Dengan konsep yang ditawarkannya, jelas Pokemon GO adalah sebuah jaminan pasti untuk menarik kembali minat para penggemar Pokemon yang hilang berkat minimnya inovasi game-game Pokemon dan juga mahalnya konsol Nintendo 3DS, konsol portabel utama untuk memainkan game Pokemon terkini. Tapi lupakan 3DS, pengalaman Pokemon sesungguhnya kini hadir di layar ponsel kalian dengan sensasi nyata, atau mungkin lebih tepatnya mendekati nyata lewat aplikasi Pokemon GO.
Cuplikan video iklan Pokemon GO yang begitu menggoda. (sumber gambar: pcadvisor.co.uk) |
Karenanya ketika Pokemon GO pertama kali diumumkan, saya menjadi begitu antusias. Saya adalah pengagum konsep AR yang ditawarkan Ingress, dan mengetahui konsep ini akan digunakan untuk Pokemon, artinya adalah pengalaman bermain Pokemon yang benar-benar baru! Menurut saya Pokemon GO bisa mewujudkan impian saya menjadi Pokemon Trainer yang sebenarnya. Karena pada akhirnya saya bisa benar-benar menangkap Pokemon di alam liar di dunia nyata, dan membawanya ke mana-mana di dalam ponsel yang merupakan benda wajib masa kini. Kini saya pun bisa mendapatkan lawan tanding tak terbatas dan kesempatan berpetualang di mana saja tanpa batasan ruang dan waktu. Saya bisa melakukannya kapan saja dan di mana saja!
Pokemon Sun & Moon melanjutkan tradisi serial game Pokemon. (sumber gambar: gematsu.com) |
Pokemon GO di sisi lain jauh lebih terjangkau dalam hal akses. Untuk memainkan game ini saya hanya perlu membeli ponsel Android yang kompatibel dengan aplikasi Pokemon GO, yang harga dan nilai kegunaannya lebih terjangkau ketimbang membeli konsol 3DS. Dengan ponsel Android saya bisa melakukan aktivitas komunikasi seperti telepon, pesan singkat, internet, dan nge-game, khususnya game Pokemon GO. Sementara di konsol 3DS, saya hanya bisa bermain video game, yang nyata-nyata saat ini sulit saya lakukan karena saya akui saya sudah tidak muda lagi. Apalagi game-game 3DS utamanya Pokemon adalah game bercerita yang membutuhkan waktu lama dan perhatian khusus untuk memainkannya. Di usia saya saat ini, game yang cocok saya mainkan adalah game kasual dan Pokemon GO memenuhi kriteria tersebut.
Tempat bermain saya adalah dunia nyata. (sumber gambar: justinluucreative.com) |
Pun dengan lawan tanding saya yang kini merupakan karakter nyata, manusia sungguhan bukan lagi karakter fiktif video game. Ya memang saya bisa melawan manusia sungguhan di game-game Pokemon sebelumnya melalui fitur konektivitas yang dimilikinya, tapi akses untuk itu terbilang jarang. Karena tidak semua, bahkan sangat jarang yang memiliki konsol game Pokemon seperti Nintendo DS atau 3DS di Indonesia. Sementara Pokemon GO hadir di perangkat mobile smartphone, yang rasanya sudah menjadi kebutuhan primer saat ini. Artinya siapapun bisa mengunduh aplikasi ini dan peluang duel melawan manusia sesungguhnya menjadi terbuka begitu luas, sangat luas malah.
Pokemon GO memiliki elemen sosial. (sumber gambar: forbes.com) |
Dan bukan tidak mungkin melalui Pokemon GO ini saya bisa membangkitkan kembali komunitas penggemar Pokemon bentukan saya yang telah hancur, POIN. Karena faktanya adalah melalui Pokemon GO ini akses terhadap permainan Pokemon menjadi lebih mudah. Aksesnya pun didapatkan secara legal, tanpa harus memainkannya melalui emulator. Karenanya menurut saya ironis saat saya mendengar Komunitas Pokemon Stars Indonesia (PSI) resmi ditutup oleh adminnya, Trias, padahal tinggal beberapa hari menjelang perilisan Pokemon GO. Tapi ya saya tidak bisa menyalahkan Trias kalau dia sudah kehilangan minat terhadap Pokemon karena saya sendiri juga begitu. Saya juga tidak bisa menyalahkan Trias bila dia beralih menggemari My Little Pony karena dua keponakan perempuan saya juga menggemarinya. Ya begitulah...
Pengalaman Pokemon Emerald tetap tak tergantikan. (sumber gambar: alwaysnintendo.com) |
Oh iya, mumpung sedang membahas Pokemon GO, saya ingin sekalian menjawab sebuah pertanyaan dalam postingan ini. Beberapa waktu lalu melalui FanPage Elite Four L, saya mendapatkan surat penggemar dari Eident Crawlers. Pertanyaannya adalah bagaimana saya menyikapi para trainer yang berbondong-bondong bermain Pokemon GO, dan bagaimana kita tahu bahwa trainer Pokemon GO merupakan trainer PokeLovers atau yang cuma ikutan tren. Pertanyaan yang bagus, mengingat saya juga sempat membaca salah satu meme yang menyinggung tentang ini, walaupun menurut saya hal ini bukanlah masalah. Well, meskipun cukup susah, tapi saya akan mencoba menjawabnya.
Pokemon GO seakan membuat game-game Pokemon sebelumnya terlupakan. (sumber gambar: facebook) |
Lalu bagaimana membedakan trainer Pokemon yang merupakan PokeLovers atau yang cuma ikutan tren? Ya gampang saja sih. Biasanya PokeLovers alias penggemar Pokemon memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang Pokemon, karena sebelumnya mereka sudah pernah memainkan game Pokemon. Buat yang cuma ikutan tren ya mungkin masih awam dengan istilah-istilah Pokemon bahkan asing dengan jenis-jenis Pokemon yang ada. Padahal daftar Pokemon yang dihadirkan di Pokemon GO saat ini masih sebatas generasi pertama yang diperkenalkan pertama kali tahun 1996. Wajar juga sih kalau tidak tahu karena selama ini kan kebanyakan orang di Indonesia tahunya Pokemon itu film kartun, padahal aslinya adalah video game.
PokeLover sejati kira-kira mungkin seperti ini. Hehehe, maaf ya Rima. (sumber gambar: detik) |
Walaupun begitu, mereka yang awalnya cuma mengikuti tren bisa saja dan besar kemungkinan bakal jadi PokeLovers atau penggemar Pokemon sejati. Karena memang Pokemon itu game yang adiktif jadi ya siapa saja akan mudah jatuh hati pada serial game ini dan segera jadi penggemar setia. Apalagi gameplay Pokemon GO terbilang inovatif dan bisa menciptakan jaringan atau komunitas gamer yang solid. Jadi mau siapapun itu, entah itu PokeLovers, gamer latah yang cuma ikutan tren, Cuma Gamer, atau non-gamer sekalipun, tidak masalah kalau mau bermain Pokemon GO.
Lihat siapa yang bermain Pokemon GO ini. (sumber gambar: Getty Images) |
Bicara soal ikutan tren, rupa-rupanya dalam Pokemon GO ini bukan Cuma gamer aja yang ikut-ikutan tren. Situs pemberitaan Indonesia juga ada yang ikut-ikutan tren, namun yang terjadi malah memberikan informasi yang tidak tepat tentang Pokemon. Contohnya situs Liputan 6 Game yang dalam salah satu beritanya dengan percaya diri mengatakan kalau Pokemon GO merupakan game yang mengadaptasi monster dari seri animasi Pokemon. Padahal, Pokemon itu aslinya hadir dalam video game, baru kemudian diadaptasi menjadi seri animasi. Bukannya sebaliknya. Tapi ya bisa maklumlah, mengingat seperti yang saya katakan sebelumnya, masih banyak pihak termasuk Liputan6.com yang mengenal Pokemon sebagai serial kartun.
Saya sudah tidak sabar ingin memiliki Pokemon ini. (sumber gambar: Afi Desyadi) |
Intinya Nintendo telah melakukan hal yang tepat dalam melihat potensi yang ada dengan merilis Pokemon GO. Buat saya ini adalah langkah yang berani karena Nintendo mesti melanggar tradisi mereka yang selama ini selalu membuat game dalam platform milik mereka sendiri. Faktanya aplikasi game ini menjadi terlaris dan mampu mendongkrak keuntungan Nintendo yang sedang ketar-ketir dihajar Sony dan Microsoft. Jelas, Pokemon GO adalah apa yang dibutuhkan penggemar Pokemon seperti saya ini, dan saya yakin Nintendo bisa kembali merajai industri video game bila inovasi-inovasi seperti ini terus mereka lakukan.
Akhir kata, buat sahabat gamer yang sudah memainkan Pokemon GO, saya ingin berpesan agar kalian bermain dengan cerdas dan hati-hati. Karena sebagaimana yang saya tulis dalam artikel feature di CumaGamer.com, selain menyimpan sebuah kesenangan tersendiri, game ini juga memiliki potensi bahaya yang nyata. Kembali lagi, video game memiliki dampak positif dan juga dampak negatifnya, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Jadi bijak-bijaklah dalam bermain video game. Saya Gamer Jalanan, salam gamer dan selamat berburu Pokemon dalam Pokemon GO! (gj)
Kak l, memang pokemon go termasuk game yg bisa melakukan kompetitif battle ya??, setau saya para trainer gk bisa melakukan battle bersama wild pokemon kan, jadi tentu ev training hanya bisa mengandalkan pertarungan gym, gmn tu kak. Maklum saya blm nyoba main
ReplyDeleteWell, seperti yang kamu baca di tulisan ini, kak L juga belum main. Tapi at least sensasinya dapet. Paling gak kan bisa berburu Pokemon, dan bisa saling tanding antar trainer. :)
Deleteweh kak L masih aktif nulis toh ternyata baru tau saya hehe, dulu saya member poin kak tp semenjak multiply ditutup udh gak pernah tau lagi kabarnya gimana selain di grup fb
Deletesaya termasuk yg udah main pokemon go, dan menurut saya lumayan lah, konsep gameplay nya keren inovatif, tp sayangnya saat ini game nya masih ada beberapa bug yg mengganggu (terlepas dr perihal server). terus jg fiturnya masih kurang lengkap, seperti trade atau pvp battle (fitur trade udh dikonfirmasi bakal ada di update2 selanjutnya tp buat battle sementara ini cuma di gym aja dan itu bukan pvp alias lawan computer walaupun itu pokemon nya milik trainer lawan).
jadi nih game masih sangat berpotensial buat lebih baik lagi, konsep keren, playernya banyak, pr dah nih buat developer nya buat cepet cepet memperbaiki kekurangan dan nambahin fitur sampe di update update selanjutnya (terutama nambah pokemon dr gen selanjutanya). kalo gak gitu ya... bisa aja popularitasnya nurun.
mungkin keputusan kak L buat main game ini pas udh resmi rilis udh tepat, nunggu game nya rada bener dulu wkwk. tapi nanti jangan kaget kalo trainer yg udah main lebih dulu level nya udh jauh lebih tinggi XD + jangan kaget juga kalo ternyata selama ini di sekeliling kak L banyak rattata & pidgey haha
semoga ntar enjoy mainnya dan tetep semangat nulis :)
Widiw, panjang beud reply-nya. Hehehe.
DeleteIya, kak L masih aktif nulis, tapi gak lagi fokus ke Pokemon, nulis secara umum tentang video game, khususnya video game retro. Terima kasih sudah mampir dan jangan lupa like FanPage kak L yang baru ya di https://www.facebook.com/gamerjalanan/
Terima kasih. :)