(sumber gambar: gameluster.com) |
Satu jam tidaklah cukup untuk
bermain video game. Apalagi video game zaman sekarang memiliki rentang waktu
permainan hingga berjam-jam dengan tingkat kesulitan yang memaksa kalian
memainkannya berulang-ulang. Tapi satu jam cukup untuk memberikan kesan kepada
gamer mengenai tampilan game tersebut, dari segi visual, audio, dan gameplay.
Dan bagi saya, Gamer Jalanan, satu jam sudah cukup untuk mengetahui bagaimana
keseluruhan permainan bakal berjalan, dan cukup waktu untuk menentukan
melanjutkan permainan atau menghentikannya.
Masih dalam hingar bingar film
‘Batman v Superman: Dawn of Justice’, kali ini saya akan mengajak kalian
bermain game action-adventure ‘Batman: Arkham Asylum’ di PlayStation 3 (PS3),
yang rilis tahun 2009. Merupakan seri pertama dalam Arkham Series, Arkham
Asylum disebut-sebut sebagai game Batman terbaik bersama dengan sekuelnya,
Arkham City yang lebih berorientasi open-world. Selain Arkham City, game ini
juga menelurkan sebuah prekuel berjudul Arkham Origins dan sekuel terbarunya
Arkham Knights.
Lampu sorot Batman membuka permainan. |
Opening title dengan sosok
ksatria bertopeng favorit saya ini tengah berdiri di atas sebuah bangunan, di
tengah malam, di tengah hujan, tampaknya cukup menjanjikan sebuah aksi dan
petualangan yang akan saya dapati saat memainkannya. Sebelum masuk ke
permainan, saya ditawarkan opsi menyalakan subtitle atau tidak, dan saya pilih YES
karena rental PS3 tempat saya bermain sedang penuh dengan gamer yang
berteriak-teriak memainkan PES. Lagipula saya payah dalam menangkap percakapan
berbahasa Inggris. Setting berikutnya adalah tingkat kesulitan game yang
tentunya saya akan memilih NORMAL, yang menurut saya merupakan standar tingkat
kesulitan dalam game ini.
Batmobile memasuki Arkham Asylum. |
Tunggu sebentar... Batman
menangkap Joker dengan mudah? Bukannya Joker itu musuh Batman yang paling gila
dan hebat ya? Well, saya akan menemukan jawabannya nanti. Pintu besar terbuka
secara mekanis, memunculkan Batman dan Joker yang kini telah tiba di Arkham
Asylum. Mereka disambut oleh Quincy Sharpie, pimpinan Asylum alias Warden bersama
para petugas polisi pengawal. Segera saja Joker diikat di papan berjalan
sebagai pengaman. Saya, sebagai Batman tentunya, ehem, merasa ada sesuatu yang
tidak beres, memutuskan untuk ikut mengawal Joker memasuki selnya di Intensive
Treatment.
Batman dan Joker tiba di Arkham Asylum. |
Yup, prolog dari game ini
benar-benar menarik, saya merasa seperti sedang menyaksikan sebuah film Batman
yang lain, yang sekelas The Dark Knight. Tentu ini semakin membuat saya
penasaran bakal seperti apa sih Arkham Asylum ini. Apalagi di sepanjang
perjalanan ini Joker tak henti-tentinya membuat ulah, mulai dari pemeriksaan
scan yang mengindikasikan banyak barang berbahaya di tubuhnya serta aksi
mengejutkannya saat diperiksa salah seorang dokter. Perjalanan kembali terhenti
sejenak saat ada tahana lain yang dipindahkan, seorang manusia bertubuh besar
yang menyerupai buaya, yang dipanggil Croc oleh Joker. Croc mengendus bau
Batman, dan menggumam tentang balas dendam pada Batman. Ups.
Menurut saya ini adegan yang keren. | (sumber gambar: rgapost.com) |
Lift akhirnya berhenti, membawa
pengawalan Joker ke lantai paling dasar Intensive Treatment. Di sini Batman
bertemu Commissioner Gordon, sedikit obrolan mengenai peristiwa yang terjadi di
malam itu. Di tempat terpisah tampak seorang perempuan tengah mengawasi Batman
dan Godron melalui kamera CCTV. Dari titik ini Batman terpisah dari Joker
karena peraturan Arkham Asylum hanya membolehkan staf penjaga yang berada di wilayah
sel. Batman dan Gordon terlihat kesal, tapi ya mau bagaimana lagi? Apalagi dia
kembali mengemukakan misteri Joker yang menyerahkan diri dengan mudahnya.
Sesuatu yang sayangnya, tidak disukainya.
Killer Croc, salah satu musuh yang akan dihadapi Batman. | (sumber gambar: jeuxcapt.com) |
Di sinilah Joker menjelaskan
bahwa penangkapan dirinya adalah sebuah jebakan untuk Batman, dan jagoan kita
telah masuk ke dalam jebakan dengan sangat baik. Dan untuk pertama kalinya
pertarungan dalam Arkham Asylum dimulai, ketika beberapa tahanan dibebaskan dan
mengepung saya. Sejak saat ini muncul perintah-perintah tombol di layar TV,
sekaligus sebagai in-game tutorial yang menjelaskan kontrol permainan. Untuk
pertama-tama saya mendapatkan kontrol serangan yang bisa diekseskusi dengan
mudah. Kerennya, adegan pertarungan Batman bukan sekadar dalam sudut pandang
orang ketiga sebagaimana game-game action lainnya, tapi juga dikombinasikan
dengan zoom yang memperlihatkan adegan slow-motion yang keren. Menurut saya hal
ini semakin membuat saya merasakan langsung menghajar penjahat sebagai Batman.
Joker lepas dari kawalan Batman. Awal mimpi buruk. | (sumber gambar: wallpaperno.com) |
Joker sekali lagi menjelaskan
melalui televisi, bahwa dia kini telah mengambil kendali Arkham Asylum secara
penuh. Dan dia tidak akan membiarkan Batman lolos dalam perangkapnya kali ini,
sembari menantang jagoan kita untuk bisa menangkapnya. Pintu gelombang listrik
yang sebelumnya dikunci Joker kini terbuka, membuka sebuah jalan bagi Batman
untuk mengejar Joker. Commissioner
Gordon sudah memperingatkan Batman bahwa itu jebakan bila Batman mencoba
mengejar Joker, namun Batman masa bodoh. Dan sembari Batman bergerak menelusuri
lorong mengejar Joker, muncul informasi di layar yang menyebutkan bahwa
character bio dari Commissioner Gordon sudah bisa diakses.
Elemen slow-motion ditambahkan dalam duel Batman dengan para tahanan. | (sumber gambar: amazon.com) |
Kembali ke permainan, saya pun
menelusuri koridor-koridor di depan saya dan mengetahui cara melempar Batarang.
Setelah menghajar dua orang tahanan, Batman tampak berkomunikasi dengn seorang
perempuan melalui earphone, yang diketahui sebagai Oracle. Batman menjelaskan
situasi yang terjadi di Arkham Asylum pada Oracle, dan Oracle mengatakan dia
akan membantu Batman. Dari character bio yang muncul saya ketahui bahwa Oracle
tak lain adalah Barbara Gordon, puteri Commissioner Gordon yang sebelumnya saya
kenal sebagai sosok di balik kostum Batgirl. Dalam bio itu tertulis bahwa
setelah Joker menembah kakinya hingga lumpuh dan tidak bisa beraksi lagi
sebagai Batgirl, Barbara membuat persona baru bernama Oracle, seorang pakar
internet dan membantu Batman melalui transmisi radio. Ya setidaknya itu yang
saya ketahui saat ini.
Di sepanjang permainan Batman akan dibantu oleh Oracle melalui sambungan radio. |
Saya naik ke lantai atas dan
menyaksikan apa yang terjadi bawah, di ruangan yang tidak bisa diakses dari
lantai bawah karena penghalang listrik. Tak tahu apa yang mesti saya lakukan,
saya pun menyalakan Detective mode atau Detective Vision, sebuah mode pandangan
berteknologi canggih yang memungkinkan saya melihat sekeliling saya secara
lebih detail. Mode ini merupakan salah satu fitur utama dalam Arkham Asylum
yang akan saya gunakan di sepanjang permainan.
Detective mode, fitur serba guna yang inovatif. |
Melalui Detective Vision, saya
melihat ada patung Gargoyle di dinding bagian atas di sisi lain ruangan yang
bisa dijangkau dengan grapple gun alias pistol pengait, salah satu gadget yang
menjadi ciri khas Batman. Layar TV akan menunjukkan tempat-tempat mana saja
yang bisa dijangkau dengan grapple gun dengan tanda lingkaran putih dan tulisan
R1, yang merupakan tombol untuk melemparkan grapple gun. Dan yeah, saya
meluncur ke atas pertama kalinya dan itu keren! Sayangnya saya terlalu
terburu-buru melakukan gliding alias meluncur ke bawah menyerang Zsasz,
sehingga Zsasz yang mengetahuinya langsung membunuh Mike. Inilah kegagalan
pertama saya dalam Arkham Asylum. Well, saya akui ini memalukan.
Batman berbicara dengan petugas polisi. |
Setelah penyergapan Zsasz, monitor-monitor di ruangan itu menyala, memunculkan sosok penjahat perempuan populer dalam serial Batman, Harley Quinn. Rupanya Harley Quinn adalah sosok yang dari tadi mengawasi melalui CCTV. Dialah yang telah meretas keamanan Asylum dan membantu Joker mengambil alih penjara itu. Harley Quinn telah menculik Warden Sharpie, dan dia sedikit menjelaskan rencana Joker menjadikan Batman sebagai tamu kehormatan dalam ‘pesta’nya. Pesan dari Harley Quinn berakhir saat dia menghancurkan kameranya. Well, menarik melihat sosok Harley Quinn yang tampil di luar kostum biasanya, di mana dia mengatakan dia mengenakan kostum baru. Dari character bio saya baru mengetahui latar belakang Harley Quinn yang ternyata dulunya dalah psikiater di Arkham Asylum yang terobsesi dengan kegilaan Joker, lantas jadi gila. Menyedihkan.
Harley Quinn menyandera pimpinan Asylum. | (sumber gambar: qsf5.com) |
Saya keluar di ujung lubang
ventilasi yang lain dan tiba di koridor yang mengarah ke ruang Decontamination
yang terkunci dari dalam. Rupanya di dalam ruangan itu Joker menyebarkan gas beracunnya
yang perlahan meracuni para polisi yang ada di sana. Saya pun bergerak cepat, dengan
grapple gun meluncur ke atas mencari jalan lain memasuki ruangan tersebut. Saya
kembali masuk ke lubang ventilasi dan mencapai ruang Decontamination. Di sini
saya beberapa kali menembakkan grapple gun dan melakukan gliding untuk
menyelamatkan para polisi dan tahanan dari gas beracun. Khusus untuk tahanan,
setelah saya selamatkan langsung saya pukul pingsan.
Batman membuka pintu lubang ventilasi seperti ini. |
Melewati Decontamination Room,
saya berlari menuju koridor Transfer Loop. Beberapa tahanan muncul menghalangi
jalan, yang dengan segera saya bikin jatuh. Terus menelusuri koridornya hingga
saya tiba di pintu besi bergambar wajah Joker. Pntu itu terbuka saat saya
mendekatinya dan ketika saya masuk, Joker ada di sana menyambut dengan tawa
jahatnya. Dia berdiri di atas kotak kontainer yang tergantung dengan rantai di
seberang ruangan. Sebelum Batman bergerak untuk menangkap Joker, si penjahat
yang selalu tersenyum itu membuka pintu kontainer besi di yang diinjaknya itu
dan muncul seorang lelaki besar dari dalamnya dengan kondisi tubuh yang
mengerikan, terlihat seperti monster.
Menghindari monster yang saya kira boss. |
Joker kelihatan kecewa melihat
monster itu terjatuh. Dia berkata pada dirinya sendiri kalau butuh subjek tes yang
lebih kuat. Dia lantas menantang Batman untuk menyerangnya saat itu juga, namun
Batman, sudah siap dengan Batarangnya, urung melakukannya. Joker yang sudah
menduga tindakan Batman lantas pergi dengan tawanya yang menyebalkan bersama
kontainer yang telah bergerak dan memasuki ruang Extreme Isolation. Seorang
polisi yang ada di sana lalu membuka penghalang listrik dan menjelaskan
situasinya pada Batman. Jagoan kita ini meminta polisi tersebut untuk membuka
pintu ke ruang Extreme Isolation, tapi yang muncul justru gambar Joker di
monitor komputer.
Joker tak henti-hentinya mengerjai Batman. |
Peta muncul di layar,
memperlihatkan arah yang mesti saya tuju. Oracle kemudian menelepon, dan Batman
mengatakan bahwa Gordon telah diculik dan Batman berjanji akan menyelamatkannya.
Setelah melumpuhkan dua tahanan, saya masuk ke dalam Holding Cell dan
mengaktifkan Detective Vision. Melalui Detective Vision, saya mendapatkan jejak
bau alkohol yang diminum Boles dan mengikutinya melewati koridor-koridor yang
ada. Bau alkohol Boles membawa saya ke Secure Transit, di mana saya dapati
Boles membawa Gordon dengan menaiki lift. Ada seorang polisi di depan lift dan
ketika Batman sedang menyelidiki wilayah lift, Harley Quinn tiba-tiba muncul di
depan lift, mengejek Batman lantas meledakkan lift.
Batman menembakkan Grapple Gun untuk meluncur ke atas. |
Baru ketika saya melihat dengan seksama, saya mengetahui kemana saya mesti bergerak dan mengarahkan Grapple Gun. Selain itu, ada bentuk pergerakan baru yang bisa dilakukan Batman yang memanjat celah dinding sembari bergerak ke samping menuju sisi yang lain yang tidak bisa dijangkau dengan melompat. Lingkungan di jalur lift yang saya lewati terlihat begitu kompleks, apalagi dalam kondisi gelap. Ini membuat saya mesti menyalakan Detective Vision untuk bisa melihatnya lebih jelas. Namun saya akui, lingkungan Arkham Asylum dalam game ini dibuat dengan begitu detail, menunjukkan betapa seriusnya Rocksteady selaku studio yang membuat game ini dalam mengerjakannya.
Adegan yang cukup menyayat hati. |
Saya tiba di koridor Cell Block Transfer, di mana beberapa tahanan tampak berjaga dengan senjata api di sana. Rupa-rupanya mereka mencegah siapapun untuk keluar dari Asylum. Saya mencoba menghadapi mereka langsung dari depan, namun mereka langsung menembak saya, membuat saya kehilangan banyak darah dan langsung berlindung di balik dinding. Batman bilang kalau menghadapi secara langsung sama saja dengan bunuh diri, karenanya dia mesti mencari cara lain melumpuhkan para tahanan. Kini saya sudah paham maksud ucapannya, dan dengan Grapple Gun, saya meluncur platform yang ada di atas para tahanan. Saya berhasil melintasi mereka dan mendarat di sebuah patung Gargoyle yang ada di belakang mereka tanpa mereka sadari. Rupanya ada tiga orang tahanan di sana.
Silent Takedown. |
Elemen ini mengingatkan saya pada serial Metal Gear Solid, dan elemen stealth yang ada dalam Arkham Asylum membuat saya semakin mengagumi game ini. Dan memang elemen ini sangat tepat masuk dalam game Batman, mengingat Batman memang seringkali melumpuhkan lawan-lawannya secara diam-diam, sebagaimana yang ditampilkan dalam film-filmnya. Dan sayangnya, aksi saya melumpuhkan tiga tahanan bersenjata tersebut merupakan aksi terakhir saya, karena waktu satu jam tanpa terasa telah habis, membuat saya tidak bisa melanjutkan permainan. Padahal ya... saya masih belum puas!
Arkham Asylum punya grafis yang mantap. | (sumber gambar: ampedgaming.com) |
Setiap karakter dalam Arkham Asylum juga digambar dengan begitu detail, mirip seperti manusia sungguhan. Lihatlah bagaimana tampilan Joker dan Harleqy Quinn yang aura jahatnya begitu terlihat. Memang kedua penjahat ini didesain dalam tampilan yang benar-benar baru, dengan beberapa penyesuaian dari kostum aslinya, tapi menurut saya hal ini berhasil dalam menciptakan karakter penjahat yang mereka wakili, walaupun hadir dalam sebuah serial Batman yang baru. Pun dengan Batman, meski kostumnya merupakan kostum standar, tidak mengikuti kostum keren yang ada di The Dark Knight, tapi saya tidak bisa protes. Kostum standar itu memang pas banget buat karakter si Batman dan karakternya yang dingin dan kelam begitu sempurna meski dalam format aslinya.
Mark Hamill begitu menghidupkan karakter Joker dengan suaranya. | (sumber gambar: psnation.com) |
Pun dengan musik dan efek suaranya, hmm, jempolan banget! Suara langkah kaki, benda-benda jatuh, benturan-benturan, gas, dan tembakan terasa seperti asli. Suara-suara yang terasa autentik seperti ini biasanya membuat saya lupa diri dan memang saya sudah lupa diri kalau sebenarnya saya sedang memainkan game Batman, bukannya berperan sebagai Batman. Apalagi musik latarnya yang beberapa kali berubah mengikuti mood permainan, menurut saya benar-benar brilian. Di satu sisi musik ini menimbulkan perasaan takut, terisolasi, dan suasana kelam lainnya, namun di satu sisi menimbulkan sebuah sensasi di mana saya mesti bergegas. Well, musik dan suara yang ada dalam game ini benar-benar membantu Arkham Asylum menjadi sebuah game yang paling terasa Batman-nya.
Kegilaan Joker adalah sentral cerita Arkham Asylum. |
Dan menurut saya merupakan sebuah keputusan yang tepat untuk membuat sebuah cerita yang berdiri sendiri, bukan merupakan adaptasi dari film layar lebar atau serial animasi sebagaimana yang ada pada game-game pertama Batman. Penceritaan Arkham Asylum pun menjadi bertambah kaya dengan adanya character bio, yang walaupun tidak berdampak pada cerita dalam gamenya, namun berhasil memberikan gambaran mengenai karakter-karakter yang berinteraksi dengan Batman. Mungkin ya pada awal-awal permainan saya sudah bisa menebak apa yang akan terjadi di Asylum, namun apa yang terjadi kemudian adalah apa yang tidak bisa saya bayangkan, dan saya dibuat penasaran dengan itu.
The Dark Knight versi video game. | (sumber gambar: playstationlife.net) |
Batman: Arkham Asylum memiliki gameplay yang sederhana sebagai sebuah game action-adventure. Dalam perspektif third-person atau orang ketiga, saya bisa melihat dengan jelas bagaimana aksi Batman menghajar para penjahat tanpa khawatir kelewatan momennya. Apalagi ada kombinasi slow-motion yang keren saat bertarung melawan para penjahat, membuat saya tidak akan bosan dengan pola beat’em up yang biasanya sangat monoton. Rocksteady tampaknya menyadari kelemahan genre ini dan memunculkan sebuah variasi yang menjadikannya begitu memuaskan. Entah bagaimana mereka melakukannya, tapi mereka berhasil.
Arkham Asylum kental dengan nuansa Batman. | (sumber gambar: craveonline.ca) |
Penggunaan gadget khas Batman menurut saya juga menjadi Arkham Asylum begitu menarik bagi jari-jari ini menekan tombol di kontroler. Walaupun dalam satu jam saya bermain saya baru menjumpai Batarang dan Grapple Gun, namun sudah cukup bagi saya untuk merasakan sensasi menjadi seorang Batman. Apalagi penggunaannya terbilang sederhana, dengan petunjuk pemakaiannya yang muncul di sepanjang permainan, membuat tidak butuh banyak waktu untuk mempelajarinya terlebih dulu. Tidak ada yang bisa mengalahkan kesenangan melemparkan Batarang ke arah gigi palsu Joker yang merangkak di sepanjang koridor. Mungkin bisa dibilang seperti inilah seharusnya video game tentang Batman dibuat.
Batman melempar Batarang. |
Kesimpulannya, Batman: Arkham Asylum merupakan sebuah pengalaman yang luar biasa menakjubkan bagi gamer action, khususnya penggemar serial superhero. Di sini saya bisa merasakan suasana yang begitu hidup, seolah-olah saya benar-benar menjadi Batman dan bahaya mengancam saat saya menyadari tengah terjebak di dalam rumah sakit jiwa penuh penjahat yang siap membalas dendam. Sama seperti The Dark Knight yang seakan menjadi standar baru dalam pembuatan film superhero yang benar-benar berhasil, Arkham Asylum kini telah menjadi sebuah standar yang tepat tentang bagaimana membuat game superhero adaptasi komik yang sanggup memuaskan para pemainnya.
Gliding seperti ini rasanya begitu menyenangkan. |
Karena memang Arkham Asylum adalah sebuah game yang mampu menggambarkan Batman dengan sangat baik. Seperti yang saya katakan sebelumnya, bila The Dark Knight adalah versi film adaptasi terbaik dari Batman, maka Arkham Asylum, atau mungkin tepatnya Arkham series, adalah versi game adaptasi terbaik dari salah satu superhero favorit saya ini. Dan saya tidak sabar menunggu game-game superhero lainnya yang mampu menangkap esensi dari superhero tersebut dan menampilkannya dengan baik dalam sebuah permainan video sebagaimana yang berhasil dilakukan Arkham Asylum.
Akhirnya, setelah satu jam bermain, saya pikir saya harus kembali memainkan game ini bila kondisinya memungkinkan. Memainkan game ini membuat saya merasa benar-benar menjadi seorang Batman dalam video game. Saya bisa menghajar penjahat dengan kerennya, bisa melayang dan mengendap dengan begitu wahnya, dan tentunya bisa sok cool dan misterius dalam kostum kelelawarnya. Tapi yang pasti alasan wajib kenapa saya harus memainkan game ini karena saya penasaran bakal seperti apa keseruan lain yang menunggu saya dan yeah, saya tidak sabar menangkap Joker. Dari skala 1 sampai 10, saya beri game ini nilai impresi 10 yang artinya sangat harus untuk dimainkan kembali. Dan artinya lagi, Arkham Asylum menjadi game pertama dalam artikel ‘Satu Jam Bermain’ di blog Gamer Jalanan ini yang mendapatkan nilai sempurna. Kalian setuju kan? (gj)
*NB: Gambar-gambar screenshot diambil dari YouTube.
No comments:
Post a Comment