Artwork Majora's Mask untuk Nintendo 3DS. |
HALO Sahabat Gamer! Saya Retro Lukman Gamer Jalanan, kembali di "Project Move On". Kali ini saya menampilkan kembali artikel review dari game The Legend of Zelda: Majora's Mask yang pernah tayang di blog lama sama, The Journey of Lukman. Majora's Mask merupakan sekuel langsung alias kelanjutan dari game Zelda yang saya ulas sebelumnya, Ocarina of Time. Selamat membaca!
Apa yang akan kalian lakukan apabila mengetahui tiga hari lagi dunia tempat kalian hidup akan mengalami kehancuran karena bulan menghantam bumi? Itulah yang dialami Link, sang jagoan kidal kita dalam serial The Legend of Zelda yang kembali beraksi setelah aksi heroiknya dalam Ocarina of Time.
Link serta merta mengejar Skull Kid, tanpa menyadari bahwa hidupnya segera berubah saat terjerumus jauh ke dalam gua gelap di Lost Woods yang membawanya ke sebuah dunia baru bernama Termina. Dia mendapati tubuh Hylian-nya berubah menjadi tubuh ras Deku akibat kutukan dari Skull Kid yang memakai topeng setan, topeng Majora.
Skull Kid bersama Tatl dan Tael, saat melepaskan kutukan topeng Majora. |
Alih-alih melepaskan diri dari kutukan dan mendapatkan kembali tubuhnya serta Epona, di dunia baru itu Link justru menghadapi kenyataan bahwa kiamat akan segera datang. Pasalnya bulan di atas Termina ikut mendapat kutukan dari topeng Majora dan akan segera jatuh di atas Clock Town tepat di hari perayaan panen.
Mau tidak mau Link harus berupaya menghentikan kutukan topeng Majora, menghentikan kiamat tersebut serta kembali ke wujudnya semula. Namun langkah Link tidak mudah, karena dia hanya punya waktu tiga hari sebelum bulan menghantam dan menghancurkan Termina. Mampukah Link melenyapkan kutukan topeng Majora dan menyelamatkan Termina dalam waktu yang sangat singkat tersebut?
Bulan di langit Termina yang terkena kutukan topeng Majora. |
The Legend of Zelda: Majora’s Mask menawarkan permainan baru tanpa meninggalkan kualitas permainan yang diperkenalkan pada Ocarina of Time. Game ini memperkenalkan sistem permainan yang disebut sistem tiga hari, di mana kita sebagai pemain gamenya harus bisa memanfaatkan tiga hari yang tersisa secara maksimal untuk menyelesaikan misi di empat kuil demi membangunkan raksasa yang bisa menahan bulan.
Seiring dengan keberhasilan misi, kita akan mendapatkan tiga buah topeng yang memiliki kekuatan tersendiri guna menghentikan kutukan Majora. Dengan topeng tersebut Link mampu berubah wujud menjadi tiga ras berbeda yaitu Deku, Goron, dan Zora yang masing-masing memiliki kemampuannya untuk memecahkan setiap teka-teki yang harus diselesaikan oleh pemain di sepanjang petualangan.
Perubahan wujud Link beserta alat musiknya. |
Misalnya, dengan tubuh bangsa Zora, Link bisa berenang dan mencapai markas bajak laut. Sementara dengan tubuh bangsa Goron, Link bisa berguling untuk menghancurkan batu besar. Lalu dengan tubuh bangsa Deku, Link bisa melayang di udara untuk sementara waktu dengan memegang bunga. Menarik bukan?
Apabila selama waktu tiga hari tersebut belum bisa menyelesaikan misi menghentikan kutukan Majora, kita bisa menggunakan Song of Time melalui Ocarina untuk kembali pada tiga hari sebelumnya. Uniknya, Ocarina akan berubah menjadi alat musik berbeda sesuai dengan topeng yang kita pakai.
Link dalam wujud Deku Scrub, memainkan lagu Song of Time. |
Apabila Link memakai topeng Deku, Ocarina akan berubah menjadi terompet, dengan topeng Goron akan berubah menjadi gendang. Sementara bila memakai topeng Zora, alat musik pemberian Zelda itu akan berubah menjadi gitar. Inilah perbedaan musik dari seri Ocarina of Time, di mana kini kita tidak hanya bisa memainkan Ocarina saja untuk keperluan menyelesaikan game, melainkan juga tiga alat musik yang sudah disebutkan di atas.
Bila dibandingkan dengan Ocarina of Time, dungeon yang harus ditelusuri oleh Link dalam game ini tergolong lebih sedikit yaitu hanya empat saja. Namun jangan salah, biarpun hanya empat dungeon utama yang harus diselesaikan sebelum akhirnya mencapai lokasi terakhir, batas waktu tiga hari yang diberikan akan terasa sangat menyulitkan dan bahkan bisa memaksa kita untuk mengulang permainannya dari awal lagi.
Batas waktu tiga hari ditampilkan di bagian bawah layar permainan. |
Sehingga hal ini benar-benar memaksa kita untuk berpacu dengan waktu agar bisa menyelesaikan game buatan Master Shigeru Miyamoto bersama Nintendo ini. Percayalah, bukan hal yang mudah untuk menyelesaikan satu dungeon saja dalam waktu yang diberikan. Pasalnya tiga hari dalam permainan itu tidak sama dengan tiga hari di dunia nyata! Tentunya ini menjadikan Majora’s Mask membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikannya dibandingkan dengan Ocarina of Time.
Sistem cuaca dan pemandangan indah nan lengkap pada Ocarina of Time seolah menjadi semakin lengkap pada sekuelnya ini. Pada Majora’s Mask, kita akan berhadapan dengan empat wilayah ekstrim yaitu rawa-rawa tempat kerajaan Deku, gunung bersalju tempat penduduk Goron, wilayah pantai dengan arus deras tempat kediaman Zora dan para bajak laut, serta bukit terjal tempat tinggal para hantu dan arwah-arwah gentayangan.
Anju dan Kafei, pasangan kekasih yang terpisahkan karena kutukan topeng Majora. |
Lebih dari itu, suasana yang ditampilkan akan menjadi makin gelap daripada yang ditawarkan oleh pendahulunya, dengan kisah tragedi yang menyedihkan. Musik latar dan juga pemandangan yang seolah mendukung dan melengkapinya menjadi semakin gelap dan kelam. Mungkin bisa dibilang ini adalah game The Legend of Zelda paling kelam yang pernah ada.
Kisah-kisah tragis dan mengharukan seperti kisah gitaris Zora yang meninggal guna menyelamatkan suara sang vokalis, kisah pemimpin suku Goron yang meninggal dalam upayanya mencairkan es yang menyengsarakan warganya, kisah sepasang kakak beradik yang diteror oleh setan, hingga kisah sepasang kekasih yang terpisah akibat kutukan topeng Majora pasti akan membuat kita bersedih.
Empat boss dalam Majora's Mask yang mesti dikalahkan. |
Belum lagi kisah persahabatan Skull Kid dengan para raksasa yang mengharukan. Dengan kisah-kisah yang mengitu sedih dan ironis tersebut, makin menambah kekelaman dari game ini. Maka jangan heran bila seri ini dianggap sebagai seri The Legend of Zelda yang paling kelam, sedih, dan gelap, yang bisa membuat kita bermimpi buruk karenanya.
Sebagai bagian dari serial Zelda, maka pemain akan menemukan banyak misi sampingan yang bisa diselesaikan. Misi-misi itu harus diselesaikan apabila pemain ingin mengumpulkan semua topeng yang ada guna mendapatkan topeng terhebat, Fierce Deity Mask. Topeng ini akan mengubah Link menjadi seorang prajurit dewasa dengan kekuatan super, namun tidak mampu mengendalikan kekuatan itu secara penuh.
Link setelah mengenakan topeng paling kuat, Fierce Deity Mask. |
Sistem Z-targeting yang diperkenalkan pada Ocarina of Time kembali hadir dalam seri ini, bedanya kali ini Link tidak ditemani oleh Navi, peri kita yang cantik itu. Sebagai gantinya, peri bernama Tatl yang sebelumnya berteman dengan Skull Kid dan mempermainkan Link yang akan menemani kita sepanjang petualangan di Termina. Tatl terpisah dengan Tael, saudaranya akibat keegoisan Skull Kid. Demi menyelamatkan saudaranya itu, peri yang angkuh dan sombong ini bersedia membantu Link.
Well, itulah yang bisa saya katakan mengenai salah satu game terbaik Zelda ini. Kualitas gambar dan musik yang menarik, kisah dan suasana tragis yang kelam, sistem permainan yang mengharuskan kita berpacu dengan waktu, kesemuanya itu menjadikan game ini sebagai salah satu mahakarya Nintendo yang tidak boleh terlupakan. Bintang sempurna saya berikan pada game ini sebagaimana yang saya lakukan pada Ocarina of Time. So, bagi yang pernah memainkan Ocarina of Time, memainkan Majora’s Mask adalah sebuah keharusan.
Game ini sendiri sejatinya rilis untuk konsol 64-bit Nintendo, Nintendo 64 alias N64. Namun sebagaimana Ocarina of Time, Majora's Mask kemudian di-remake alias dibuat ulang untuk konsol handheld Nintendo, 3DS dengan penambahan fitur 3D yang makin menghidupkan petualangan Link ini.
Majora's Mask benar-benar game Zelda yang paling kelam. |
Buat Sahabat Gamer yang sudah pernah memainkan game ini, bagaimana pendapat kalian? Jangan segan untuk menuliskannya di kolom komentar ya. Saya Retro Lukman Gamer Jalanan, sampai jumpa lagi di artikel Project Move On berikutnya. Salam Gamer! (gj)
No comments:
Post a Comment